Suara.com - Tak banyak yang tahu, hewan laut dalam seperti kutu laut raksasa mempunyai karakter sangat unik. Seperti yang telah diketahui, manusia harus buang air besar (BAB) sehari atau setidaknya dua hari sekali agar saluran pencernaan lancar.
Dikenal dengan kutu laut raksasa (giant isopod), hewan yang bisa menghuni dasar laut samudera ini terciduk BAB untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
Toba Aquarium yang terletak di Toba City, Prefektur Mie, Jepang telah memiliki lima koleksi kutu laut raksasa sejak tahun 2007.
Kutu raksasa No. 1 telah mati pada tahun 2014 setelah ia tak mau makan setelah lima tahun
Menurut laporan dari SoraNews24, kotoran kutu laut raksasa terakhir kali ditemukan pada April 2018.
Namun pada tanggal 26 Mei 2020, petugas di Toba Aquarium menemukan kotoran di dalam tangki, menandai akhir dari penantian dua tahun tanpa BAB.
Penantian cukup panjang selama dua tahun atas BAB pertama kali ini justru disambut dengan beragam meme hingga konferensi pers lucu buatan netizen Jepang.
Channel YouTube Virtual Giant Isopod bahkan membagikan video parodi permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan atas buang air besar pertama kali dalam dua tahun terakhir.
Seorang kurator bernama Takeya Moritaki berkata,"Aku tidak tahu individu mana yang buang air besar, tetapi mereka terkenal sebagai makhluk dengan metabolisme, kecepatan makan dan buang air besar yang lambat."
Baca Juga: Permukaan Air Laut Cepat Memanas dan Berbahaya pada Spesies di Laut Dalam
Dikutip dari UNILAD, kutu laut raksasa memang hewan laut dalam yang cukup unik.
Mereka bisa ditemukan di sebagian besar tempat paling gelap, dalam dan dingin pada beberapa samudera termasuk Samudera Atlantik, Pasifik, hingga Hindia.
Hewan itu masuk dalam ordo Isopoda dengan genus Bathynomus.
Spesies yang terkenal dan dikategorikan sebagai isopoda terbesar di dunia adalah Bathynomus giganteus, dengan panjang rata-rata antara 19 hingga 36 cm.
Meski terlihat perkasa, akhir kematian serta bangkai hiu dan paus akan berakhir pada kutu laut raksasa. Isopoda ini dikenal sebagai "hewan pemulung" di mana mereka akan memakan serta mengurai bangkai hewan besar di dasar samudera.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Nubia Z80 Ultra Siap Meluncur Online, Andalkan BateraiJumbo 7.200 mAh, Masuk Indonesia?
-
48 Kode Redeem FF Terbaru 23 Oktober 2025: Klaim Diamond, Skin Langka, dan Token Khusus Gratis
-
DOSS Creator+: Gerakan Baru yang Ubah Kreativitas Jadi Cuan Bagi Pembuat Konten
-
4 Model HP Gaming Xiaomi Terbaik di Tahun 2025
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober: Klaim Pemain 111-113 dan 15 Juta Koin
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Baterainya Tahan 10 Hari, Cocok Dipakai Traveling
-
20 Kode Redeem FC Mobile 22 Oktober: Berhadiah Jersey Langka, XP Booster, dan Elite Player Drop
-
Raisa Trending di X, Begini Komentar Netizen Tanggapi Isu Perceraiannya
-
Komdigi Ungkap Depo Judi Online Tembus Rp 17 Triliun di Semester 1 2025