Suara.com - Sebagian besar orang di seluruh dunia, saat ini mengisolasi diri mereka sendiri di rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Selama beberapa dekade, para astronot telah melakukan karantina untuk memastikan bahwa mereka bebas virus dan siap untuk diluncurkan ke luar angkasa.
Periode karantina ini dilakukan untuk memastikan bahwa para astronot tidak sakit atau menginkubasi penyakit ketika sampai di stasiun ruang angkasa.
Dilansir laman Space.com, lalu seperti apa sebenarnya bagi seorang astronot?
Pada saat penerbangan luar angkasa awal, ketika program Apollo NASA masih berlangsung, para astronot Apollo 7 jatuh sakit di luar angkasa karena pilek dan kehabisan obat. Permasalahan ini menjadi awal bagi NASA untuk menerapkan karantina sebelum penerbangan.
Saat itu, NASA pun mengkarantina awak Apollo 11, 12, 13, dan 14 di Mobile Quarantine Facility (MQF) setelah mereka kembali dari Bulan karena tidak ingin mencemari Bumi dan mungkin membawa penyakit Bulan.
Sampel Bulan yang dikumpulkan oleh para astronot, juga dikarantina dalam wadah yang dilindungi dan ditangani di fasilitas karantina terkontrol, dikenal sebagai Lunar Receiving Laboratory (LRL). Meski di sisi lain, upaya ini juga sebagian besar untuk mencegah bahan-bahan Bumi mencemari sampel Bulan.
Setelah pendaratan, para astronot tersebut menghabiskan 21 hari karantina di MQF. Mereka dibekali dengan perangkat komunikasi dan fasilitas penunjang lainnya.
Karantina yang dilakukan beberapa tahun kemudian setelah misi Apollo masih terus berlanjut. Selain karantina, astronot biasanya menjalani pemeriksaan fisik yang dikenal sebagai "L-10", yang dilakukan 10 hari sebelum diluncurkan. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa anggota kru tidak sakit atau terinfeksi sebelum diluncurkan.
Sedangkan karantina pra-penerbangan astronot pada hari ini dikenal sebagai "stabilisasi kesehatan". Meski sebutannya berubah, namun prosedur ini masih memiliki tujuan yang sama.
Baca Juga: Ini Tempat Teraman di Tengah Penyebaran Virus Corona
Para astronot menghabiskan dua minggu sebelum penerbangan dan mereka akan dikarantina di tempat tinggal mereka, yang berlokasi di Kennedy dan Johnson Space Center milik NASA, dan di Kosmodrom Baikonur Roscosmos di Kazakhstan selatan.
Selama periode dua minggu ini, para astronot tidak melakukan kontak langsung dengan siapa pun yang belum dibersihkan oleh ahli bedah penerbangan NASA.
Sementara di karantina, para astronot menghabiskan waktu mereka untuk mempersiapkan misi. Para astronot umumnya mempersiapkan mental, mempelajari prosedur penerbangan dan memastikan untuk beristirahat dan berolahraga.
Sementara itu, di tengah pandemi virus Corona ini, kemungkinan masa waktu karantina pra-penerbangan astronot akan menjadi lebih lama.
Masih belum diketahui secara pasti bagaimana prosedur karantina dapat berubah untuk penerbangan di tengah pandemi seperti ini, tetapi NASA sedang berusaha menangani virus tersebut.
Administrator NASA Jim Bridenstine telah mengamanatkan kepada semua personel misi yang tidak terlalu penting untuk bekerja dari rumah. NASA telah melakukan pembersihan permukaan, social distancing, membatasi kontak sosial bila memungkinkan, dan meminta anggota tim NASA yang sakit untuk tinggal di rumah.
Berita Terkait
-
Astronot Dikirim ke Luar Angkasa Saat Pandemi Corona, Begini Prosedurnya
-
Wabah COVID-19, NASA Hentikan Uji Megaroket SLS dan Kapsul Orion
-
Bakal Rampung Bulan Ini, RS di Pulau Galang Jadi Ruang Isolasi Pasien Covid
-
Begini Cara Astronot Menangani Penyakit di Luar Angkasa
-
Hore! Kini Siapapun Bisa Menikmati Pengalaman Bak Astronot di Gravitasi Nol
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari
-
6 HP Snapdragon 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan, Cocok untuk Gaming Ringan
-
5 Rekomendasi Tablet dengan SIM Card untuk Hadiah Natal Anak
-
5 HP Snapdragon RAM 8 GB untuk Multitasking Lancar Harga Rp2 Jutaan
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis