Suara.com - Head of Software Apple, Craig Federighi, blak-blakan bahwa sistem operasi MacOS di perangkat komputer Mac lebih rentan disusupi malware atau software berbahaya.
Hal ini disebabkan lantaran Apple membiarkan penggunanya menginstal software dari internet untuk Mac yang bisa dieksploitasi secara teratur.
Ia juga menyebut keamanan di sistem operasi MacOS berbeda dengan sistem operasi iOS, yang ada di perangkat iPhone karena memiliki standar yang lebih tinggi untuk perlindungan konsumen.
"Saat ini, kami memiliki tingkat malware di Mac yang kami anggap tidak dapat diterima dan itu jauh lebih buruk daripada iOS," ungkap Federighi dalam persidangan Epic Games vs Apple, dikutip dari CNBC, Minggu (23/5/2021).
Perbedaan keamanan di iPhone dan Mac ini penting karena Epic Games ingin Apple mengizinkan pengguna bisa memasang produknya, lewat toko aplikasi alternatif yang diizinkan di komputer Mac.
Epic Games mengatakan bahwa Apple lebih mudah mengizinkan aplikasi bisa dipasang di perangkat lunak MacOS ketimbang App Store di iPhone.
Sementara Apple sendiri berpendapat bahwa aturan ketat di App Store ditujukan untuk menjaga keamanan pengguna.
Menurut Federighi, pengguna Mac saat ini berkisar sepersepuluh dari total pengguna iPhone.
Apple sendiri mengatakan bahwa pengguna iPhone aktif saat ini berjumlah 1 miliar orang yang tersebar di seluruh dunia.
Baca Juga: Apple Watch Kini Bisa Digerakkan Tanpa Disentuh
"Untuk iOS, kami bercita-cita untuk membuat sesuatu yang jauh lebih aman. Semua indikasi menunjukkan bahwa kami berhasil melakukannya," tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Apple telah menemukan dan menghapus sekitar 130 jenis malware di Mac tahun lalu yang telah menginfeksi ratusan ribu sistem pengguna.
Berbeda dengan malware yang menginfeksi iPhone dengan jumlah lebih sedikit, hanya tiga malware.
“Saya memiliki beberapa anggota keluarga yang mendapatkan beberapa malware di Mac, tetapi pada akhirnya saya pikir Mac dapat dioperasikan dengan aman,” kata Federighi.
Berita Terkait
-
Sepanjang 2020, Apple Gagalkan Penipuan di App Store hingga Rp 21,4 Triliun
-
Apple Akan Bikin Konsol Game Mirip Nintendo Switch
-
Ikutan Facebook, Twitter Minta Izin Pengguna Apple Melacak Data
-
Selamat Tinggal Magic Mouse, Kyboard, dan Trackpad Varian Space Gray Apple!
-
Lenovo Pimpin Pasar Laptop Global, Chrome OS Semakin Melesat
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Whoop Band vs Smartwatch: Mana yang Terbaik untuk Pantau Kesehatan?
-
SIPD ASN Punya Fitur Apa Saja: Cek Bedanya dengan Info GTK
-
Penjualan iPhone 17 Series Laris Lampaui iPhone 16, Model Air Tak Sesuai Harapan
-
Cara Menggunakan Meta AI di WhatsApp, Ternyata Sangat Mudah!
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober: 26 Ribu Gems dan Paket 111-113 Menanti
-
Ciri-Ciri Player Dark System Game Mobile Legends, Musuh Tersembunyi yang Merusak Rank-mu!
-
Ditandu hingga Lakukan Prosesi Basuh Kaki, Video 'Pangeran' Gibran Tuai Perbincangan Netizen
-
Spesifikasi PC Jurassic World Evolution 3: Minimal RAM 16 GB dan Intel Core i5
-
3 HP Xiaomi yang Kompatibel Wireless Charging: Tak Perlu Repot Bawa Kabel
-
Indosat dan Komdigi Perkuat Registrasi eSIM dengan Teknologi Biometrik