Suara.com - Dari tahun ke tahun, ambisi manusia untul menginjakkan kaki di planet Mars kian memuncak.
Tak hanya organisasi pemerintah, seperti NASA, pihak swasta semisal SpaceX dan Amazon, juga tertarik untuk mengirimkan astronot ke Planet Merah. Bahkan, mereka sudah menyiapkan pesawat antariksa dan teknologi mutakhir untuk merealisasikan impannya tersebut.
Seperti dilansir futurism.com, menurut European Space Agency (ESA), Mars adalah planet yang sangat berbahaya untuk ditinggali manusia karena radiasi kosmik yang terlalu besar.
Sebagai informasi, manusia di Bumi sebenarnya terkena radiasi kosmik, tapi dalam jumlah sedikit, mengingat sebagian besar radiasi ditangkal oleh atmosfer dan medan magnet. Hal ini tentunya berbeda dengan kondisi Mars yang tidak memiliki lapisan pelindung tersebut.
Sebagai contoh, ESA mengamati kondisi astronot yang berada di International Space Station (ISS), yang bisa terkena radiasi hingga 200 kali lebih banyak ketimbang manusia di Bumi.
Dalam penelitiannya, ESA bahkan memperkirakan astronot yang menjalani misi menuju Mars terancam terkena radiasi hingga 700 kali lebih besar daripada di Bumi.
"Masalah sesungguhnya adalah besarnya ketidakpastian yang mengelilingi risiko ini," ujar fisikawan ESA, Marco Durante, Jumat (7/5/2018).
"Kami tidak memahami radiasi luar angkasa dengan sangat baik, dan efek jangka panjangnya juga tidak diketahui," imbuhnya.
Sebelum sampai pada kesimpulan tersebut, ESA terlebih dahulu bekerja sama dengan peneliti dari lima laboratorium akselerator partikel di Eropa untuk meneliti dampak dari radiasi kosmik serta mencari cara untuk mencegahnya.
Baca Juga: Setelah Air, NASA Akan Ungkap Temuan Penting Soal Planet Mars
Rencananya, ESA juga akan melakukan penelitian lanjutan soal radiasi kosmik ini pada peluncuran wahana antariksa Orion milik NASA pada 2020.
Nantinya, para peneliti akan memiliki kesempatan untuk meneliti radiasi di luar Bumi. Dalam uji coba yang dijadwalkan akan berlangsung di orbit Bulan tersebut, mereka akan meneliti paparan radiasi kepada boneka percobaan selama tiga minggu.
Sedangkan untuk penelitian pencegahan radiasi kosmik, saat ini penelitian yang dilakukan ESA telah menunjukkan proses yang cukup berarti. Untuk sementara, mereka menemukan fakta bahwa lithium efektif bisa melindungi material biologis dari paparan radiasi berbahaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Oppo A6 Pro Segera Masuk RI, HP Tangguh Jaminan 5 Tahun Tanpa Lag
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Sinematik di Tengah Keramaian, Bak Adegan Film
-
Vivo V60 Lite 4G dan 5G Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan
-
Xiaomi 17 Series Pecahkan Rekor Penjualan, 1 Juta Unit Laris Manis!
-
Terungkap Geekbench dan 3C, Snapdragon 8 Gen 5 Unjuk Gigi!
-
Komika Musdalifah Parodikan Jaden Smith, Bikin Heboh Di-repost Anak Will Smith
-
Huawei Mate 80 Series: Desain Kamera Baru, Pengisian Daya Super Cepat, dan Jadwal Rilis Terungkap!
-
Deddy Corbuzier Dicap Pelit Sama Istri dan Netizen, Begini Responsnya
-
TV Samsung Premium 2025: Pilihan Gamer dengan Refresh Rate hingga 240Hz dan Berteknologi AI
-
Targetkan 100.000 UMKM Siap Mendunia? Pelatihan AI Gratis dari ASEAN Foundation!