Suara.com - Pengisian bahan bakar roket, mayoritas produsen pesawat antariksa menggunakan hydrazine, kombinasi hidrogen. Padahal, bahan bakar tersebut tergolong zat yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Menanggapi masalah tersebut, NASA sedang mengembangkan bahan bakar alternatif yang lebih ramah terhadap lingkungan. Sebagai pengganti hydrazine, lembaga antariksa Amerika Serikat itu tengah menguji bakar yang merupakan campuran hidroksil amonium nitrat dengan oksidator yang dikembangkan oleh Air Force Research Lab.
Sebagaimana dikutip dari BGR pada Kamis (13/6/2019), bahan bakar berwarna merah muda ini diklaim NASA lebih aman bagi manusia ketimbang hydrazine.
Jika terpapar dengan hydrazine, seseorang bisa menderita iritasi kulit, kebutaan sementara, kejang-kejang, hingga koma. Pada tahapan yang lebih serius, bahaya hydrazine bisa merusak organ pada hati, ginjal, dan sistem saraf pusat yang bisa mengakibatkan kelumpuhan atau stroke.
Saking berbahayanya, petugas yang mengisi bahan bakar hydrazine harus memakai pelindung, termasuk sarung tangan tebal, baju pelindung hingga masker oksigen.
Hal ini berbeda dengan bahan bakar alternatif yang disiapkan NASA karena tidak memerlukan perlindungan seketat hydrazine.
Selain itu, bahan bakar baru untuk roket ini juga memiliki banyak keuntungan yang tidak dimiliki oleh pendahulunya karena pengisian bahan bakar bisa dilakukan ketika wahana antariksa masih dibangun, sehingga berdampak pada percepatan proses peluncuran.
"Wahana antariksa bisa diisi bahan bakar saat manufaktur, menyederhanakan proses di fasilitas peluncuran, yang berujung pada penghematan biaya," ungkap Prinicipal Investigator GPIM di Ball Aerospace Christopher McLean.
Menariknya, bahan bakar ini disebut-sebut lebih irit 50 persen daripada hydrazine, sehingga roket bisa terbang lebih jauh dengan jumlah bahan bakar yang sama. Oleh karena itu, bahan bakar ini diproyeksikan akan dipakai untuk perjalanan menempuh Mars.
Baca Juga: NASA Ingin Jadikan Stasiun Luar Angkasa Internasional Wahana Komersial?
Meski menjanjikan banyak keuntungan, namun kehadiran bahan bakar ini juga memberikan pekerjaan tambahan untuk para peneliti karena tim yang bertanggung jawab untuk bahan bakar juga harus merancang serangkaian hardware baru, mulai dari pembuatan tangki, filter, hingga semua pipanya penyalur bahan bakarnya agar bisa cocok dengan sistem propulsi baru.
Sebagai langkah awal, NASA berencana menguji coba bahan bakar alternatif ini di luar angkasa pada bulan Juni dengan menggunakan wahana antariksa Green Propellant Infusion Mission (GPIM) yang akan diluncurkan menggunakan roket Falcon Heavy milik SpaceX.
Jika semuanya berjalan dengan mulus, bahan bakar ini akan digunakan NASA untuk melanjutkan misi Artemis menuju Bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Komdigi Temukan Situs Coretax Palsu, Mirip Buatan DJP Kemenkeu
-
Komdigi Bidik 60.000 Orang Melek Digital, Lindungi Anak dari Konten Negatif Internet
-
Jelajahi Dunia Digital: Panduan Menggunakan Komputer untuk Semua Usia
-
6 Tempat Investasi Online untuk Pemula, Aman dan Cuan
-
Server MCP Microchip, Jembatan Akses Data Produk ke Tools AI dan LLM
-
5 Rekomendasi Smartwatch Murah untuk Lari, Harga di Bawah Rp500 Ribu
-
Cara Download Gambar dari Pinterest dengan Benar
-
Kenapa Tidak Banyak Orang Kidal? Ini Alasannya menurut Penelitian
-
36 Kode Redeem FF 23 November 2025, Diamond Gratis Hingga Karakter Digimon Cocok untuk Bernostalgia
-
23 Kode Redeem FC Mobile 23 November 2025, Kesempatan Raih Gelandang Sniper Xabi Alonso OVR 115