Suara.com - Meskipun kerentanan tidak dapat dihindari dalam perangkat lunak apa pun, perbaikan dan pembaruan rutin dapat meminimalkan risiko eksploitasi.
Itulah sebabnya pengguna selalu disarankan untuk menginstal versi perangkat lunak terbaru sesegera mungkin setelah itu tersedia, walaupun pembaruan terkadang sulit atau memakan waktu bagi organisasi.
Studi terbaru dari Kaspersky, mengungkapkan lebih dari setengah (54 persen) organisasi di Asia Tenggara (SEA) masih memiliki tugas penting untuk hal ini
Laporan Kaspersky baru-baru ini, ‘How businesses can minimize the cost of a data breach’ menunjukkan bahwa 38 persen UMKM dan 48 persen dari perusahaan dari Asia Tenggara masih bekerja dengan sistem operasi yang belum ditambal (unpatched).
Selain itu, 33 persen UMKM dan 43 persen perusahaan dari wilayah tersebut, merasa bersalah karena menggunakan perangkat lunak yang sudah ketinggalan zaman.
“Ini merupakan investasi yang dapat menghemat uang Anda untuk periode jangka panjang," kata Yeo Siang Tiong , General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Faktanya, penelitian kami menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan sistem usang atau belum ditambal akan membayar 437 ribu dolar AS, lebih banyak apabila terjadi pelanggaran data.
Jumlah ini lebih tinggi 126 persen, dibandingkan dengan perkiraan biaya sebesar 354 ribu dolar AS untuk perusahaan yang tidak memiliki teknologi usang.
UMKM di Asia Tenggara juga dapat menghemat 9 persen dari biaya terjadinya serangan, jika mereka menggunakan perangkat lunak yang legal dan telah diperbarui, dengan total kerugian 94 ribu dolar AS dari pelanggaran data tunggal, terhadap organisasi kecil hingga menengah dengan sistem operasi yang sudah usang.
Baca Juga: Waspada, Ada Ancaman Peretas di Balik Aplikasi Clubhouse Android
Selain dari biaya tambahan apabila terjadi pelanggaran data, hampir setengah (49 persen) dari UMKM dan perusahaan dari wilayah tersebut juga mengaku, mengalami serangan siber karena kerentanan yang belum ditambal dalam aplikasi perangkat lunak dan perangkat yang mereka gunakan. Ini merupakan sembilan persen lebih banyak dari rata-rata global yaitu 40 persen.
Berita Terkait
-
Ancaman Intelijen untuk Industri Otomotif Semakin Meningkat
-
Moorisa Tjokro: Perempuan Indonesia Dibalik Kecanggihan Tesla
-
Begini Kata Kaspersky soal Kebijakan Privasi Baru WhatsApp
-
Hitungan Hari, Ucapkan Selamat Tinggal Adobe Flash Player!
-
Bila Melihat Mobil Tesla, Jangan Lupa Ada Insinyur asal Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
-
Whoop Band vs Smartwatch: Mana yang Terbaik untuk Pantau Kesehatan?
-
SIPD ASN Punya Fitur Apa Saja: Cek Bedanya dengan Info GTK
-
Penjualan iPhone 17 Series Laris Lampaui iPhone 16, Model Air Tak Sesuai Harapan
-
Cara Menggunakan Meta AI di WhatsApp, Ternyata Sangat Mudah!
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober: 26 Ribu Gems dan Paket 111-113 Menanti
-
Ciri-Ciri Player Dark System Game Mobile Legends, Musuh Tersembunyi yang Merusak Rank-mu!
-
Ditandu hingga Lakukan Prosesi Basuh Kaki, Video 'Pangeran' Gibran Tuai Perbincangan Netizen
-
Spesifikasi PC Jurassic World Evolution 3: Minimal RAM 16 GB dan Intel Core i5
-
3 HP Xiaomi yang Kompatibel Wireless Charging: Tak Perlu Repot Bawa Kabel