Suara.com - Tren bekerja dari rumah (work from home) yang berjalan sejak pandemi Covid-19, membuat perusahaan yang terkena serangan remote desktop protocol (RDP) menjadi pening.
Data Kaspersky menunjukkan upaya serangan RDP di antara pengguna Kaspersky di Asia Tenggara naik 149 persen dari 2019 ke 2021.
Serangan RDP di Asia Tenggara pada 2019 tercatat hanya sebanyak 65.651.924 serangan, namun di tahun 2020, ketika sebagian besar pekerja di Asia Tenggara terpaksa bekerja purna waktu dari rumah, jumlahnya meroket hingga 214.054.408 serangan.
Di tahun 2021, ketika karyawan bisa bekerja selang seling antara bekerja di kantor atau dari rumah,
upaya serangan RDP turun rata-rata sebanya 20 persen dibanding 2020.
Namun, jumlahnya masih tetap lebih tinggi dibanding jumlah serangan pada 2019.
Tahun lalu, upaya serangan RDP di Singapura bahkan naik 6,85 persen dibanding 2020.
Apa yang dimaksud dengan RDP?
RDP atau remote desktop protocol adalah protokol milik Microsoft, memungkinkan pengguna
terhubung ke komputer lain melalui jaringan komputer yang menggunakan Windows.
RDP banyak digunakan oleh administrator sistem dan pengguna biasa untuk mengendalikan server dan PC lain dari jarak jauh.
Baca Juga: Bekerja dari Rumah Picu Tren Serangan Siber BEC
Namun, tool ini jugalah yang dieksploitasi penjahat siber untuk menembus komputer target yang biasanya memiliki sumber daya penting perusahaan.
Microsoft 365 tetap menjadi software produktivitas pilihan untuk bisnis, diikuti oleh Google Workspace.
Ketika perangkat berada di luar jaringan lokal perusahaan, jauh dari perlindungan departemen TI, akan selalu ada potensi besar terjadinya pencurian atau hilangnya informasi rahasia perusahaan akibat
kecerobohan.
Pada gelombang pertama lockdown, komputer yang diberikan secara tergesa-gesa kepada pekerja untuk WFH tidak dikonfigurasi dengan benar.
Hal ini memberi celah bagi penjahat siber untuk melakukan serangan, terutama menggunakan upaya serangan brute force (secara sistematis berusaha menemukan username dan password yang benar), agar bisa mendapatkan akses jarak jauh ke komputer target di dalam jaringan.
"Sektor-sektor seperti keuangan, informasi, manajemen, dan layanan profesional terbukti
mendapat manfaat saat bekerja dan berkolaborasi dari jarak jauh,” ujar Yeo Siang Tiong, General
Manager for Southeast Asia, Kaspersky.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga Vivo Y21d Indonesia: HP Murah Bersertifikasi Militer, Baterai Jumbo
-
51 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Klaim Skin Burning Lily dan Mythos Fist
-
Moto Pad 60 Neo Resmi ke Indonesia, Tablet Murah Motorola Harga Rp 2 Jutaan
-
Trik Pindahkan Microsoft Office Tanpa Ribet: Simak Langkah Mudah Berikut
-
iQOO Z10R vs realme 15T: Duel Panas HP 3 Jutaan, Mana Punya Kamera Paling Oke?
-
7 Rekomendasi HP 3 Jutaan untuk Gaming, Cocok untuk Anak Sekolah hingga Dewasa Muda
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 November: Klaim Pemain 111-113 dan Belasan Ribu Gems
-
Moto G67 Power Rilis: HP Murah dengan Kamera Sony dan Baterai 7.000 mAh
-
5 Pilihan HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik untuk Multitasking dan Gaming
-
YouTube Hipnotis Masyarakat! Waktu Nonton Melonjak 20%, Siapa Sangka Ini Alasannya