Suara.com - Matahari menghasilkan semburan atau suar terbesar sejak Oktober 2017 selama akhir pekan, yang bisa menjadi indikasi bahwa siklus Matahari menjadi lebih aktif.
Semburan atau suar Matahari merupakan ledakan besar di atmosfer Matahari, dapat melepaskan energi yang sangat besar. Semburan Matahari memengaruhi semua lapisan atmosfer Matahari dan kebanyakan semburan terjadi di wilayah aktif di sekitar bintik Matahari.
Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan semburan Matahari, dapat memengaruhi ionosfer Bumi dan menganggu komunikasi radio serta satelit di luar angkasa.
NASA mencatat pada 29 Mei, semburan Matahari yang relatif kecil dari bintik Matahari dan mengirim radiasi berbahaya ke atmosfer.
Semburan ini diklasifikasikan sebagai kelas-M, yang mewakili bagian tengah dalam hal kekuatan semburan Matahari, lebih kuat dari semburan kelas-C, tetapi tidak sekuat semburan kelas-X yang dapat menyebabkan pemadaman radio.
Setiap kelas sepuluh kali lebih kuat dari sebelumnya. Ini dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas-A, kelas-B, kelas-C, kelas-M, dan kelas-X. Bahkan ketika semburan mencapai kelas-X, masih ada sepuluh klasifikasi dalam pengukuran itu, di mana masing-masing sepuluh kali lipat daripada yang sebelumnya. Selama maksimum semburan terakhir pada 2003, sensor mendeteksi kelas-X28.
Dilansir dari Independent, Selasa (2/6/2020), semburan kelas-M ini dilaporkan menyebabkan pemadaman radio kecil dan diikuti oleh semburan kelas-C yang lebih kecil sekitar tiga jam kemudian. Selama 48 jam terakhir juga telah dicatat bahwa semburan kelas-B yang lebih kecil terlihat di Matahari.
Meskipun semburan ini tidak cukup kuat untuk melewati penanda pada titik di mana NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) harus mengeluarkan peringatan untuk prakiraan cuaca luar angkasa, karena Matahari berada dalam "minimum Matahari" ini bisa menjadi pertanda bahwa bintang raksasa itu menjadi lebih aktif.
Matahari memiliki siklus 11 tahun alami, di mana aktivitasnya meningkat dan menurun. Aktivitas kuat dari Matahari dapat mengirim letusan energi ke luar angkasa dengan efek yang terlihat di Bumi, seperti aurora atau menganggu komunikasi radio dan dalam kasus ekstrem dapat memengaruhi jaringan energi.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Arti Kaleng Kosong dalam Bahasa China Ini Bikin Kaget
Para ilmuwan perlu tahu kapan siklus Matahari ini terjadi untuk melindungi komunikasi radio di Bumi serta memastikan keamanan para astronot dan satelit di luar atmosfer Bumi.
Para ilmuwan membutuhkan enam bulan pengamatan Matahari dan pengukuran bintik Matahari, untuk mengetahui kapan minimum telah terjadi dan itu bisa memakan waktu enam bulan atau bahkan setahun setelahnya untuk mengetahui kapan itu telah dilewatkan.
Berita Terkait
-
Dua Gerhana, Ini Fenomena Langit di Indonesia Sepanjang Juni 2020
-
Rusia Heran, Amerika Kok Girang SpaceX Sukses Bawa Astronot ke Antariksa
-
Capai Orbit, Astronot NASA Bagikan Seperti Apa Kabin Crew Dragon
-
SpaceX Kembali Coba Antar 2 Astronot Amerika Serikat ke ISS Pagi Nanti
-
Waduh, NASA Temukan Buaya di Landasan Peluncuran Pesawat!
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Andalkan Snapdragon 7s Gen 4, Segini Skor AnTuTu Redmi Pad 2 Pro
-
Teaser Beredar, Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition Siap Rilis
-
23 Kode Redeem FC Mobile 3 November: Dapatkan Pemain OVR 113, Gems, dan Rank Up Token Gratis!
-
Bracket dan Hasil Playoff MPL ID S16: ONIC Jadi Juara, AE Nomor 2
-
23 Kode Redeem FF 3 November: Segera Klaim Skin M1014, SG2 One Punch Man, dan Bundle Eksklusif!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
TikTok Rilis Dua Fitur AI Baru: Permudah Kreator Mengolah Konten
-
Philips Siap Hadirkan HP Baru, Desain Mirip iPhone
-
2 Cara Mudah Ngeprint Dokumen dari iPhone, Tutorial Cepat Anti Ribet!
-
Kehidupan di Palung Terdalam: Temuan Moluska Purba Ungkap Rahasia Evolusi Laut?