Suara.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa vaksin Moderna menghasilkan antibodi dua kali lebih banyak daripada vaksin Pfizer-BioNTech.
Tingkat antibodi setelah dosis kedua dari dua vaksin paling populer di Amerika Serikat (AS) itu, lebih tinggi pada orang yang mendapat suntikan Moderna.
Penelitian terbaru ini diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, dilansir dari New York Times, Kamis (2/9/2021).
Di AS, lebih dari 94 juta orang telah mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech kedua dibandingkan dengan 65 juta orang yang telah mendapatkan vaksin kedua Moderna, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Para peneliti mengatakan, perbedaannya hanya karena vaksin kedua Moderna rata-rata, diberikan satu minggu lebih lambat dari vaksin Pfizer.
Vaksin Moderna kedua biasanya diberikan empat minggu setelah suntikan pertama, sedangkan Pfizer kedua diberikan tiga minggu setelah suntikan pertama.
Studi ini membandingkan tingkat antibodi hampir 1.600 petugas kesehatan Belgia, di antaranya 688 divaksinasi dengan Moderna dan 959 memiliki Pfizer-BioNTech.
Hasilnya menunjukkan, vaksin Moderna menciptakan antibodi dua kali lebih banyak daripada vaksin Pfizer-BioNTech.
Tetapi para ilmuwan masih tidak tahu apakah memiliki lebih banyak antibodi berarti seseorang lebih kecil kemungkinannya untuk tertular atau menyebarkan virus.
Baca Juga: Demi Vaksin Pfizer, Warga Jakarta Rela Antre Panjang di Citos
“Saya akan mendorong kehati-hatian dalam membuat kesimpulan bahwa karena Moderna menunjukkan puncak yang sedikit lebih tinggi secara rata-rata, kemanjurannya akan lebih lambat berkurang,” kata ahli biostatistik Universitas Emory David Benkeser kepada Bloomberg.
“Kesimpulan seperti itu membutuhkan sejumlah asumsi yang belum dievaluasi.”
Penelitian telah menunjukkan tingkat antibodi yang relatif rendah bersifat protektif.
Berita Terkait
-
Lula Kamal Minta Masyarakat Jangan Pilih-pilih Vaksin Covid-19, Kenapa?
-
Vaksin Moderna Ciptakan Antibodi Dua Kali Lebih Banyak dari Pfizer, Studi Menunjukkan
-
5 Fakta Terkini Soal Kasus Vaksin Moderna yang Terkontaminasi di Jepang
-
Menteri Kesehatan Jepang Duga Vaksin Moderna Terkontaminasi dari Jarum Suntik
-
Penyitas Kangker dan Thalasemia Vaksin di RSUD Tangerang, Nakes Wanti-wanti Hal Ini
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Empat Tim Esports Indonesia Siap Tempur di APAC Predator League 2026
-
7 Tips Memilih Smartwatch yang Tepat untuk Android, iPhone, dan Gaya Hidup
-
Turnamen Internasional Free Fire FFWS Global Finals 2025 Cetak Rekor Dunia
-
Adu HP POCO C85 vs Vivo Y28: Dibekali Baterai 6000 mAh Kamera 50 MP Tapi Harga Beda Jauh?
-
Buriram United Esports Juara Dunia FFWS Global Finals 2025 Free Fire
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 November: Raih 6.000 Gems dan 15 Juta Koin
-
5 CCTV 360 Derajat untuk Jangkauan Luas, Harga Mulai Rp150 Ribuan
-
5 Tablet dengan Fitur NFC Paling Murah, Transaksi Digital Jadi Mudah
-
4 Smartwatch dengan Layar AMOLED Paling Murah, Tetap Jernih di Bawah Sinar Matahari
-
Mengenal Jinlin Crater, Kawah Modern Terbesar di Bumi