Suara.com - CEO Facebook, Mark Zuckerberg memberikan kesaksian di Kongres Amerika Serikat (AS) terkait rencananya meluncurkan mata uang kripto Libra, Rabu (24/10/2019) waktu setempat.
Salah seorang perwakilan Kongres dari Republik Demokratik Alexandria Ocasio-Cortez, mempertanyakan perihal kebijakan Facebook yang memungkinkan politisi berbohong saat membuat iklan. Sayang, Zuckerberg tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan.
Dilansir laman BuzzFeedNews, Bos Facebook itu tidak dapat menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan anggota kongres tersebut.
Anggota kongres tersebut mempertanyakan seberapa aman Facebook dalam penerapan Libra yang penuh risiko dengan melihat dari peristiwa kebocoran data yang terjadi belum lama ini.
Tidak sampai di situ, serangan Zuckerberg pun datang dari Ketua Kongres Maxine Waters (D-CA) menyampaikan keluhannya dengan Facebook dan menyatakan keraguan atas rencana cryptocurrency perusahaan. Dia pun kembali mengingatkan, peran platform media sosial tersebut dalam campur tangan pemilu Rusia pada 2016 atau keputusannya yang baru-baru ini untuk tidak mengecek iklan politik.
Waters mengungkapkan bahwa Facebook terlalu banyak mengalami kegagalan dengan berbagai masalah yang menyangkut kepentingan nasional, sehingga mempelopori mata uang baru berisiko mengguncang ekonomi internasional.
"Dengan semua masalah yang telah saya uraikan, dan mengingat ukuran dan jangkauan perusahaan, harus jelas mengapa kami memiliki keprihatinan serius tentang rencana Anda untuk membangun mata uang digital global yang akan menantang dolar AS," kata Waters sebagaimana dilansir laman The Verge.
Namun, kritikan ini telah diantisipasi Zuckerberg dengan mengatakan bahwa dia percaya bahwa Libra harus mulai dibuat. Meskipun begitu, dia mengakui jika Facebook bukan platform ideal saat ini.
"Kami telah menghadapi banyak masalah selama beberapa tahun terakhir, dan saya yakin orang-orang berharap itu siapa lagi jika bukan Facebook yang mengedepankan ide ini," katanya.
Baca Juga: Nadiem Jadi Mendikbud, Ini Tanggapan Praktisi Edutech
Di tempat lain dalam diskusi, Rep. Joyce Beatty (D-OH) "menyerang" Zuckerberg karena kurangnya pengetahuan tentang keragaman dan masalah periklanan di perusahaan. Beatty menanyai Zuckerberg atas laporan yangtelah dikirim komite dan menuduh dia belum membaca sama sekali.
"Anda berpikir ini adalah lelucon ketika Anda telah menghancurkan kehidupan banyak orang, mendiskriminasi mereka," kata Beatty.
Meskipun begitu, Zuckerberg menjawab anggota parlemen bahwa Facebook tidak akan setuju untuk bergerak maju pada proyek Libra sampai semua badan pengawas AS yang terlibat memberi lampu hijau.
Jika Libra memutuskan untuk bergerak maju tanpa persetujuan peraturan ini, Zuckerberg mengonfirmasi bahwa Facebook akan dipaksa untuk meninggalkan Libra.
Beberapa anggota parlemen, termasuk Waters dan Rep. Jesús García (D-IL), bahkan menyarankan bahwa berulang kali pelanggaran privasi dan kepercayaan pengguna Facebook, mempertanyakan apakah perusahaan harus dibubarkan sepenuhnya, sesuatu yang juga diminta oleh kandidat presiden 2020 Elizabeth Warren.
Facebook kini di bawah pengawasan lebih ketat daripada sebelumnya di Kongres AS. Sekarang, industri ini dipandang sebagai ancaman yang terus tumbuh yang perlu dikendalikan, bukannya dibebaskan.
Berita Terkait
-
Unggahan di Facebook Picu Kerusuhan, 4 Warga Bangladesh Tewas
-
Viral! Anak Durhaka Ini Jual Ibu Kandungnya Rp 10 Ribu di Facebook
-
Bantah Sebar Hoaks soal Papua, InsightID: Kami Dukung Persatuan Indonesia
-
Peneliti Facebook Kini Menterjemahkan Lewat Angka, Kok Bisa?
-
Bos Apple Kritik Mata Uang Digital Libra
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8
-
Makin Mudah, Final Fantasy 7 Remake Hadirkan 'Easy Mode' di Switch 2 serta Konsol
-
HP Murah Vivo Y21d Lolos Sertifikasi di Indonesia, Fitur Tahan Banting
-
NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket
-
Redmi Pad 2 Pro: Bocoran Spesifikasi Gahar, Baterai 12.000 mAh, Siap Meluncur Minggu Depan?
-
Tencent Tuduh Sony Memonopoli Game usai Digugat, Sebut Horizon Tidak Orisinal