Suara.com - Ahli penyakit menular terkemuka Amerika Serikat Dr. Anthony Faucy, mengungkapkan keraguan atas keamanan dan keefektifan vaksin virus Corona (Covid-19) milik Rusia, yang diklaim telah disetujui.
"Saya berharap Rusia benar-benar membuktikan secara definitif bahwa vaksin itu aman dan efektif. Saya sangat meragukan bahwa mereka telah berhasil melakukan itu," kata Fauci kepada ABC News, seperti dikutip dari New York Post, Kamis (13/8/2020).
Fauci mengatakan bahwa memiliki vaksin dan membuktikan vaksin itu aman dan efektif adalah dua hal berbeda.
"Kami juga memiliki vaksin. Jadi jika kami ingin mengambil kesempatan untuk menyakiti banyak orang atau memberi orang lain sesuatu yang belum terbukti berhasil, kami juga dapat melakukannya, minggu depan jika kami mau. Tapi bukan seperti itu cara kerjanya," tambah Fauci.
Fauci mengatakan bahwa orang Amerika harus mengingat bahwa Amerika Serikat memiliki standar keamanan dan kemanjuran.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pihaknya menantikan untuk meninjau detail uji coba Rusia, menambahkan bahwa itu berhubungan dengan para ilmuwan dan otoritas Rusia.
Sementara itu, pakar lain lebih secara terbuka daripada Fauci dalam mengkritik vaksin Covid-19 Rusia yang disebut Sputnik V.
Dr Ohid Yaqub, dosen senior di Science Policy Research Unit di University of Sussex, Inggris, mengatakan bahwa vaksin "setengah matang" Rusia bisa "sedikit lebih baik daripada air" sehingga Putin bisa "mengibarkan bendera Rusia" karena uji coba fase III tampaknya tidak dilakukan.
"Saya berharap negara-negara lain tidak tertarik pada nasionalisme vaksin seperti itu. Semakin sedikit pengembangan vaksin yang terlihat seperti ini, semakin baik. Pengambilan keputusan harus dipublikasikan secara terbuka untuk dicermati. Belum pernah terjadi sebelumnya untuk sepenuhnya melewatkan uji coba fase III seperti ini dalam pengobatan modern," kata Dr Ohid Yaqub.
Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Vaksin Covid-19 Rusia Diklaim Putin Sudah Disetujui
Ia menambahkan bahwa ada cara lain untuk mengendalikan penyakit ini tanpa harus mengambil risiko itu.
"Kami belum pada tahap di mana kami harus mulai memberikan vaksin setengah matang. Dan di sisi kemanjuran, Anda berada pada tahap di mana Anda mungkin memvaksinasi orang dengan sesuatu yang tidak jauh lebih baik daripada air," tambahnya dalam mengkritik vaksin tersebut.
Profesor Francois Balloux, ahli biologi di University College London, juga mengecam Putin karena tindakannya yang dianggap sembrono dan bodoh.
"Vaksinasi dengan vaksin yang diuji secara tidak tepat adalah tidak etis," kata Balloux kepada The Sun.
Profesor Keith Neal, ahli epidemiologi di University of Nottingham pun menyuarakan hal serupa.
"Tidak mungkin untuk mengetahui apakah vaksin Rusia terbukti efektif tanpa menyerahkan makalah ilmiah untuk dianalisis dan kemudian mungkin ada masalah pada kualitas data," ucap Neal.
Rusia menolak kritikan tersebut dan menyebutnya sebagai "perang informasi". Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan bahwa tuduhan mengenai vaksin itu tidak aman adalah sesuatu yang tidak mendasar dan dipicu oleh persaingan.
"Tampaknya kolega asing kami merasakan keunggulan kompetitif spesifik dari vaksin Rusia dan mencoba mengungkapkan pendapat yang menurut kami sama sekali tidak mendasar," kata Murashko.
Ia menambahkan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute itu akan diberikan secara sukarela.
"Paket pertama vaksin medis penangkal virus Corona akan diterima dalam dua pekan ke depan, utamanya untuk dokter," tambahnya.
Putin mengatakan, kementerian Kesehatan memberi lampu hijau untuk vaksin setelah menjalani tes yang diperlukan dan mengklaim salah satu anak perempuannya juga telah mendapatkannya.
"Kita harus berterima kasih kepada mereka yang telah mengambil langkah pertama ini, yang sangat penting bagi negara kita dan seluruh dunia," kata Putin.
Tidak ada bukti yang diberikan dan para ilmuwan di Rusia memperingatkan bahwa pengujian tambahan akan diperlukan untuk membuktikan keamanan dan keefektifannya. Namun, para pejabat Rusia mengatakan, vaksinasi dokter dapat dimulai paling cepat bulan ini dan vaksinasi massal dapat dimulai paling cepat pada Oktober.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Dikonfirmasi, Tablet Oppo Pad 5 Siap Rilis Global pada 16 Oktober
-
Skor AnTuTu Snapdragon 8 Elite Gen 5 Terungkap, Tembus 4 Juta Poin
-
Film Pangku Dapat Penghargaan, Meme Fedi Nuril Pakai Eyeliner tapi Menang Beredar
-
58 Kode Redeem FF Terupdate 27 September: Klaim Diamond, Bundle, dan Skin Cobra
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terupdate September: Raih Pemain 109-113 dan 30.000 Gems
-
8 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis, Cuma Main HP sambil Rebahan Bisa Dapat Uang
-
Bocoran Video Ungkap Kamera 200MP di vivo V60e!
-
Xiaomi 17 Varian 1 TB Hadir pada Oktober, Harga Dibanderol Miring
-
Pelaku Industri ICT dan Digital Kompak Dukung Percepatan Digitalisasi Nasional Indonesia
-
Sony RX1R III Meluncur, Kamera Kompak Full-Frame 61MP Berteknologi AI dan Lensa ZEISS Sonnar