Suara.com - Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengimbau warga Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, untuk tidak percaya pada adanya ramalan gempa sekitar magnitudo (M) 6,0.
Sebelumnya gempa Mamuju pada 8 Juni kemarin membuat panik warga setempat. Banyak warga yang mengungsi ke dataran tinggi karena takut adanya tsunami. Gempa itu menyebabkan sejumlah orang terluka dan beberapa bangunan rusak.
"Mohon dengan sangat jangan pernah percaya dengan ramalan gempa yang akan terjadi di Mamuju sekitar Magnitudo 6,0. Jangan pernah percaya dengan peramal gempa. Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi," ujar Daryono dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Adapun penyebar informasi tersebut, menurut Daryono akan menimbulkan ramalan tersebut semakin tersebar luas dan menimbulkan arus pengungsi yang makin berdampak kepada beban berat bagi Pemerintah Daerah dan BNPB, karena harus membiayai pengungsian skala besar yang seharusnya tidak perlu.
Daryono mengatakan bahwa kegiatan mengkaji, meneliti, riset prediksi gempa itu sangat baik bahkan termasuk perbuatan mulia karena untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan/sains dan pengurangan risiko bencana gempa bahkan tsunami.
BMKG sudah lama melakukan riset prediksi gempa menggunakan data anomali geomagnet, emisi gas radon, dan lain sebagainya, serta mendukung siapapun mereka yang giat melakukan riset prediksi gempa.
Akan tetapi, jika masih dalam ranah riset atau penelitian, maka harus bisa menahan diri, untuk sementara hasilnya hanya diinformasikan dan dikomunikasikan di kalangan terbatas internal tim kajian saja dahulu, dan tidak untuk dipublikasikan bagi publik atau masyarakat umum, karena dapat meresahkan.
"Apalagi hasil kajian prediksi tersebut disebarluaskan di Mamuju seperti saat ini, yang mana masyarakatnya sedang dilanda kecemasan, ketakutan, dan trauma akibat terdampak gempa pada 14-15 Januari 2021 lalu, tentu hal ini tidak elok karena memicu kecemasan dan ketakutan warga," kata dia.
Untuk itu, menurut Daryono, seyogyanya, jangan terburu-buru menyebar kan informasi prediksi jika hasilnya belum terbukti akurat sehingga belum teruji.
Lain halnya, jika serangkaian ujicoba dalam kajian prediksi gempa sudah sering dilakukan dan hasilnya terbukti handal, tepat dan akurat, maka hasil kajian ini dapat diterbitkan terlebih dahulu di beberapa publikasi jurnal ilmiah internasional bergengsi dan terindeks global (Q1).
Baca Juga: Bencana Gempa Mamuju Ditetapkan Berstatus Tanggap Darurat Hingga 14 Juni 2022
"Di sini hasil kajian prediksi gempa akan ditelaah oleh para pakar terkait, baik kerangka pikir, metode, data, cara penelitian, termasuk kesahihan landasan konsep/teori yang digunakan. Manuskrip wajib diseleksi melalui serangkaian peer review yang ketat. Jika publikasi tersebut berhasil, maka selanjutnya dapat disahkan secara operasional oleh lembaga terkait, maka informasi prediksi gempa baru bisa dioperasionalkan untuk diinformasikan kepada masyarakat luas," kata dia.
Tentunya informasi prediksi gempa semacam ini, kata Daryono, sudah terbukti akurat hingga diharapkan dapat menyelamatkan masyarakat kita dari bahaya gempa.
"Tetapi sayangnya hingga saat ini di seluruh dunia belum ada peneliti perorangan, kelompok riset, maupun lembaga yang mampu dan berhasil memprediksi gempa dengan tepat dan akurat, sehingga prediksi gempa belum dioperasionalkan, dan belum layak diinformasikan kepada masyarakat luas," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 20 November, BMKG: Waspada Hujan & Angin di Berbagai Wilayah Indonesia
-
7 Fakta Gunung Semeru Terkini Kamis Pagi, Status Darurat Tertinggi
-
Siklon Tropis di Selatan Picu Hujan Lebat, BMKG dan BRIN Imbau Masyarakat Waspada
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 18 November 2025: Hujan di Sebagian Besar Wilayah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet Murah untuk Edit Video: Spek Dewa, Memori Besar, Harga Mulai Rp2 Jutaan
-
Dua Tablet Murah POCO Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chip Kencang Snapdragon
-
26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 November: Ada Pemain 110-115 dan Ratusan Rank Up
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru