Suara.com - Sebuah pernyataan dikeluarkan pejabat Antariksa Rusia yang tidak disebut namanya, menyebut salah seorang astronot NASA jadi penyebab kebocoran udara di Soyuz pada 2018.
Badan tersebut mengklaim bahwa pada 2018, Auñón-Chancellor mengalami gangguan emosional di luar angkasa dan kemudian merusak pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang berlabuh di stasiun sehingga dia kembali ke Bumi lebih awal.
Kantor berita setempat TASS menanggapi kritik dari media Amerika Serikat (AS), terkait insiden nyaris malapetaka yang melibatkan modul sains Nauka Rusia dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) awal bulan ini.
Dalam artikel TASS, jurnalis Rusia Mikhail Kotov mewawancarai seorang pejabat anonim di badan antariksa Rusia, Roscosmos.
Artikel ini menyebutkan Auñón-Chancellor, satu-satunya astronot perempuan di stasiun pada saat itu, juga mengungkapkan kondisi medis yang dideritanya di orbit.
Biasanya NASA merahasiakan semua catatan medis dan kondisi astronot.
Auñón-Kanselir dirawat sekembalinya ke Bumi untuk trombosis vena dalam, juga dikenal sebagai bekuan darah, di vena jugularis lehernya.
Tetapi Kotov menyiratkan bahwa menghadapi kondisi seperti itu di luar angkasa dapat memacunya untuk ingin meninggalkan ISS sebelum waktunya.
Oleh karena itu, dia disebut menyabot pesawat ruang angkasa yang membawanya ke pos orbit dalam upaya untuk pulang lebih cepat dari jadwal.
Baca Juga: Misi ke Bulan Semakin Dekat, NASA Selesai Rakit Megaroket SLS
Pernyataan ini pun langsung ditanggapi Kepala penerbangan antariksa manusia NASA, Kathy Lueders.
Menurutnya, serangan pribadi terhadap astronot NASA dan insinyur penerbangan Ekspedisi 56 Serena Auñón-Chancellor tidak berdasar.
"Serena adalah anggota kru yang sangat dihormati yang telah melayani negaranya dan memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi agensi," kata Lueders kepada wartawan.
"Dan saya berdiri di belakang Serena, kami berdiri di belakang Serena, dan perilaku profesionalnya dan saya tidak menganggap tuduhan ini kredibel," jelasnya dilansir dari Space, Minggu (15/8/2021).
Pernyataan ini ditanggapi administrator NASA, Senator Bill Nelson.
"Saya sepenuh hati setuju dengan pernyataan Kathy. Saya sepenuhnya mendukung Serena dan saya akan selalu berdiri di belakang para astronot kami," cuit Nelson.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
5 Rekomendasi HP Android Rp 2 Jutaan yang Cocok untuk Gaming
-
4 Rekomendasi HP Android Mulai Rp 2 Jutaan Cocok untuk Live TikTok dan Anti-Lag
-
17 Kode Redeem FC Mobile Edisi 6 Desember 2025 dan Cara Klaimnya Biar Akun "GG"
-
25 Kode Redeem FF 6 Desember 2025, Berhadiah Arrival Animation Top Criminal
-
Huawei FreeBuds 7i Bawa 'Home Theater Mini' di Telinga dengan Audio 3D Imersif dan IP54
-
Maksimalkan 'Me Time' dengan Performa Buas, Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi Meluncur di Indonesia
-
Toshiba Pamerkan Kecanggihan Teknologi Jepang dalam Balutan Estetika Japandi
-
Indosat - Qualcomm Resmi Hadirkan Otomatisasi Jaringan Berbasis AI, Janjikan Era Baru Telekomunikasi
-
Cara Berlangganan Starlink Milik Elon Musk, Tak Perlu Pakai Pulsa!
-
5 Tablet RAM 16 GB untuk Produktivitas Kerja dan Multitasking, Solusi Pengganti Laptop