Suara.com - Five-hundred-meter Aperture Spherical radio Telescope (FAST), memang baru beroperasi secara resmi di China pada Januari 2020 lalu. Selama masa pembuatannya, teleskop radio single aperture terbesar di dunia ini sudah melakukan ratusan penemuan penting bagi ilmu pengetahuan.
Bahkan, studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences (CAS) menyimpulkan bahwa teleskop ini memiliki kegunaan lain, yaitu mencari kehidupan alien.
Studi ini melibatkan para anggota FAST Collaboration, mulai dari CAS, University of California Berkeley, SETI Institute, dan lain-lain. Sementara Di Li dari CAS Key Laboratory of Fast didapuk jadi pemimpin studi. Hasil studinya sendiri sudah dimuat dalam Astronomy and Astrophysics.
Dalam studi tersebut, dibahas beberapa keunggulan yang dimiliki FAST yang bisa digunakan untuk mencari kehidupan lain di Tata Surya. Karena permukaan utamanya yang mencapai 500 meter, hingga saat ini FAST tercatat sebagai teleskop radio terbesar di dunia yang bisa mengakses area langit lebih luas, ketimbang teleskop Arecibo di Puerto Riko.
"Keunggulan utama FAST adalah cakupan area pengumpulan obyeknya yang efektif. Bersamaan dengan receiver berteknologi tinggi, FAST menyediakan keunggulan terhadap sumber poin, yang merupakan sinyal SETI," tutur Li seperti dilansir laman Universe Today, Minggu (12/4/2020).
Selain itu, teleskop FAST juga dibangun dengan kemungkinan untuk membantu riset pencarian alien atau search for extraterrestrial intelligence (SETI). Untuk itu, Breakthrough Listen Initiative (BLI) telah meminta FAST untuk bergabung dengan National Astronomical Observatories (NAOC) pada 2016 lalu, bersama teleskop raksasa lainnya.
Sekadar informasi, BLI sendiri merupakan proyek senilai USD 100 juta yang diberi mandat untuk mencari kehidupan di dunia lain. Saat ini proyek tersebut mengandalkan tiga teleskop yaitu Green Bank Telecope, Parkes Radio Telescope, dan Automated Planet Finder.
Keunggulan teleskop FAST lainnya adalah receiver 19 beam yang dibawanya bisa meningkatkan sudut pandang untuk melihat obyek di luar Bumi. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding 7 beam yang digunakan teleskop Arecibo dan 13 beam yang digunakan teleskop Parkes.
Teleskop FAST juga dilengkapi hardware, software dan jaringan terbaru. Teknologi baru inilah yang memungkinkan FAST untuk mengumpulkan banyak data untuk beberapa tugas sekaligus.
Baca Juga: Lawan Covid-19, Apple dan Google 'Akur' Bikin Teknologi Pelacakan
Kabar baiknya, Li dan timnya juga sudah memikirkan apa yang ingin dicari oleh FAST. Salah satunya untuk meneliti exoplanet yang telah ditemukan oleh satelit TESS milik NASA dengan harapan bisa menemukan komunikasi extraterrestrial dengan sosok alien.
"Selain pencarian buta, kami akan menargetkan planet TESS dan galaksi Andromeda. FAST cukup sensitif untuk mendeteksi teknologi mirip manusia di planet TESS, misalnya dunia dengan radar yang lebih kuat dibanding Arecibo. Untuk jarak Andromeda, FAST bisa mendeteksi Kardashev type II atau kehidupan yang lebih kuat," tutup Li.
Berita Terkait
-
Pemburu Alien Klaim Temukan Fosil Penghuni Planet Mars
-
Wabah Virus Corona, NASA Hentikan Pengerjaan Teleskop Penerus Hubble
-
Wabah Virus Corona, Pengamatan Event Horizon Telescope Dibatalkan
-
Mantul! Gunakan Data Kepler, Mahasiswa Astronom Ini Ungkap 17 Planet Baru
-
Astronom Temukan Planet Raksasa Termuda Paling Dekat Bumi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Apa Itu Cloudflare, Kenapa Eror Jadi Penyebab Internet Lemot?
-
Langkah Praktis Menyatukan Kolom di Microsoft Excel Tanpa Menghapus Data
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Mega Charizard X ex Hadir Melalui Seri Terbaru Pokemon Game Kartu Koleksi "Kobaran Biru"
-
Pemulihan Pasca-Banjir Sumatra Layanan Telekomunikasi
-
Satu Dekade Shopee: Rayakan 10 Tahun Inovasi Digital, Hadirkan Fuji, dan Angkat Warisan Budaya
-
10 Aplikasi Lari Terbaik selain Strava, Fiturnya Tak Kalah Lengkap!
-
ITSEC Asia Tancap Gas: Ekspansi Global, Summit AI 2026, dan Misi Amankan Perempuan di Dunia Digital
-
YouTube Luncurkan Fitur Recap 2025, Tampilkan Kebiasaan Menonton Pengguna
-
Red Dead Redemption Resmi Hadir di Mobile, Netflix Games Jadi Penyokong