Ini karena pemindaian laut dalam memakan banyak biaya dan waktu. Dalam kebanyakan kasus, pemindaian dilakukan di tempat-tempat yang dilalui kapal.
Rute pengiriman kapal yang populer telah tercakup dalam survei, tetapi tidak ada penambahan.
Para ahli berharap dapat mensurvei bagian terdalam lautan lebih cepat dengan biaya yang lebih murah di masa depan dengan bantuan drone bawah air.
3. Banyak organisme laut dalam dapat menghasilkan cahaya sendiri
Di lautan yang gelap, banyak organisme menghasilkan cahaya sendiri yang disebut bioluminescence untuk bertahan hidup.
Beberapa ikan memiliki memiliki juntai yang menyala di depan mulutnya untuk menarik mangsa. Sementara cumi-cumi laut dalam cenderung menembakkan cairan berbahaya, alih-alih tinta, untuk mengelabui predator.
Cacing dan krustasea kecil juga menggunakan bioluminescence untuk menarik pasangan.
Di laut dalam, bioluminescence sangat umum dan karena laut dalam sangat luas, bioluminescence mungkin merupakan bentuk komunikasi sesama hewan yang tinggal di laut dalam.
4. Ikan laut dalam terbesar adalah Greenland Shark
Baca Juga: 5 Hewan Ini Bisa Ditemukan di Laut Dalam
Ikan terbesar yang pernah hidup di laut dalam adalah Greenland Shark dan sering salah diidentifikasi sebagai Great White Shark karena ukurannya yang besar.
Ikan ini mampu tumbuh dengan panjang mencapai hingga 7,2 meter dan berat mencapai 1.400 kilogram.
Greenland Shark memiliki nafsu makan yang tinggi dan hampir memakan apa saja. Biasanya predator ini akan memakan belut, lumpfish, flounder, dan hiu kecil lainnya, tetapi hiu ini juga akan memakan bangkai.
Greenland Shark juga diketahui memakan hewan darat. Beruang kutub, rusa kutub, tulang kuda, dan kulit rusa pernah ditemukan di dalam perutnya.
Hiu ini jarang terlihat di alam liar. Baru pada 1995 para ilmuwan dapat menangkap gambar pertama Greenland Shark yang berenang di habitat aslinya.
Kemudian pada 2003, para ahli berhasil merekam video seekor Greenland Shark sedang berenang.
Berita Terkait
-
Taman Karang Laut Dalam Ditemukan untuk Pertama Kalinya
-
Setelah 2 Tahun, Kutu Laut Raksasa Ini Akhirnya "BAB"!
-
Ditemukan di Dekat Indonesia, Gurita "Dumbo" Ini Hidup 7 KM di Bawah Laut
-
Permukaan Air Laut Cepat Memanas dan Berbahaya pada Spesies di Laut Dalam
-
Ditemukan Cumi-Cumi Raksasa 4 Meter dan Hiu Bercahaya, Bikin Peneliti Kaget
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
5 HP RAM 16 GB Rp2 Jutaan, Murah tapi Spek Gahar Kecepatan Super
-
Motorola Edge 70 Tersedia di Pasar Asia: Bodi Tipis 6 mm, Harga Lebih Murah
-
Mengatasi Tampilan Terlalu Besar: Panduan Mengecilkan Ukuran di Komputer
-
Deretan Karakter Game di Film Street Fighter 2026: Ada 'Blanka' Jason Momoa
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Dream Dive Animation Gratis
-
Spesifikasi Oppo Reno 15c: Resmi dengan Snapdragon 7 Gen 4, Harga Lebih Miring
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Desember 2025, Klaim Desailly OVR 105 Gratis
-
8 Tablet Murah Terbaik untuk Kerja Desember 2025, Mulai Rp1 Jutaan!
-
Bye-Bye Wi-Fi! 5 Tablet RAM 8GB Terbaik Dilengkapi dengan SIM Card, Kecepatan Ngebut!
-
Baru Rilis, Game Where Winds Meet Sudah Tembus 15 Juta Pemain