Suara.com - Antropolog UI, Aryo Danusiri menilai bahwa memajang Nagita Slavina- selebriti kulit putih dari suku Jawa yang mayoritas - dengan busana adat Papua dalam promosi PON 2021 adalah bentuk perampasan terhadap budaya Papua.
Kampanye pemerintah baru-baru ini untuk mempromosikan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan diselenggarakan di Papua pada Oktober nanti dengan menampilkan selebriti Nagita Slavina, istri aktor Raffi Ahmad, memakai kostum adat Papua menuai kontroversi.
Beberapa pihak mengkritik penunjukan Nagita. Misalnya, mereka menuduh pemerintah merampas budaya (cultural appropriation) karena memilih selebriti Instagram Jawa berkulit putih sebagai duta acara tersebut dengan mengenakan topi bulu Kasuari dan pakaian adat Papua.
Kampanye bermasalah ini menunjukkan bahwa negara, dengan lebih dari 1.300 kelompok etnis, masih berjuang dalam memastikan politik keterwakilan yang setara dari keberagaman masyarakatnya.
Salah satu protes paling vokal datang dari Arie Kriting, komedian Sulawesi Tenggara.
Serangan balik terhadap protes Arie Kriting tidak dapat terhindarkan, yang menuduh bahwa dia hanya mencari sensasi saja.
Banyak rekan-rekan selebriti Arie justru membela dan membenarkan protest tersebut.
Saya mengkaji dan meneliti media, teknologi, dan politik. Saya bisa memahami kegelisahan dari Arie.
Melalui strategi publisitas semacam itu, pemerintah mempromosikan apa yang disebut antropolog sebagai keragaman dangkal (banal diversity). Hal itu terjadi ketika penguasa memanipulasi kelompok etnis yang terpinggirkan untuk menyampaikan pesannya dengan merampas budaya mereka dengan anggota mayoritas.
Baca Juga: Mahasiswa Papua Geruduk Kantor KONI, Protes Nagita Slavina jadi Ikon PON XX
Rasisme terhadap Papua di Indonesia
Orang bisa saja memahami bahwa kritik yang dilancarkan oleh Arie Kriting terlalu keras. Namun, Papua telah lama menjadi sasaran diskriminasi ekonomi dan budaya.
Diskriminasi ini berasal dari sejarah rumit atas konflik antara Jakarta dan orang lokal. Indonesia selalu memiliki tingkat rasisme terhadap kelompok etnis minoritasnya. Dalam kasus Papua, suku mayoritas selalu meremehkan orang Papua berdasarkan warna kulit atau akar etnis mereka.
Selama beberapa dekade, pemerintah telah menyalahgunakan Papua karena sumber daya alamnya yang kaya. Orang Papua menderita secara ekonomi dari eksploitasi berkepanjangan.
Sejumlah gerakan menuntut kemerdekaan Papua dari Indonesia telah diluncurkan, termasuk Gerakan Papua Merdeka yang terkenal.
Berita Terkait
-
Raffi Ahmad Buka Suara soal Nagita Slavina yang Diisukan Hamil Lagi
-
Isu Nagita Slavina Hamil, Raffi Ahmad: Tahun 2026 Kita Ada Anak Lagi Satu
-
Soroti Isu Rasis ke Indonesia Timur, Arie Kriting: Kita yang Kurang Gizi, Kita Juga yang Harus Kuat!
-
Suara Lily Bikin Meleleh, Ini Pesan Haru Anak-Anak di Anniversary Raffi Ahmad dan Nagita
-
6 Koleksi Jaket Mewah Nagita Slavina: dari Tweed Chanel Ratusan Juta hingga Gaya Bak Lady Biker
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Vivo X300 Vs. Xiaomi 17: HP Fragship Adu Cepat, Adu Kamera dan Baterai!
-
One UI 8.5 Ditunda Gara-Gara Galaxy S26 Plus? Ini Penjelasan Lengkapnya!
-
Top 10 Game Terpopuler di Indonesia 2025 yang Seru Dimainkan, Bukan Cuma Roblox
-
Bocoran Xiaomi 17 Ultra, HP Premium dengan Kamera 200MP!
-
Qualcomm Resmi Rilis Snapdragon 6s Gen 4, Dukung Fitur Gaming hingga Kamera 200MP
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan