Suara.com - Sebuah buku perintis teori sains yang diterbitkan Sir Isaac Newton pada 1687 telah lama dianggap sangat langka, pada abad ke-20, hanya 189 edisi pertama yang dikenal di seluruh dunia.
Tetapi setelah bertahun-tahun mencari tahu, sepasang sejarawan melacak hampir 200 salinan tambahan dari buku tersebut dan menduga bahwa ratusan lagi masih belum ditemukan.
Buku itu adalah "Philosophiae Naturalis Principia Mathematica" karya Newton, juga dikenal sebagai "Principia". Ditulis dalam bahasa Latin, buku tersebut menguraikan tiga hukum gerak Newton, yang masih menjadi landasan fisika modern, dan menjelaskan bagaimana gaya gravitasi membentuk orbit planet.
Salinan edisi pertama sangat berharga sehingga pada 2016, satu dilelang seharga 3,7 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp 14.212), harga tertinggi yang pernah dibayarkan untuk buku ilmiah cetak, dilansir laman Live Science, Minggu (15/11/2020).
Sensus salinan Principia yang dilakukan pada 1953, mengungkapkan 189 buku di 16 negara. Dalam survei baru, para peneliti melacak ratusan buku yang telah lama hilang, yang pada akhirnya menghitung total 387 buku di 27 negara.
Mereka menyimpulkan bahwa karya ilmiah ini, meskipun terkenal sulit dipahami, kemungkinan memiliki khalayak yang lebih luas setelah dipublikasikan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Sensus yang lebih tua mengasumsikan cetakannya sangat kecil, karena mereka berasumsi bahwa sangat sedikit orang yang dapat membaca buku itu. Jadi mereka memperkirakan hanya sekitar 250 eksemplar yang diterbitkan," kata pemimpin penulis studi Mordechai Feingold, seorang profesor Sejarah Sains dan Humaniora di Caltech di Pasadena, California.
"Kami percaya bahwa mungkin sebanyak 750 eksemplar diterbitkan, yang berarti setidaknya ada 200 atau lebih eksemplar di luar sana," kata Feingold kepada Live Science.
Penyelidikan dimulai hampir satu dekade lalu dengan makalah yang ditulis oleh rekan penulis studi Andrej Svoreník, sekarang menjadi peneliti pascadoktoral di Departemen Ekonomi di Universitas Mannheim di Jerman. Pada saat itu, Svoreník adalah seorang siswa di Caltech, dan dia mengambil kursus dalam sejarah sains yang diajarkan oleh Feingold.
Baca Juga: Astronom Tri L Astraatmadja (Part 3): Sains Perlu Dikenalkan Sejak Dini
Svoreník berasal dari Slovakia, dan untuk makalahnya ia berharap dapat mengidentifikasi salinan Principia di Eropa Tengah, menurut sebuah pernyataan. Dia heran menemukan banyak salinan yang belum dimasukkan dalam sensus 1953, dan Feingold menyarankan agar mereka memulai survei baru untuk mengoreksi jumlah yang sudah ketinggalan zaman.
Pada 2012 dan 2013, para peneliti mencari petunjuk tentang salinan Principia, menyisir catatan, mencari database perpustakaan, dan menelepon perpustakaan untuk mengonfirmasi bahwa buku memang edisi pertama dan bukan faksimili, kata Feingold.
Dia mengungkapkan bahwa satu salinan yang dilacak ke pelelangan ternyata telah dicuri dari perpustakaan, yang segera diberitahukan oleh Feingold dan Svoreník.
"Perwakilan perpustakaan menghubungi balai lelang dan beberapa negosiasi berlangsung," katanya. Perpustakaan pasti menerima sejumlah kompensasi "karena buku itu kembali dilelang tahun berikutnya," tambahnya.
Meskipun para peneliti menemukan hampir 400 eksemplar buku tersebut, ratusan lagi kemungkinan menunggu untuk ditemukan, tulis mereka dalam penelitian tersebut.
Beberapa catatan didokumentasikan ketika Newton mengirim buku ke rekannya, tetapi jejaknya kemudian menjadi dingin. Demikian pula halnya dengan buku yang dikirim ke ahli matematika dan fisikawan Belanda terkenal Christiaan Huygens, yang salinannya masih hilang.
Berita Terkait
-
Donald Trump Sebut Ilmuwan Tak Paham Soal Perubahan Iklim
-
Catatan Asli Isaac Newton Kini Bisa Dibaca Siapa pun
-
Sains di Balik Kisah Nabi Musa Menyeberangi Laut
-
Ledakan Amonium Nitrat dari Sudut Pandang Sains: Pernapasan dan Peluru
-
Aksi Ilmuwan Selamatkan Katak Kantong Buah Zakar Raksasa di Danau Titicaca
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
HP Murah Realme C85 Series Lolos Sertifikasi di Indonesia, Bawa Baterai 7.000 mAh
-
Oppo Find X9 dan Find X9 Pro Resmi ke RI, Harga Mulai Rp 15 Juta
-
Penjualan Battlefield 6 Tembus 10 Juta Kopi, Analis Sebut Masih Sulit Kalahkan Game COD
-
7 Smartwatch Murah yang Bisa Hitung Kalori: Praktis Pantau Diet, Harga Mulai Rp200 Ribuan
-
Meluncur Bulan Ini, Vivo Y500 Pro Bawa Memori 512 GB dan Kamera 200 MP
-
Link Live Streaming Supermoon 5 November 2025: Amati 'Fenomena Bulan Besar' Lebih Dekat
-
7 Rekomendasi Tablet Android Killer! Performa Tak Kalah dari iPad, Harga Mulai 1 Jutaan
-
23 Kode Redeem FC Mobile 5 November: Klaim Hadiah Rank Up, Player Pack, dan Gems Gratis Sekarang!
-
Redmi Turbo 5 Lolos Sertifikasi: Diprediksi Pakai Dimensity 8500, Skor AnTuTu Tinggi
-
Laris Lampaui Konsol Lain, Nintendo Switch 2 Terjual 10 Juta Unit dalam 4 Bulan