Suara.com - Northwell Health tengah mengkaji ulang penggunaan ventilator di tengah tingginya angka kematian akibat Covid-19.
Jaringan rumah sakit terbesar di New York itu sedang melakukan analisis menyeluruh terhadap penggunaan ventilator, sembari merawat pasien Covid-19 yang diprediksi mulai masuk fase puncak pandemi.
Studi ini bermula ketika para ahli mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penanggulangan pasien Covid-19 yang selalu dipasangi ventilator karena akan memakan biaya yang sangat besar.
Bagi begitu banyak pasien virus corona, pemasangan ventilator mekanik seperti sebuah harga mati. Kendati sudah menggunakan ventilator, lebih dari dua pertiga pasien Covid-19 yang dirawat di fasilitas Kesehatan Northwell dinyatakan meninggal dunia dari Maret hingga awal April. Artinya, ventilator dinilai kurang efektif untuk dipakai oleh semua pasien Covid-19.
Padahal di awal pandemi, para ahli kesehatan mengkhawatirkan adanya kekurangan ventilator untuk mengintubasi pasien Covid-19 lantaran virus ini menyerang sistem pernapasan dan paru-paru.
Tetapi setelah melakukan beberapa diskusi medis, mereka justru takut jika ventilator digunakan secara berlebihan justru akan berkontribusi pada tingkat kematian akibat virus corona menjadi lebih tinggi.
“Satu teori adalah jika Anda memasangi beberapa pasien dengan ventilator, kemungkinan adanya iritasi paru-paru menjadi lebih besar. Itu adalah teori yang sedang kita bahas saat ini," kata Dr. Thomas McGinn, Wakil Kepala Dokter di Northwell Health, sebagaimana dikutip dari New York Post, Minggu (31/5/2020).
Saat ini, Northwell Health yang mengelola rumah sakit Lenox Hill, Long Island Jewish, dan Staten Island University, serta rumah sakit regional lainnya, sedang memeriksa 12.000 pasien Covid-19 yang dirawat pada Maret dan awal April. Sekitar 2.000 diantaranya menggunakan ventilator.
“Kami mencoba melakukan tinjauan retrospektif. Perdebatannya adalah, haruskah kita mencoba intervensi non-invasif lainnya? Sebuah pertanyaan besar adalah, bisakah Anda menunda memasangkan ventilator pada pasien atau bahkan tidak pernah memakainya?" jelas McGinn.
McGinn mengatakan, petugas medis Northwell sudah melakukan percobaan dengan ventilasi alternatif atau non-invasif, seperti memberikan oksigen kepada pasien melalui wajah atau hidung ketimbang ventilator mekanik dengan tabung invasif yang dimasukkan ke tenggorokan.
Baca Juga: Putus Hubungan, Mantan Warganet Ini Tagih Barang dan Biaya selama Pacaran
Cara seperti ini juga tidak ada jaminan kesembuhan dan membawa banyak risiko penyebaran virus kepada staf rumah sakit, jika napas pasien menyebarkan virus ke udara.
"Ini menempatkan perawat dan terapis pernapasan ke dalam risiko yang cukup tinggi," kata McGinn.
McGinn juga mengatakan, penelitian ini akan mengamati kasus-kasus pasien yang menggunakan ventilator hanya beberapa hari dan mereka yang menggunakan untuk jangka waktu yang lama.
Dia mengatakan bahwa pasien Covid-19 dengan usia lebih muda cenderung sembuh hanya dalam beberapa hari setelah dibantu ventilator. Sementara pasien yang lebih tua yang sudah membawa masalah jantung atau ginjal, sulit lepas dari ventilator karena menyakiti pernapasan mereka.
Intinya, McGinn meyakini bahwa ventilator digunakan sebagai pilihan terakhir bagi orang yang kesulitan bernafas.
“Ventilator tidak menyebabkan kematian. Mereka menyelamatkan hidup. Jika kita tidak memasangnya, mereka semua akan mati. Pertanyaan yang kami tanyakan adalah, pendekatan apa yang terbaik bagi mereka," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kenapa Covid-19 Bisa Sebabkan Pembekuan Darah? Ahli Beberkan Sebabnya
-
Viral Video Monyet Mencuri Sampel Darah Pasien Covid-19, Bikin Geger!
-
Hati-hati, Punya Diabetes Bikin Risiko Kematian Pasien Covid-19 Meningkat
-
Cerita Dokter Hamil yang Rawat Pasien Covid-19
-
Gawat! 50 Pedagang Pasar Klender Pernah Berkontak dengan Pasien Corona
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Whoop Band vs Smartwatch: Mana yang Terbaik untuk Pantau Kesehatan?
-
SIPD ASN Punya Fitur Apa Saja: Cek Bedanya dengan Info GTK
-
Penjualan iPhone 17 Series Laris Lampaui iPhone 16, Model Air Tak Sesuai Harapan
-
Cara Menggunakan Meta AI di WhatsApp, Ternyata Sangat Mudah!
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober: 26 Ribu Gems dan Paket 111-113 Menanti
-
Ciri-Ciri Player Dark System Game Mobile Legends, Musuh Tersembunyi yang Merusak Rank-mu!
-
Ditandu hingga Lakukan Prosesi Basuh Kaki, Video 'Pangeran' Gibran Tuai Perbincangan Netizen
-
Spesifikasi PC Jurassic World Evolution 3: Minimal RAM 16 GB dan Intel Core i5
-
3 HP Xiaomi yang Kompatibel Wireless Charging: Tak Perlu Repot Bawa Kabel
-
Indosat dan Komdigi Perkuat Registrasi eSIM dengan Teknologi Biometrik