Suara.com - Pengiriman manusia ke Mars masih menjadi misi ambisius para ilmuwan, tetapi ada masalah radiasi berbahaya selama penerbangan luar angkasa jangka panjang, untuk sampai ke Planet Merah.
Radiasi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan otak, masalah pencernaan, hingga kanker. Meski berisiko, namun perjalanan itu bukan tidak mungkin dilakukan.
Dalam penelitian baru, para ahli memiliki beberapa saran untuk menangani masalah keamanan dan pemilihan waktu terbaik untuk pergi ke Mars.
Studi ini menyebutkan dua jenis utama radiasi partikel berbahaya, yaitu partikel energi surya (SEP) dari Matahari dan sinar kosmik galaksi (GCR) dari luar tata surya.
Para ahli mengungkap bahwa waktu maksimum Matahari, ketika Matahari berada pada tingkat aktivitas tertinggi, sebagai waktu yang ideal bagi manusia untuk pergi ke Mars.
"Ini karena selama waktu maksimum Matahari, partikel paling berbahaya dan energi dari galaksi jauh dibelokkan oleh peningkatan aktivitas Matahari, sehingga dapat melindungi pesawat luar angkasa," kata ilmuwan dari University of California, Los Angeles, dikutip dari CNET, Jumat (27/8/2021).
Perancang pesawat luar angkasa harus fokus untuk melindungi astronot dari SEP, namun dampak dari kerusakan GCR selama waktu maksimum Matahari akan berkurang.
Tim ahli juga merekomendasikan untuk menjaga perjalanan pulang pergi ke Mars dengan durasi kurang dari empat tahun, meskipun studi ini mengakui hal ini dapat berubah jika ada pengembangan bahan pelindung pesawat baru.
Waktu perjalanan ke Mars dapat bervariasi, tetapi ada beberapa waktu ketika perjalanan Bumi-Mars menjadi lebih pendek karena bertepatan dengan periode maksimum Matahari, yaitu antara tahun 2030 dan 2050.
Baca Juga: Jenis Planet Hycean Berpotensi Tampung Kehidupan Alien
Berita Terkait
-
Hampir 100 Hari di Mars, China Perpanjang Misi Zhurong
-
NASA Bersiap Kumpulkan Sampel Kedua di Mars
-
Penjelajah NASA Temukan Batuan Asin, Potensi Ungkap Iklim Kuno di Planet Mars
-
Pecahkan Rekor, Eksperimen Nuklir Ini Hasilkan Energi 10 Kuadriliun Watt
-
Bersihkan Virus, Ilmuwan Temukan Metode Sempurna Cuci Tangan
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Update Android 16 Segera Hadir ke 4 HP Motorola, Ada Seri Edge
-
Viral Roy Suryo Sebut Gibran Tidak Punya Ijazah SMA: Kami Tak Bisa Dipidana
-
One Punch Man Terbaru Season 3 Tayang Dimana? Ini Link Nonton dan Sinopsisnya
-
Instagram Rings Resmi Dikenalkan, Penghargaan Eksklusif Bagi Para Kreator
-
5 HP Flagship Lolos Sertifikasi di Indonesia: Pakai Dimensity dan Snapdragon Terbaru
-
realme 15 5G, Smartphone AI Night Out dengan Kamera Superior, Performa Ngebut, dan Gaya Fashionable
-
Samsung ISOCELL HP5: Sensor 200MP dengan Piksel Super Kecil, Hasilnya Bikin Kagum
-
Jangan Sampai Ketinggalan! 8 Oktober 2025 Langit Indonesia Dihiasi Hujan Meteor dan Supermoon
-
Oukitel WP60 Meluncur, HP Midrange Anyar dengan Baterai 10.000 mAh
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Terbaik untuk Ngonser: Mulai Rp5 Jutaan Kamera Jernih, Video Stabil