Suara.com - Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) meninjau temuan bertentangan terbaru seputar remdesivir, meskipun obat tersebut tetap menjadi pilihan pengomatan untuk pasien virus Corona (Covid-19) di Singapura.
Peninjauan ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan hasil sementara uji coba pada 15 Oktober.
Hasil uji coba WHO menunjukkan bahwa remdesivir memiliki sedikit atau tidak memberikan efek, pada berapa lama pasien Covid-19 berada di rumah sakit atau pada peluang pasien untuk bertahan hidup.
Karena itu, tim terapeutik Covid-19 NCID secara aktif meninjau laporan akhir dari uji coba pengobatan Covid-19 adaptif United States National Institutes of Health (ACTT1) pertama yang dirilis baru-baru ini.
ACTT1 mempelajari kemanjuran remdesivir pada pasien Covid-19 dalam dokumen pra-cetak. WHO juga telah mengumpulkan lebih lanjut tim internasional yang mencakup perwakilan dari Singapura, untuk membahas lebih lanjut temuan terbaru sebelum mengeluarkan pembaruan tentang rekomendasi pengobatan.
Remdesivir sendiri dikembangkan oleh Gilead Science, pembuat obat asal Amerika Serikat. Itu menerima persetujuan bersyarat dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura untuk digunakan di luar uji klinis pada Juni. Sementara itu, tidak ada perubahan pendekatan pengobatan saat ini di Singapura.
Spesialis penyakit infeksi dapat memberikan remdesivir kepada pasien dengan tingkat saturasi oksigen rendah, kurang dari atau sama dengan 94 persen, atau pasien yang mungkin memerlukan oksigen tambahan atau bantuan pernapasan yang lebih intensif.
"Penting untuk menegaskan kembali bahwa ini adalah penyakit baru dan penelitian berkelanjutan serta uji klinis, sedang berlangsung untuk memberikan pilihan dan strategi pengobatan terbaik kepada pasien. Pedoman pengobatan adalah dokumen hidup yang memerlukan pembaruan saat pengetahuan baru tersedia," kata NCID, seperti dikutip Straits Times, Jumat (23/10/2020).
NCID menekankan bahwa deteksi kasus dini, pemantauan ketat perkembangan penyakit dan intervensi dini harus diperhatikan.
Baca Juga: WHO Minta Eropa dan Amerika Belajar Penanganan Covid-19 dari Asia
Remdesivir adalah salah satu obat pertama yang digunakan dalam pengobatan Covid-19. Itu juga salah satu obat yang baru-baru ini digunakan untuk merawat Presiden Trump setelah dinyatakan terinfeksi.
Di sisi lain, Gilead menyuarakan keprihatinan atas data WHO dengan mengatakan bahwa data tersebut tampak tidak konsisten, temuannya terlalu dini, dan penelitian lain telah memvalidasi manfaat obat tersebut.
WHO kemudian menanggapi untuk mempertahankan data uji coba tersebut. Menurut Dr Richard Peto, ahli statistik independen yang bermitra dengan WHO untuk mengevaluasi uji coba mengatakan bahwa setiap manfaat remdesivir mungkin terjadi secara kebetulan.
Berita Terkait
-
Anak Muda Sehat Siap-siap Tak Dapat Vaksin Covid-19 Hingga 2022
-
Astaga! Angka Positivity Rate Covid-19 Sumbar Melebihi Standar WHO
-
Ngeri... Penilaian WHO soal Lockdown Dikaitkan pada Herd Immunity
-
WHO: Lockdown Wilayah Upaya Terakhir Pengendalian Covid-19
-
Siap-siap, WHO Prediksi Vaksin Covid-19 Generasi Awal Meluncur Desember
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
5 Rekomendasi HP Android Rp 2 Jutaan yang Cocok untuk Gaming
-
4 Rekomendasi HP Android Mulai Rp 2 Jutaan Cocok untuk Live TikTok dan Anti-Lag
-
17 Kode Redeem FC Mobile Edisi 6 Desember 2025 dan Cara Klaimnya Biar Akun "GG"
-
25 Kode Redeem FF 6 Desember 2025, Berhadiah Arrival Animation Top Criminal
-
Huawei FreeBuds 7i Bawa 'Home Theater Mini' di Telinga dengan Audio 3D Imersif dan IP54
-
Maksimalkan 'Me Time' dengan Performa Buas, Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi Meluncur di Indonesia
-
Toshiba Pamerkan Kecanggihan Teknologi Jepang dalam Balutan Estetika Japandi
-
Indosat - Qualcomm Resmi Hadirkan Otomatisasi Jaringan Berbasis AI, Janjikan Era Baru Telekomunikasi
-
Cara Berlangganan Starlink Milik Elon Musk, Tak Perlu Pakai Pulsa!
-
5 Tablet RAM 16 GB untuk Produktivitas Kerja dan Multitasking, Solusi Pengganti Laptop