Suara.com - Penelitian yang dilakukan ilmuwan di Universitas Leicester menunjukkan bahwa Neptunus mengalami pendinginan tidak terduga.
Planet tersebut mengorbit 30 kali lebih jauh dari Matahari dengan satu tahun orbit berlangsung selama 165 tahun.
Musim dingin di planet itu juga berlangsung lebih lama daripada di Bumi, selama 40 tahun.
Saat Neptunus masuk ke musim panas selatan selama dua dekade terakhir, para astronom mengamati suhu global planet rata-rata menurun secara drastis, yaitu 8 derajat Celcius.
"Perubahan ini tidak terduga. Karena kami telah mengamati Neptunus selama awal musim panas selatan, kami memperkirakan suhu perlahan-lahan menjadi lebih hangat, bukan lebih dingin," kata Michael Roman, peneliti pascadoktoral di Universitas Leicester dan penulis utama studi, dikutip dari Space.com, Selasa (12/4/2022).
Tim menganalisis pengamatan di bagian inframerah pembawa panas dari spektrum cahaya yang diperoleh dari data pada 2003 hingga 2018.
Data-data tersebut dikumpulkan oleh beberapa teleskop terbaik di dunia, termasuk Very Large Telescope, Keck and Subaru Telescopes, dan Spitzer Space Telescope.
Anehnya, pendinginan yang diamati pada planet tersebut tidak seragam.
Pengukuran pada stratosfer Neptunus atau lapisan terendah kedua atmosfer planet mengungkapkan adanya pemanasan di atas kutub selatan planet.
Baca Juga: Fosil 541 Juta Tahun Ditemukan, Ungkap Kasus Kanibalisme Tertua di Dunia
Kumpulan data tersebut mengungkapkan pemanasan cepat sekitar 11 derajat Celcius.
Para ilmuwan mengaku bahwa pemanasan kutub seperti itu belum pernah diamati sebelumnya di Neptunus.
Namun, pengamatan Neptunus hanya dilakukan selama beberapa dekade terakhir karena jaraknya yang jauh dan para ahli hanya mengetahui sedikit tentang pergantian musim secara alami di planet ini.
Tim ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan fluktuasi suhu yang tidak terduga, tetapi diperkirakan itu berhubungan dengan siklus 11 tahun aktivitas Matahari.
"Variasi suhu mungkin terkait dengan perubahan musiman dalam kimia atmosfer Neptunus, yang dapat mengubah seberapa efektif atmosfer mendingin," tambah Roman.
Studi sebelumnya menunjukkan mungkin ada hubungan antara jumlah bintik Matahari dan kecerahan Neptunus.
Berita Terkait
-
Gletser Mencair, Ilmuwan Temukan Senjata dan Tempat Persembunyian Berusia 1.700 Tahun
-
Meski Dikecam Dunia, Ilmuwan Minta Bayi Hasil Rekayasa Gen Dilindungi
-
Perdana, Varian Hibrida Delta-Omicron Diidentifikasi
-
Ilmuwan Australia Ciptakan Beton Super Ramah Lingkungan dari Puing-puing Konstruksi Buatan
-
Diberi Nama Biden, Ilmuwan Temukan Cumi-cumi Berlengan 10, Berusia 328 Juta Tahun
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan