Suara.com - Menurut laporan Bank Dunia baru-baru ini, adopsi teknologi dalam bisnis di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia, bahkan di tengah pandemi.
Namun, adopsi teknologi mutakhir ini masih membutuhkan kewaspadaan dan kesadaran keamanan yang lebih besar dari seluruh pemangku kepentingan.
Pasalnya, hampir 12 juta ancaman online menargetkan pengguna di Indonesia selama tiga bulan pertama tahun 2022, berdasarkan telemetri terbaru Kaspersky.
Meningkatnya ancaman online di awal tahun
Selama periode Januari hingga Maret 2022, produk Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak
11.802.558 ancaman dunia maya berbeda yang ditularkan melalui Internet pada komputer pengguna
KSN (Kaspersky Security Networks) di Indonesia.
Secara keseluruhan, 27,6 persen pengguna dalam negeri menjadi sasaran ancaman berbasis web pada
periode ini.
Ini meningkat 22 persen dibandingkan dengan 9,639,740 upaya pada periode yang sama tahun lalu dan hanya sedikit menurun (2 persen) dari kuartal terakhir (Oktober hingga Desember) tahun lalu.
Ini menempatkan Indonesia di urutan ke-60 di seluruh dunia dan peringkat pertama di Asia Tenggara dalam hal bahaya yang ditimbulkan dari berselancar di web.
Berkurangnya ancaman lokal yang berasal dari media yang dapat dipindahkan (removable media) atau metode offline lainnya.
Baca Juga: Fitur Terbaru Kaspersky Bikin Nonton YouTube Makin Aman untuk Anak-anak
Dari Januari hingga Maret 2022, produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 14.047.376 insiden lokal di
komputer para partisipan KSN di Indonesia.
Secara keseluruhan, 29,9 persen pengguna dalam negeri diserang oleh ancaman lokal selama periode ini.
Angka ini menunjukkan penurunan 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan juga penurunan 15 persen dibandingkan kuartal terakhir tahun lalu.
Penurunan ancaman lokal ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan jarak jauh secara berkelanjutan.
“Serangan siber baik yang dilakukan melalui taktik daring atau luring terbukti menargetkan individu dan bisnis dalam segala bentuk dan ukuran," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan resminya, Rabu (27/4/2022).
Kini lebih banyak orang merangkul NFT, Transaksi Crypto, Metaverse, dan bergaya hidup investasi yang berkembang pesat di kalangan generasi muda.
Berita Terkait
-
Masuk ke Esports, Kaspersky Gandeng FDA Esports Ferrari
-
Kaspersky: Waspada Serangan Siber terhadap Rantai Pasokan TIK
-
Peretas Bank Indonesia Dikenal Gemar Mengincar Pemerintah dan Industri
-
Survei: Karyawan Merasa Lebih Terhubung dengan Rekan Kerja saat Bekerja dari Jarak Jauh
-
Prediksi Kejahatan Siber 2022: Marak Pembobolan Data, Serangan Kripto, dan NFT
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari
-
6 HP Snapdragon 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan, Cocok untuk Gaming Ringan