Suara.com - Riset dari perusahaan induk Facebook, Meta, mengungkapkan kalau 69 persen konsumen tertarik mencoba produk baru dari luar negeri selama Ramadan.
Selain itu, hampir satu dari dua pembeli di seluruh dunia atau 47 persen melakukan setidaknya satu pembelian lintas negara selama Ramadan.
Country Director Meta di Indonesia, Pieter Lydian mengungkapkan, konsumen selama Ramadan melakukan pembelian lintas negara lebih banyak daripada dalam tahun-tahun sebelumnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka membeli berbagai kategori produk dari luar negeri, terutama kategori mode, elektronik, produk kesehatan dan kecantikan, makanan dan minuman, serta barang desainer.
“Saat ini, pelaku bisnis menggunakan teknologi untuk mendukung pengalaman pelanggan yang mendorong penemuan produk lintas negara dengan cara yang dipersonalisasi dan menarik," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (20/3/2022).
Ia mengungkapkan, Meta sudah mengembangkan produk dan solusi untuk membantu pelaku bisnis melakukan marketing yang dipersonalisasi di seluruh perjalanan pelanggan selama lebih dari 14 tahun.
"Produk dan solusi ini membantu pelaku bisnis menjangkau pemirsa baru, menjalin relasi yang erat, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang bebas hambatan,” papar Pieter.
Ia berujar kalau pembelian lintas negara dilakukan karena berbagai alasan.
Menurutnya, berbelanja lintas negara terjadi demi menemukan produk yang lebih berkualitas, lebih ekonomis, atau tidak tersedia di dalam negeri.
Baca Juga: Fans Merapat! Kim Seon Ho Segera Comeback ke Atas Panggung Hiburan
"Selain itu, sekitar satu dari tiga orang juga membeli dari peritel luar negeri dengan harapan akan menemukan produk baru yang menarik selama Ramadan," tambah dia.
Dengan solusi Worldwide and Regional Targeting dari Meta, katanya, pelaku bisnis bisa menjangkau pelanggan di pasar internasional melalui iklan yang sesuai dengan lokasi dan tipe konsumen di negara yang ingin dijangkau.
“Pembuatan konten yang relevan bagi pelanggan juga membantu untuk menjalin hubungan yang bermakna dan bisa membuat pelanggan merasa lebih nyaman untuk beralih dari iklan menuju pembelian,” sambung Pieter.
Misalnya, 67 persen pembeli pada Ramadan mengatakan bahwa penting bagi mereka untuk melihat konten dalam bahasa lokal ketika membeli barang dari luar negeri.
Solusi Dynamic Language Optimisation dari Meta bisa membantu pelaku bisnis menjalankan sebuah iklan dalam maksimum 49 bahasa.
Sehingga iklan dapat tayang dalam bahasa yang tepat kepada orang yang tepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Rahasia Dapur Integrasi Teknologi LG yang Bikin Bertahan dan Terus Berinovasi!
-
5 Rekomendasi Laptop Intel Core i5 Paling Murah, Performa Kencang untuk Mahasiswa
-
Review Realme 15 Pro Game of Thrones Limited Edition: Benar-benar Spesial
-
Keluhan Tidak Bisa Aktivasi eSIM di HyperOS, Xiaomi Lakukan Ini
-
17 Kode Redeem FC Moblle 24 November 2025, Segera Dapatkan Pemain OVR 115 Cuma-Cuma
-
Cara Mengecilkan atau Membesarkan Font HP OPPO, Ini Panduan Lengkapnya
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik 2025, Spesifikasi Lengkap
-
25 Kode Redeem FC Mobile Aktif 23 November: Klaim Pemain OVR Tinggi, Gems, dan Rank Up
-
Komdigi Temukan Situs Coretax Palsu, Mirip Buatan DJP Kemenkeu
-
Komdigi Bidik 60.000 Orang Melek Digital, Lindungi Anak dari Konten Negatif Internet