Suara.com - Penggunaan masker penutup wajah disebut sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Saat ini, banyak orang yang mengenakan masker wajah buatan sendiri, mengingat ketersediaan masker medis yang langka dan diprioritaskan untuk petugas medis.
Namun, argumen tentang kualitas dan standar masker penutup wajah buatan mendasari kontroversi belakangan ini dengan sebagian besar orang menganggap itu tidak efektif. Mengingat beragamnya masker penutup wajah buatan, para ilmuwan pun mencari cara untuk mengujinya dan mengetahui masker mana yang paling efektif.
Dilansir dari Science Alert, Selasa (28/7/2020), penting bagi pengguna masker penutup wajah untuk memahami apa yang dimaksud dengan efektif. Mengingat bahwa partikel virus Corona sekitar 0.08 mikrometer dan serat kain masker penutup wajah yang khas, memiliki celah sekitar 1.000 kali lebih besar (antara 1 dan 0,1 milimeter), "efektivitas" tidak berarti secara andal menjebak virus.
Tujuan dari memakai masker penutup wajah adalah untuk mengurangi jarak napas penggunanya menyebar dari tubuh. Jika orang tersebut terinfeksi Covid-19, ia dapat menghembuskan napas pada diri sendiri atau di dekatnya (dalam jarak satu meter) jauh lebih baik daripada meniupnya ke seluruh permukaan atau orang lain. Sehingga masker penutup wajah yang efektif tidak dimaksudkan untuk menghentikan penggunanya dari menangkap virus.
Jika orang ingin menghindari penularan virus sendiri, hal yang paling efektif untuk dilakukan adalah menghindari tempat ramai dengan idealnya tinggal di rumah, jangan menyentuh wajah, dan sering mencuci tangan.
Para ilmuwan juga memberikan cara untuk membandingkan desain atau bahan yang berbeda pada setiap masker penutup wajah dan melihat keefektifannya.
Cara termudah adalah dengan meminta seseorang yang menggunakan vape untuk mengenakan masker wajah dan memfilmkannya sambil menghembuskan uap. Cara ini akan menunjukkan bahwa napas orang tersebut diarahkan ke atas kepala, ke bawah menuju dada, dan di belakang. Napas juga bergolak, artinya meskipun menyebar, itu tidak pergi jauh.
Sebagai perbandingan, jika melihat gambar seseorang yang tidak mengenakan masker wajah dan bernapas, itu akan memperlihatkan pernafasannya sebagian besar maju dan turun dengan jarak penyebaran yang lebih jauh daripada dengan masker.
Tes semacam itu mungkin ideal untuk memeriksa berbagai desan dan kecocokan. Tes lainnya yang bisa dicoba adalah meniup lilin langsung menggunakan masker penutup wajah.
Baca Juga: Ilmuwan: Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Tak Siap Hadapi Kuman Luar Angkasa
Desain atau bahan masker yang membuat api paling sulit padam mungkin akan memberikan penghalang terbaik untuk memproyeksikan virus ke depan dan melalui masker penutup wajah. Tanpa peralatan yang lebih canggih, akan sulit untuk melakukan eksperimen sederhana lebih lanjut di rumah.
Namun, menggabungkan kedua tes di atas akan memberi penggunanya ide yang bagus tentang masker penutup wajah mana yang paling efektif jika tujuan penggunaannya adalah untuk menghindari kemungkinan infeksi pada orang lain.
Berita Terkait
-
Pertama, Ilmuwan Temukan Partikel Langka di Bawah Gunung Italia
-
Kocak! Warga Australia Gunakan Masker Anti Mainstream untuk Cegah Covid-19
-
Uji Tingkat Efektivitas Masker untuk Cegah Virus Corona, Lakukan 2 Cara Ini
-
Pernikahan Massal di Kuil Bersejarah Lebanon
-
Jangan Pernah Pakai Face Shield Tanpa Masker, Ini Risiko Bahayanya
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Update Aplikasi Keamanan HyperOS Resmi Dirilis, Ini Daftar Peningkatannya
-
5 Pilihan HP Snapdragon 870 Termurah di Bawah Rp2 Jutaan, Anti-Lag Setara Ponsel Flagship
-
10 Rekomendasi HP Tangguh untuk Driver Ojol: RAM Besar, Harga 1 Jutaan
-
Bukan Cuma Reno 15, Oppo Bocorkan "Si Bungsu" Reno 15c yang Fokus Desain Trendi, Kapan Rilis?
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 18 November 2025: Dapatkan Skin, Bundle, Diamond, dan Emote Gratis!
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 November 2025, Klaim Hadiah Gratis Sekarang!
-
Indonesia AI Day: Indosat Percepat Lahirnya Talenta AI dari Perguruan Tinggi
-
BCA Rilis Aplikasi myBCA versi Smartwatch, Bisa Apa Saja?
-
Harga Spotify Premium di Indonesia Makin Mahal Gegara AI, Cek Daftar Harga Barunya
-
15 Kode Redeem FC Mobile 17 November: Dapatkan Ribuan Gems dan Anniversary Pack