Suara.com - Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono, menilai larangan masuk bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditetapkan pemerintah Malaysia, sebagai bentuk diskriminasi.
Pandu menyebut hal itu diskriminasi sebab hanya diberlakukan Malaysia terhadap Indonesia, India, dan Filipina yang dicap sepihak sebagai negara yang buruk dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Kelihatannya Malaysia melakukan diskriminasi atau selektif hanya pada warga negara tertentu, ini yang menjadi pertanyaan, artinya brand image Indonesia di banyak negara itu termasuk negara yang belum dikatakan aman," kata Pandu dalam diskusi Crosscheck Medcom, Minggu (6/9/2020).
Meski begitu, dia tidak menyalahkan pemerintah Malaysia, sebab menurutnya kondisi penanganan pandemi di Indonesia memang belum maksimal, sehingga ini menjadi alarm bagi pemerintah Indonesia.
"Kita harus serius karena mewujudkan negara ini aman, kalau tidak dampaknya bisa saja nanti kalau kita masih belum menyelesaikan, penduduk Indonesia akan dilarang pergi," ucapnya.
Larangan masuk Malaysia juga dikhawatirkan akan mempengaruhi negara lain melakukan hal yang sama terhadap Warga Negara Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri.
"Misalnya untuk ibadah umroh, Arab Saudi sudah mengizinkan, tapi jamaah Indonesia akan mengalami kesulitan, persyaratannya jauh beda dengan warga negara lain," tuturnya.
"Masalah lain, orang tidak mau ke Indonesia atau dilarang, jangan ke Indonesia, negeri itu belum aman kecuali anda ingin mati di Indonesia, bisa seperti itu dahsyatnya dari masalah pandemi ini karena memang diatur," kata Pandu menambahkan.
Diketahui, saat ini pemerintah Malaysia telah menerapkan kebijakan larangan masuk bagi Warga Indonesia, Filipina, dan India yang akan mulai berlaku pada Senin (7/9/2020). Larangan akan berlaku untuk Penduduk Permanen (PR), pemegang tiket Malaysia My Second Home (MM2H), ekspatriat dari semua kategori, mereka yang memiliki izin tinggal, visa pasangan dan pelajar yang merupakan warga negara dari masing-masing negara.
Baca Juga: Paus Fransiskus Himbau Manusia Beri Waktu Bumi Beristirahat
Berita Terkait
-
Vaksin Bisa Buat Kondisi Kembali Normal? Satgas: Belum Ada Penelitiannya
-
Dunia Pasca Pandemi: Ancaman Rezim Totaliter, Resesi, dan Pemanasan Global
-
Amankah Mendapat Vaksin Flu di Tengah Pandemi Covid-19
-
Selain Imunisasi, Pandemi Covid-19 Juga Ganggu Layanan Kesehatan Lainnya
-
Masker Unik Ala Lady Gaga
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Apa Itu Cloudflare, Kenapa Eror Jadi Penyebab Internet Lemot?
-
Langkah Praktis Menyatukan Kolom di Microsoft Excel Tanpa Menghapus Data
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Mega Charizard X ex Hadir Melalui Seri Terbaru Pokemon Game Kartu Koleksi "Kobaran Biru"
-
Pemulihan Pasca-Banjir Sumatra Layanan Telekomunikasi
-
Satu Dekade Shopee: Rayakan 10 Tahun Inovasi Digital, Hadirkan Fuji, dan Angkat Warisan Budaya
-
10 Aplikasi Lari Terbaik selain Strava, Fiturnya Tak Kalah Lengkap!
-
ITSEC Asia Tancap Gas: Ekspansi Global, Summit AI 2026, dan Misi Amankan Perempuan di Dunia Digital
-
YouTube Luncurkan Fitur Recap 2025, Tampilkan Kebiasaan Menonton Pengguna
-
Red Dead Redemption Resmi Hadir di Mobile, Netflix Games Jadi Penyokong