Suara.com - Para astronom menemukan cara baru untuk menghitung ukuran lubang hitam supermasif, yaitu dengan mempelajari pola makan objek raksasa ini.
Para ilmuwan sejak lama telah memperhatikan pola seperti kerlap-kerlip dalam kecerahan cakram akresi, materi yang ditarik oleh gravitasi lubang hitam.
Namun, para ahli tidak yakin apa yang menyebabkan pola kerlipan itu.
Sekarang, tim astrofisikawan berhasil menentukan bahwa kerlipan cakram akresi berhubungan dengan massa lubang hitam di yang berada di dalamnya.
"Kami percaya bahwa teknik yang sama juga berlaku untuk banyak hal, seperti objek yang lebih kecil dari lubang hitam," kata Yue Shen, penulis utama penelitian dan astronom di University of Illinois Urbana-Champaign.
Untuk memeriksa hubungan antara ukuran lubang hitam supermasif dan cahaya yang berkerlip dari cakram, para ilmuwan memilih 67 lubang hitam supermasif.
Masing-masing dengan perkiraan massa sebelumnya antara 10.000 dan 10 miliar kali massa Matahari.
Ketika data itu menunjukkan korelasi, para peneliti memutuskan untuk melihat objek yang jauh lebih kecil dengan cakram akresi, yaitu bintang katai putih.
"Sekarang ada korelasi antara pola kerlipan dan massa objek akresi pusat," ucap Colin Burke, rekan penulis dan mahasiswa pascasarjana astronomi di University of Illinois Urbana-Champaign.
Baca Juga: Ada Struktur Besar Misterius di Bimasakti, Bikin Astronom Bingung
Dia menambahkan, dapat menggunakannya untuk memprediksi seperti apa sinyal kerlipan dari lubang hitam menengah.
Dilansir dari Space.com, Jumat (13/8/2021), para ahli berharap akan mendapatkan lebih banyak informasi mengenai pola kerlip lubang hitam ketika Observatorium Vera C. Rubin di Chili diluncurkan pada 2023.
Berita Terkait
-
Bisakah Kehidupan di Bumi Selamat dari Kematian Matahari?
-
Awas! Komet Raksasa Seukuran Planet Kerdil Sedang Menuju Bumi
-
Astronom Temukan Badai Lubang Hitam Supermasif Paling Awal di Semesta
-
Hubble Temukan Galaksi Misterius, Punya Lubang Hitam Tersembunyi
-
Tak Akan Meledak, Ilmuwan Ungkap Penyebab Bintang Raksasa Meredup
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
-
Video Lawas Budi Arie Viral Lagi, Sebut Masuk Penjara Bila Kalah di Pilpres 2024