Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama pengelola Museum Trinil Ngawi bekerja sama dengan Museum Naturalis Biodiversity Center Belanda melakukan ekskavasi dan penelitian di sedimen Sungai Bengawan Solo Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jatim.
Arkeolog dari Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN Niluh Gede Diahmega Hapsari mengatakan ekskavasi yang dilakukannya tersebut merupakan bagian dari penelitian kehidupan manusia purba Pithecanthropus erectus yang telah dilakukan timnya sejak tahun 2016.
"Penggalian ini dilakukan untuk mencari dan meneliti keberadaan alat batu yang dilakukan oleh peradaban manusia purba," ujarnya di Ngawi, Senin (17/10/2022).
Dia menjelaskan timnya telah melakukan ekskavasi sejak tiga pekan terakhir, di mana pada tahun 2019 tim gabungan tersebut melakukan penelitian di aliran Bengawan Solo sekitar Museum Trinil dan berhasil menemukan alat batu.
"Penggalian kembali baru bisa dilakukan pada tahun 2022 karena pandemi. Penggalian kali ini dilakukan di tempat berbeda yang diyakini masih ada beberapa benda purba," katanya.
Adapun alasan kembali dilakukan penelitian dan penggalian fosil tersebut karena diduga masih banyak peninggalan fosil alat batu yang digunakan oleh manusia purbakala itu.
"Tanda-tanda alat batu sudah mulai terlihat di lapisan tanah yang mulai terbuka di sini. Adapun temuan alat batu pada tahun 2019 lalu merupakan bukti adanya interaksi manusia purba dengan lingkungan kala itu sehingga menghasilkan peralatan tersebut," kata dia.
Petugas Museum Trinil Ngawi Anton Supartono mengatakan sejauh ini sudah banyak ditemukan fosil dari kegiatan ekskavasi tersebut, mulai dari fosil gigi primata, tulang kerbau, kerang, dan sebagainya.
"Sudah banyak fosil yang ditemukan dari hasil ekskavasi ini. Namun untuk temuan alat batu lagi belum ada. Terkait perkiraan usia fosil, masih belum diketahui dan menunggu penelitian lebih lanjut," katanya.
Baca Juga: BRIN Disebut Sudah Hentikan Program Drone Elang Hitam
Selanjutnya, fosil-fosil itu dikumpulkan dan disimpan di Museum Trinil Ngawi untuk diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut oleh tim gabungan arkeolog dua negara tersebut.
Penggalian struktur lapisan tanah purba untuk menemukan fosil di lokasi tersebut masih berlangsung hingga 21 Oktober mendatang, sedangkan penelitian tentang peradaban manusia purba tersebut direncanakan berlangsung selama beberapa tahun. [Antara]
Berita Terkait
-
Perubahan Iklim dan Letusan Gunung Jadi Penyebab Punahnya Hobbit Flores
-
Rahasia Perbedaan Wajah Neanderthal dan Manusia Modern Akhirnya Terungkap
-
Sulawesi Mengubah Sejarah Migrasi Manusia Purba
-
Museum Bukuran Jadi Pusat Konservasi Fosil dan Benda Purbakala
-
DNA Manusia Purba dari Afrika Utara Ungkap Sejarah Tersembunyi Gurun Sahara, Apa Itu?
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari