Suara.com - Para ilmuwan di University of Colorado Boulder telah mengembangkan tes virus Corona (Covid-19) berbasis air liur yang portabel dan mampu memberikan hasil dalam 45 menit. Tes semacam ini diharapkan dapat diterapkan di lingkungan masyarakat seperti sekolah dan pabrik.
"Kami menghadapi kekurangan pengujian tes Covid-19 di negara ini karena lebih banyak orang ingin diuji dan laboratorium diagnostik kewalahan. Kami telah mengembangkan tes yang bisa memberikan hasil kepada orang dengan lebih cepat," kata Nicholas Meyerson, postdoctoral associate di Sawyer Lab di BioFrontiers Institute, University of Colorado, seperti dikutip dari Medical Xpress, Jumat (24/7/2020).
Pengujian dirancang untuk skrining secara luas agar membantu mengidentifikasi individu tanpa gejala. Penelitian yang dipublikasikan di arsip online MedRxiv.org ini menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi virus tetapi tanpa gejala, berkontribusi sebanyak 70 persen dalam kasus Covid-19 dan masih dapat menyebarkan penyakit.
Dalam pengujian baru ini, orang yang menjalani tes akan meludah ke dalam tabung yang telah disediakan dan kemudian menyerahkannya kepada staf penguji. Proses pengujian melalui sistem sederhana yang membutuhkan lebih dari pipet, sumber panas, dan campuran enzim.
Jika sampel orang tersebut berubah dari warna merah muda ke kuning, maka hasil tes positif. Tetapi jika tidak berubah, maka itu negatif.
"Setiap tes yang telah disetujui hingga saat ini mengharuskan pengambilan sampel, bahkan jika itu menggunakan air liur, diproses di laboratorium diagnostik klinis atau kantor dokter menggunakan peratalan canggih akan memakan waktu hingga sembilan hari," kata Profesor Sara Sawyer, ahli virologi di Departemen Milekul Seluler dan Biologi Perkembangan yang memimpin pengembangan tes.
Pengujian ini didasarkan pada teknologi yang dikenal sebagai reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP) yang sebelumnya digunakan, misalnya, untuk menyaring nyamuk untuk virus Zika di daerah terpencil di Amerika Selatan.
Setelah sampel dikumpulkan, itu akan dipanaskan untuk membebaskan genom virus yang ada dalam cairan uji. Sampel ini kemudian ditambahkan ke tiga tabung, masing-masing berisi campuran enzim khusus yang ketika dipanaskan hingga suhu tertentu, akan mengalami reaksi kimia saat bahan genetik dari Covid-19 tedeteksi.
Menurut Meyerson, tes diprediksi dengan akurasi 100 persen pada semua sampel negatif dan 29 dari 30 sampel positif diprediksi secara akurat.
Baca Juga: Oxford Belum Pede Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan Akhir 2020
Para penulis penelitian mencatat bahwa tes ini sedikit kurang sensitif daripada yang dilakukan di laboratorium klinis. Tetapi studi pemodelan komputer terpisah yang juga dilakukan oleh para ilmuwan di BioFrontiers Institute, menemukan bahwa perputaran cepat untuk pengujian jauh lebih penting untuk mengendalikan pandemi daripada sensitivitas tes.
"Pemodelan kami menunjukkan bahwa apakah tes itu sensitif atau super sensitif tidak terlalu penting. Yang penting adalah dilakukannya pengujian sesering mungkin, dengan hasil tes yang dikembalikan atau dihasilkan secepat mungkin, yang dapat mengidentifikasi lebih banyak orang yang terinfeksi lebih cepat dan dapat membatasi infeksi baru," kata Roy Parker, direktur BioFrontiers Institute.
Tim ilmuwan juga bekerja sama dengan Venture Partners di University of Colorado Boulder, telah menciptakan perusahaan spin-off Darwin Biosciences, untuk mengkomersilkan tes tersebut. Perusahaan ini juga mengerjakan tes cepat yang dapat dilakukan secara mandiri, yang dikenal sebagai SickStick yang memiliki cara kerja seperti tes kehamilan di rumah.
Berita Terkait
-
Ilmuwan China Kembangkan Alat Tes Covid-19 Baru, Cepat dan Akurat!
-
Unik, Burung Andean Condor Bisa Terbang Tanpa Kepakkan Sayap Sejauh 172 Km
-
Ilmuwan Temukan Mikroplastik dan Serat Sintetis di Perut Hiu Dasar Laut
-
Unik, Analisis Penyebaran Covid-19 Lewat Konser
-
Hasil Uji Coba Menjanjikan, Vaksin Covid-19 Diprediksi Tersedia Desember
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Perdana, Bocoran vivo X Fold6 dan Jadwal Peluncurannya
-
Dari Kasir ke Dashboard: Semua Data Bisnis Kini Mengalir Otomatis dalam Satu Ekosistem Digital
-
30 Kode Redeem FF Terbaru 20 November 2025, Raih Emot dan Skin Groza Gratis
-
HyperOS 3 Hadir dengan 2 Versi: Android 15 dan Android 16 Tapi Ada Fitur yang Hilang, Upgrade?
-
5 HP Foldable dengan Layar Besar, Solusi untuk Produktivitas dan Streaming
-
Keren! Dosen Polines Ajak Petani Demak Bertani Pakai IoT, Wujud Nyata Program Diktisaintek Berdampak
-
23 Kode Redeem FC Mobile 20 November 2025, Dapatkan Paket Glorious 106-113 dan Rank Up
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam
-
LG Pastikan TV Lolos Standar Global Lewat 500 Tes Ketat