Suara.com - Pada laporan PBB yang dirilis Senin (4/7/2019) mengungkapkan bahwa sesuatu mengejutkan terjadi. Ratusan peneliti yang bertanggung jawab pada laporan itu menyatakan bahwa saat ini, satu juta spesies di Bumi terancam punah.
Lebih dari sepertiga mamalia laut dan lebih dari 40 persen spesies amfibi termasuk dalam kategori yang mengkhawatirkan.
Laporan itu disusun lebih dari tiga tahun oleh ratusan ahli yang bekerja untuk badan penelitian yang berafiliasi dengan PBB.
Mereka mengambil lebih dari 15.000 penelitian dan sumber lain untuk melengkapi laporan tersebut.
Laporan yang berjudul Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) telah ditandatangani oleh perwakilan dari 132 negara anggota.
Para penulis mendesak pemerintah dunia untuk mengatasi penurunan keanekaragaman hayati secara global.
Tak hanya itu, para peneliti juga mendesak pemerintah di seluruh dunia berkomitmen bersama menghadapi perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Laporan tersebut didukung dari sebuah penelitian yang cukup mengagetkan.
Lebih dari sepertiga dari tanah dunia sekarang telah berubah menjadi lahan pertanian atau lahan produksi ternak.
Baca Juga: KLHK : Populasi Gajah di Indonesia Terancam Punah, Tinggal 2.000 Ekor
Dari tahun 1980 hingga tahun 2000, tercatat sebanyak 100 juta hektar hutan tropis telah hilang.
Hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia telah hilang karena dijadikan lahan ternak dan lahan pertanian seperti kelapa sawit.
Robert Watson selaku ketua panel sekaligus ahli kimia Inggris menjelaskan bahwa penurunan keanekaragaman hayati juga mengikis fondasi ekonomi manusia.
Sebagai contoh, ekosistem laut mengalami penurunan signifikan ketika suhu naik ke 2 derajat Celcius.
Terumbu karang yang hilang karena pemanasan dan pengasaman laut dapat menyebabkan jatuhnya perikanan komersial.
Itu juga akan mempengaruhi miliaran penduduk dunia yang tinggal di pesisir dan sangat bergantung pada hasil laut.
Berita Terkait
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
BBRI Gabung BUMI dan DEWA, Jadi Saham Idola Investor Sesi I IHSG Hari Ini
-
Pemprov Aceh Minta Bantuan PBB, Nasir Djamil: Bukan Berarti Pusat Tak Sanggup, Ini Misi Kemanusiaan
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa