Suara.com - Google Earth mengungkapkan tanah lapang dengan garis dengan pola berliku terbesar di dunia yang ditemukan di Gurun Thar, India.
Disebut geoglyph, itu merupakan suatu motif tertentu peninggalan manusia zaman dulu di suatu lanskap alam seperti tebing, gua, atau gurun.
Pola itu terdiri dari beberapa garis spiral dan panjang yang meliuk-liuk.
Garis spiral raksasa mencakup 0,13 km persegi yang berukuran 12 km jika direntangkan menjadi garis lurus.
Sementara di dekatnya, ada garis berbentuk ular sepanjang 11 km dengan pola bergaya boustrophedon, yang terdiri dari 23 garis yang hampir sejajar.
Para ahli mengatakan bahwa polanya mencakup 20,8 hekar.
Jika pendakian di sepanjang jalur dilakukan, itu akan membuat perjalanan sejauh 48 kilometer.
Tidak jelas mengapa pola garis itu dibuat, meskipun garis terletak di dekat beberapa tugu batu atau tumpukan batu peringatan, yang diukir dengan gambar dewa Hindu Krishna dan Ganesha.
"Garis-garis itu mungkin memiliki semacam makna religius atau seremonial. Pola secara keseluruhan tidak akan terlihat dari jarak pandang permukaan, namun siapa pun dapat melihatnya di Google Earth," kata Yohann Oetheime, ilmuwan independen Prancis.
Baca Juga: Pengguna Google Earth Sebut Temukan UFO Raksasa Setinggi 18 Meter
Para peneliti pertama kali menemukan garis di Google Earth pada 2014, saat melakukan survei virtual di wilayah tersebut.
Kemudian pada 2016, tim ahli mengunjungi situs tersebut dan menemukan bahwa garis-garisnya cukup halus di tanah.
Garis itu diukir ke dalam tanah gurun sedalam sekitar 10 cm dengan lebar hanya 20-50 cm.
Meskipun tim tidak yakin bagaimana garis itu dibuat, kemungkinan pola dibentuk dengan bajak yang ditarik oleh hewan seperti unta.
Berdasarkan pelapukan dan pertumbuhan vegetasi yang jarang di dalam dan di sekitar garis, para peneliti memperkirakan bahwa pola tersebut berusia sekitar antara 150 hingga 200 tahun.
Dilansir dari Live Science, Kamis (17/6/2021), tujuan dibuatnya geoglyph di dunia masih belum dapat dijelaskan sepenuhnya.
Geoglyph yang terkenal di Peru bahkan menggambarkan hewan seperti burung dan kucing.
Garis itu telah dipelajari oleh para arkeolog sejak tahun 1920-an, namun tidak ada yang tahu mengapa garis itu dibuat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
Terkini
-
Pusat Fatwa Global Al-Azhar Peringatkan Bahaya Roblox untuk Anak
-
Link CCTV Bali untuk Pantau Banjir Online 24 Jam di Semua Kabupaten
-
Spesifikasi Tecno Spark Slim: HP Murah Mirip iPhone Air, Pakai Helio G200
-
Infinix GT 30 Siap Rilis di Indonesia: HP Gaming Futuristik Harga Rp 3 Jutaan
-
Cemas Menunggu Kabar? Begini Cara Melacak Lokasi Seseorang Lewat WhatsApp dan Google Maps
-
Chromebook vs Laptop Biasa: Mana yang Lebih Efektif untuk Pembelajaran Online?
-
Vivo X Fold 5 Resmi Hadir di Indonesia: HP Lipat Ringkas dengan Spesifikasi Flagship
-
Tablet Murah Motorola Moto Pad 60 Neo Lolos Sertifikasi di Indonesia, Spek Menarik
-
Daftar Harga iPhone 17 yang Resmi Dirilis Apple, Paling Murah Rp 13 Juta
-
Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Bikin Action Figure Chibi ala Nendoroid Pakai Gemini AI