Suara.com - Tren bekerja dari rumah meningkatkan percobaan phishing detail perusahaan.
Salah satu tren yang meningkat adalah business e-mail compromise (BEC) atau serangan terhadap
email perusahaan.
Serangan BEC adalah sejenis penipuan dimana pelaku berpura-pura menjadi perwakilan dari bisnis atau perusahaan terpercaya.
Menurut Verizon, BEC adalah serangan rekayasa sosial paling umum kedua yang terjadi pada 2021.
FBI juga melaporkan bahwa dari 2014 hingga 2019 serangan BEC menyebabkan kerugian lebih dari 2
miliar dolar AS bagi perusahaan-perusahaan di Amerika.
Para pakar Kaspersky juga terus mengamati serangan BEC. Pada kuartal keempat 2021, produk Kaspersky mencegah lebih dari 8 ribu serangan BEC dengan jumlah serangan terbanyak terjadi pada Oktober yaitu sebanyak 5.037 serangan.
Sepanjang 2021, peneliti Kaspersky menganalisa bagaimana penipu membuat dan menyebarkan email palsu.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa serangan BEC dilakukan dalam dua kategori, yakni skala besar dan sangat tertarget.
Serangan skala besar disebut “BEC-as-a-Service” dimana serangan dilakukan dengan menyederhanakan mekanisme serangan agar bisa menyasar sebanyak mungkin korban.
Baca Juga: Akses Data Perusahaan di Dark Web Senilai Rp 30 Juta
Pelaku mengirim pesan sederhana secara massal dari akun email gratisan dan berharap menjaring sebanyak mungkin korban.
Pesan seperti ini biasanya kurang canggih namun cukup efisien.
“Saat ini, kami melihat bahwa serangan BEC menjadi salah satu teknik rekayasa sosial yang paling
banyak," ujar Roman Dedenok, pakar keamanan Kaspersky.
Alasannya sederhana, yakni pelaku menggunakan cara ini karena manjur.
Menurutnya, ketika korban email palsu skala besar semakin berkurang, para pelaku mulai menjaring data calon korban yang spesifik dan menggunakan data ini untuk membangun kepercayaan.
Dia menambahkan, serangan ini bisa dilakukan karena pelaku bisa dengan mudah mendapatkan nama dan jabatan karyawan perusahaan serta daftar kontak mereka secara terbuka.
Berita Terkait
-
Pejabat Ukraina Jadi Sasaran Hacker selama Invasi Rusia
-
Serangan Siber Bakal Terus Ada Meski Pandemi Covid-19 dan WFH Berakhir
-
Microsoft Office Punya Celah Keamanan, Bisa Dibobol Hacker
-
Periode Januari - April 2022, 2 Juta Email Phising Berisi Lampiran Berhasil Diblokir
-
Penjahat Siber Samarkan Email Phising dalam Berkas HTML
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp2 Jutaan: Baterai Awet, Anti Air Cocok Buat Ojol
-
23 Kode Redeem FF Terbaru 6 November 2025: Dapatkan M1887 Incubator & Cobra Rage Sekarang!
-
Rilis 2026, Marvel Janjikan Game Wolverine Bakal Spektakuler
-
Wacana Sertifikasi Influencer, Begini Kata YouTube
-
Jadwal Rilis dan Spesifikasi PC Call of Duty: Black Ops 7 Resmi Diumumkan
-
Pesaing iPhone Air, Huawei Mate 70 Air Diluncurkan, Baterai 6.500 mAh dan Layar 7 Inci
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 HP Kamera Terbaik Rp3 Jutaan, Cocok untuk Modal Awal Jadi Kreator Konten
-
Apa Penyebab Bobibos Punya RON Tinggi? BBM Lokal Diklaim Ramah lingkungan
-
Samsung Galaxy S26 Ultra Terungkap! Fitur Baru Canggih, Tapi Minim Inovasi Kamera