Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan bahwa gelombang kedua virus Corona (Covid-19), bisa terjadi di musim dingin atau sekitar akhir 2020 dan berpotensi lebih dahsyat daripada saat ini.
Robet Redfield, direktur CDC, mengatakan bahwa Amerika Serikat dapat menghadapi gelombang kedua virus Corona di akhir tahun karena itu akan berbenturan dengan dimulainya musim flu musiman.
"Ada kemungkinan bahwa serangan virus di Amerika pada musim dingin akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui saat ini. Kita akan mengalami epidemi flu dan virus Corona pada saat yang sama," ucap Redfield dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Selasa (21/4/2020).
Setiap tahun, umumnya di musim gugur dan musim dingin, influenza menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Amerika Serikat.
Influenza pada tahun 2018-2019 di Amerika Serikat membuat sekitar 490.600 orang harus menjalani rawat inap dan 34.200 orang meninggal dunia akibat flu.
Ditambah dengan virus Corona (Covid-19) yang saat ini sedang berlangsung di seluruh dunia, itu memberikan tekanan besar.
"Jika pandemi Covid-19 memuncak selama bulan-bulan musim dingin pada saat yang sama dengan flu musiman, itu bisa sangat, sangat, sangat, sangat sulit dalam hal kapasitas kesehatan," tambah Redfield, seperti dikutip laman IFL Science, Kamis (23/4/2020).
Meskipun tidak bisa dipastikan seberapa parah gelombang kedua Covid-19 atau kapan infeksi virus itu akan memuncak, para ilmuwan juga khawatir akan terjadinya gelombang kedua.
Menurut Francois Balloux, profesor Computational Systems Biology dan direktur UCL Genetics Institute di University College London, skenario paling masuk akal saat ini adalah pandemi Covid-19 akan menurun pada akhir musim semi di belahan Bumi utara dan kembali sebagai gelombang kedua di musim dingin.
Baca Juga: Disusun Rapi, Penampakan Meses di Roti Ini Bikin Takjub
Balloux memperkirakan itu bisa menjadi lebih buruk daripada yang kita alami sekarang. Itu bisa saja terjadi seperti pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 1918.
Berita Terkait
-
CDC Peringatkan Datangnya Gelombang Kedua Covid-19 di Musim Dingin
-
Lalai Laboratorium CDC Terkontaminasi Virus Corona, Ratusan Tes Gagal
-
Donald Trump Stop Pendanaan WHO, Ini Respons CDC
-
CDC Sebut Virus Corona Bisa Menyebar di Udara Hingga Jarak 4 Meter
-
Gelombang Kedua Covid-19, Ahli Sebut Indonesia Tak Perlu Khawatir
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
36 Kode Redeem FF 23 November 2025, Diamond Gratis Hingga Karakter Digimon Cocok untuk Bernostalgia
-
23 Kode Redeem FC Mobile 23 November 2025, Kesempatan Raih Gelandang Sniper Xabi Alonso OVR 115
-
58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
-
4 Ponsel Xiaomi Dapat Update HyperOS 3 Bulan Ini: Ada HP Murah POCO dan Redmi
-
5 Smartwatch Murah dengan GPS, Harga di Bawah Rp1 Juta Dapat Banyak Fitur
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 November: Klaim Glorious 111-115 dan Ribuan Gems
-
Update Harga POCO X7 Pro: Makin Murah Usai POCO X8 Pro Siap Rilis, Spek Ciamik
-
Xiaomi 67W Power Bank 20000 mAh Rilis di Pasar Global, Harga Terjangkau
-
Pakai Chip Kirin Terkuat, Huawei MatePad Edge Diklaim Dapat Saingi iPad Pro M5
-
Segera Rilis, Hasil Kamera Huawei Mate 80 Series Beredar ke Publik