Suara.com - Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN Eddy Hermawan mengatakan curah hujan di Indonesia yang tinggi secara dominan dipengaruhi oleh angin monsun dan tingginya indeks dari IOD (Indian Ocean Dipole).
“Di Indonesia, dominan karena pengaruh monsun. Monsun itu karena memang adanya pergerakan angin yang membawa uap air baik dari Monsun Asia ataupun Monsun Australia,” katanya dalam diskusi online bertajuk ENSO, IOD, MJO Serta Pengaruhnya Terhadap Kondisi Curah Hujan Indonesia yang dipantau via daring di Jakarta, Rabu (1/9/2021).
Eddy menjelaskan curah hujan tinggi juga diakibatkan oleh IOD yang menyebabkan terjadinya penyimpangan interaksi iklim oleh laut dan atmosfer di sekitar Samudera Hindia bagian Timur sehingga menghasilkan sebuah tekanan tinggi yang membuat udara berhembus ke arah Barat.
IOD tersebut, memiliki dua kutub, yakni Dipole Mute Positive yang berkaitan dengan naiknya suhu permukaan laut yang ada di kawasan Hindia bagian barat Indonesia dan Dipole Mute Negative yang berhubungan dengan musim basah (musim hujan).
Kedua jenis dipole IOD inilah yang nantinya akan mempengaruhi tingginya tekanan di suatu kawasan dan terjadinya pembentukan awan secara konvektif. Dia mengatakan hujan akan turun di pusat tekanan yang rendah dan mungkin berpindah ke tekanan rendah lain sehingga membentuk suatu fenomena yang kompleks.
Dia memberikan contoh, pada bulan Agustus sampai September seharusnya di pulau Jawa mengalami puncak dari musim kemarau. Namun, hingga hari ini masih terlihat adanya cuaca mendung. Dia mengatakan kondisi itu disebabkan karena suhu di sekitar permukaan laut masih terasa hangat.
“Saya menduga IOD nya itu walaupun tidak drop ke fase negatif, tetapi harus diingat suhu permukaan laut di sekitar kawasan Indonesia itu masih menghangat. Jadi, Sea Surface Temperature (SST) di kawasan sekitar Indonesia, khususnya di Sumatera bagian selatan dan barat itu, SST-nya masih relatif tinggi,” kata dia menjelaskan kondisi cuaca Indonesia kini.
Eddy memperkirakan kondisi ini akan terjadi hingga bulan Oktober, karena adanya angin Monsun Asia yang membawa uap air dari Samudera Pasifik dalam jumlah besar ditambah dengan adanya kekuatan tekanan dari bagian barat.
“Yang jelas ada satu pusaran di sekitar kawasan barat Indonesia bagian Selatan, seperti dekat Christmast Island tetapi enggak sampai di situ. Dia terdorong menuju ke arah Sulawesi. Jadi tanggal 28 Agustus kemarin, Sulawesi cukup dihantam dengan fenomena itu,” ujar dia. [Antara]
Baca Juga: BRIN: Integrasi 4 LPNK Tak Ganggu Kinerja Periset
Berita Terkait
-
Siklon Tropis di Selatan Picu Hujan Lebat, BMKG dan BRIN Imbau Masyarakat Waspada
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem: Potensi Gelombang Tinggi dan Siklon Tropis
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 12 November 2025: BMKG Rilis Peringatan Cuaca Ekstrem
-
Darurat Informasi Cuaca: DPR Nilai BMKG Telat, Minta 'Jurus Baru' Lewat Sekolah Lapang
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
-
POCO M8 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia, HP Murah Anyar dengan Baterai Jumbo
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 November: Raih Glorious 107-115 dan Ribuan Gems
-
5 Rekomendasi Tablet Gaming Terbaik 2025, Performa Selevel Konsol
-
Honor Watch X5 Rilis sebagai Pesaing Redmi Watch: Harga Terjangkau dengan GPS
-
Rover NASA Temukan Batu Misterius di Mars, Diduga Berasal dari Luar Planet
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
POCO X8 Pro Siap Masuk ke Indonesia: Usung Chipset Kencang, Skor AnTuTu Tinggi
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Vivo X200T Muncul di Database IMEI, Pakai Kamera Zeiss