Suara.com - Menurut penelitian terbaru dari data yang dikumpulkan pesawat ruang angkasa NASA, tata surya rupanya berbentuk seperti roti croissant yang kurang mengembang sempurna. Dideskripsikan seperti ini karena tata surya dikelilingi gelembung ruang yang dikenal sebagai heliosfer, didominasi partikel bermuatan dan medan magnet.
Partikel angin Matahari yang mengalir keluar dari Matahari menghasilkan heliosfer, fungsinya menjaga semua planet tata surya, termasuk Pluto agar terlindung dari sinar kosmik galaksi dan peristiwa energetik lainnya.
Mengukur bentuk dan ukuran heliosfer adalah tugas yang cukup sulit. Untungnya, NASA memiliki pesawat ruang angkasa yang berada di luar heliosfer, yaitu Voyager 1 dan Voyager 2. Dengan menggunakan data dari kedua pesawat ini, dan misi NASA lainnya, termasuk Cassini dan New Horizons, para ilmuwan menggunakan model komputer untuk memprediksi karakteristik heliosfer.
Sebagian besar ilmuwan sebelumnya percaya bahwa heliosfer berbentuk komet dengan ujung depan yang bulat dan ekor yang panjang. Namun, penelitian baru ini menunjukkan itu sebenarnya berbentuk seperti "croissant kempis", demikian menurut pernyataan baru NASA.
Bentuk yang tidak biasa diprediksi oleh penelitian ini adalah hasil dari kekuatan kompleks di dalam dan di luar heliosfer. Sehubungan penelitian ini, susunan heliosfer bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu partikel angin Matahari yang dialirkan dari marahari dan "ion penarik", sebuah partikel yang terionisasi di luar angkasa dan terangkat oleh hembusan angin Matahari.
Interaksi kompleks antara komponen yang berbeda ini pada akhirnya menghasilkan bentuk heliosfer tidak memanjang seperti komet, melainkan memiliki bentuk seperti bulan sabit yang berputar-putar.
"Kita memiliki satu komponen yang sangat dingin dan satu komponen yang jauh lebih panas, ion penarik. Jika kita memiliki cairan dingin dan cairan panas, lalu menaruhnya di luar angkasa, keduanya tidak akan bercampur, sebagian besar akan berevolusi secara terpisah. Apa yang kami lakukan adalah memisahkan kedua komponen angin Matahari ini dan memodelkan bentuk heliosfer 3D yang dihasilkan. Karena ion penarik mendominasi termodinamika, semuanya sangat bulat. Tapi karena keduanya meninggalkan sistem dengan sangat cepat, seluruh heliosfer mengempis," kata Merav Opher, penulis utama, ilmuwan NAS, dan profesor astronomi di Universitas Boston.
Dilansir dari IFL Science pada Jumat (7/8/2020), heliosfer membantu melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi yang merusak, sehingga semakin banyak yang diketahui tentangnya dan bentuk heliosfer, maka itu akan semakin membantu manusia dalam mencari kehidupan di sistem bintang lain. Penelitian ini sendiri telah diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy pada Maret 2020.
Baca Juga: Astronom Sebut Mestinya Ada Tujuh Planet Layak Huni di Tata Surya
Berita Terkait
-
4 Cara Memilih Sepatu Sesuai Bentuk Kaki, Pahami Kebutuhan demi Kenyamanan
-
NASA Pantau Pelemahan Medan Magnet Raksasa di Atlantik Selatan
-
Rover NASA Temukan Batu Misterius di Mars, Diduga Berasal dari Luar Planet
-
Blue Origin Sukses Luncurkan Misi Mars, Gendong 2 Wahana Antariksa NASA
-
Link Live Streaming Supermoon 5 November 2025: Amati 'Fenomena Bulan Besar' Lebih Dekat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
56 Kode Redeem FF 13 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Update Lelang Sultan Global
-
Xiaomi Diduga Kuat Membatalkan Peluncuran Poco X8 dan Poco F8 Reguler, Kok Bisa?
-
20 Kode Redeem FC Mobile 13 Desember 2025: Bocoran Komentator Indonesia Valentino Jebret di Game
-
Monitor Gaming WOLED 27 Inci Terbaru: Desain Nyaris Tanpa Bezel dan 280Hz
-
Oppo Sulap Flagship Store Ini Jadi "Third Living Space" Futuristik Lengkap dengan Robot AI!
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
5 Subwoofer Neumann KH Terbaru Hadir dengan Teknologi DSP dan Dukungan AoIP Modern
-
Spin-off InfraNexia Resmi Disetujui, Telkom Percepat Transformasi Infrastruktur Digital Nasional
-
Google Menyiapkan Disco, Peramban Eksperimental Berbasis AI untuk Ciptakan Aplikasi Web Instan
-
4 Rekomendasi Smartwatch Advan Rp 100 Ribuan, Sudah Tahan Air dan Ada Fitur Ibadah