Suara.com - Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA berhasil menemukan planet baru seukuran Bumi pertama yang memiliki potensi air cair.
Disebut TOI 700 d, TESS menemukannya saat memantau langit selama 27 hari dan melacak perubahan kecerahan dari ribuan bintang.
Salah satu dari ribuan bintang itu adalah TOI 700, bintang merah kecil berukuran sekitar 40 persen ukuran Matahari dan terletak 100 tahun cahaya di konstelasi Dorado selatan.
Ketika planet-planet yang mengorbit melewati TOI 700, TESS memonitor perubahan dan mencatat setiap garis redup di depan bintang.
"TESS dirancang dan diluncurkan secara khusus untuk menemukan planet seukuran Bumi yang mengorbit bintang di dekatnya," ucap Paul Hertz, direktur divisi astrofisika di Markas NASA, Washington.
TESS mengamati ada tiga planet yang mengorbit TOI 700. Pertama, TOI 700 b yang merupakan planet terdalam dengan ukuran hampir persis seperti Bumi, tapi kemungkinan berbatu dan menyelesaikan orbit setiap 10 hari.
Planet tengah yaitu TOI 700 c, berukuran 2,6 kali lebih besar dari Bumi, mengorbit setiap 16 hari, dan sebagian besar terbuat dari gas.
Planet ketiga, TOI 700 d, merupakan satu-satunya planet di zona layak huni bintang tersebut.
Planet ini mengorbit setiap 37 hari dan berukuran sekitar 20 persen lebih besar dari Bumi. Keberadaannya dikonfirmasi dengan teleskop Spitzer.
Baca Juga: 4 Peristiwa Luar Angkasa Terheboh 2019: Toilet Meledak, Gerhana Serigala
"Planet di sekitar bintang terdekat paling mudah ditindaklanjuti dengan teleskop yang lebih besar di luar angkasa dan di Bumi. Menemukan TOI 700 d adalah keberhasilan bagi TESS. Mengonfirmasi ukuran planet dan status zona layak huni dengan Spetzer adalah prestasi lain bagi Spetzer yang akan segera mendekati masa akhir operasi pada Januari ini," tambah Hertz.
Dilansir dari IFL Science, para ilmuwan telah memodelkan dua skenario potensial yang dapat dijadikan sebagai ciri-ciri dari TOI 700 d.
Salah satunya adalah planet yang tertutup samudera dengan atmosfer yang mirip dengan Mars awal, tetapi jauh lebih padat.
Yang kedua adalah versi Bumi saat dalam kondisi kering dan tidak berawan.
Kedua skenario ini menunjukkan suhu permukaan planet yang berbeda, tetapi para ilmuwan masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi skenario tersebut.
Penemuan ini telah dipresentasikan pada pertemuan American Astronomical Society ke-235 yang berlangsung pada 4 hingga 8 Januari di Honolulu, Hawaii.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari