Suara.com - Singapura memiliki aplikasi pelacak Covid-19 bernama TraceTogether. Aplikasi ini sukses melakukan tugasnya dalam melacak jejak persebaran Covid-19 dan kini telah diunduh lebih dari 4,2 juta orang di Singapura.
Namun, pembaruan aplikasi TraceTogether dinilai sebagai awal mula dari mimpi buruk terhadap privasi data. Kini, polisi dapat menggunakan data yang dikumpulkan dalam platform tersebut untuk melacak orang-orang yang memiliki jejak kriminal.
"Data TraceTogether dapat digunakan dalam keselamatan dan keamanan warga negara. Petugas polisi yang berwenang dapat meminta kewenangan hukum acara pidana (Criminal Procedure Code/CPC) untuk meminta pengguna mengunggah data TraceTogether mereka dalam investigasi kriminal," jelas pemerintah Singapura, dikutip dari Engadget, Selasa (5/1/2021).
Kebijakan privasi versi sebelumnya tidak menyebutkan fakta bahwa polisi dapat mengakses data apapun yang dikumpulkan oleh aplikasi.
Saat itu, situs web mengatakan bahwa data hanya akan digunakan untuk pelacakan kontak Covid-19.
Kebijakan ini dilakukan setelah partai oposisi Singapura meminta Menteri Dalam Negeri apakah polisi dapat menggunakan data tersebut untuk penyelidikan kriminal.
"Kami tidak menghalangi penggunaan data TraceTogether dalam keadaan di mana keselamatan dan keamanan warga negara ataupun yang terpengaruh. Ini juga berlaku untuk semua data dan lainnya," jelas Menteri Dalam Negeri Singapura, Desmond Tan.
Sebagai informasi, TraceTogether merupakan sebuah aplikasi pelacak Covid-19 yang dikembangkan sendiri oleh Singapura.
Aplikasi ini menggunakan protokol BlueTrace, di mana aplikasi mengandalkan struktur pelaporan terpusat aman di seluruh log kontak pengguna diunggah ke server yang dikelola oleh otoritas kesehatan pemerintah.
Baca Juga: Waspadai Virus, NBA Wajibkan Pemain Kenakan Alat Pelacak COVID-19
Selain di Singapura, Australia juga mengadopsi teknologi tersebut dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
Berita Terkait
-
Ogah Ketinggalan, Lebanon juga Latih Anjing untuk Lacak Covid-19
-
Mengapa Singapura Pilih Teknologi Pelacakan Kontak Covid-19 TraceTogether?
-
Singapura Bagikan Gadget Pelacak COVID-19 Bagi Warga Tanpa Smartphone
-
Keren, Remaja Ini Berhasil Kembangkan Aplikasi Pelacak Covid-19
-
Versi Awal Alat Pelacak Covid-19 Apple dan Google Siap Diuji Minggu ini
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Xiaomi Bocorkan HyperOS 4 dalam Laporan Bug Resmi, Rilis Lebih Cepat?
-
5 Rekomendasi Smartwatch GPS Murah, Mulai Rp179 Ribuan
-
4 HP Android Kamera Boba 3 Mirip iPhone 15 Pro yang Turun Harga di Akhir 2025
-
CEO Baru Mozilla Fokuskan Firefox pada AI yang Transparan dan Terpercaya
-
Atlet Esports Thailand Didepak dari SEA Games Usai Skandal Kecurangan
-
Nenek 92 Tahun Menjuarai Turnamen Tekken 8 di Liga Esports Lansia Jepang
-
5 HP OPPO Diskon Sampai 30 Persen di Erafone, Serbu Sebelum 31 Desember 2025
-
65 Kode Redeem FF Terbaru 18 Desember: Ada Diamond, Banner Dreamspace, dan Bundle Gratis
-
IM3XPLORE Resmi Meluncur, Solusi Internet Liburan Andalan Berbasis AIvolusi 5G
-
Percakapan AI Pengguna Diduga Dijual Lewat Ekstensi Browser