Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kalau perubahan iklim kini menjadi ancaman serius. Sebab hal ini akan berdampak untuk keberlangsungan hidup umat manusia.
"Persoalan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui pertemuan, seminar, dan meeting. Terpenting, dari pertemuan itu dihasilkan aksi konkrit dan memiliki dampak besar terhadap upaya pencegahan dampak perubahan iklim," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari siaran pers, Senin (25/3/2024).
Dwikorita menyebut perubahan iklim mencakup berbagai aspek yang meliputi peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, serta dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
Ia mencontohkan efek perubahan iklim seperti mencairnya gletser atau lapisan es tropis di Puncak Jaya, Papua. Luas tutupan salju abadi di ketinggian 4.884 MDPL itu menyusut hingga 98 persen, dari yang awalnya 19,3 kilometer persegi di tahun 1850 menjadi hanya 0,23 kilometer persegi di April 2022.
Perubahan iklim saat ini, lanjut dia, telah mendekati batas yang disepakati bersama pada Perjanjian Paris COP21 pada 12 Desember 2015. Saat itu, seluruh dunia bersepakat harus membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5 derajat Celcius pada 2030.
Namun faktanya, saat ini kenaikan suhu melaju lebih cepat dan sudah mencapai kenaikan 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.
Dia melanjutkan, untuk mengatasi laju perubahan iklim terdapat dua aksi yang dapat dilakukan yaitu mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berarti setiap pihak harus mengurangi penyebab daripada pemanasan global dan perubahan iklim.
Sementara adaptasi adalah proses penyesuaian terhadap dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim.
"Jadi aksi iklim harus berorientasi mengintegrasikan antara tindakan mitigasi dan tindakan adaptasi," ujarnya.
Baca Juga: BMKG Pastikan Gempa Tuban Tidak Berpotensi Tsunami
Adapun dalam melakukan aksi mitigasi terdapat terdapat lima sektor fokus aksi penurunan emisi gas rumah kaca dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Hal itu mencakup sektor kehutanan, pertanian, energi, industri, dan limbah.
Sementara terdapat delapan fokus adaptasi yaitu ketahanan pangan, ketahanan ekosistem, ketahanan air, kemandirian energi, kesehatan, pemukiman perkotaan dan pedesaan, pesisir dan pulau kecil, dan peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan dan masyarakat.
Ancaman krisis pangan dan bencana kelaparan
Selain itu Dwikorita juga menegaskan pentingnya menjaga ketahanan air. Menurutnya, jika ketahanan air melemah maka akan berdampak serius pada banyak hal di antaranya ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia.
Apabila terus berlanjut, maka akan memicu terjadinya konflik yang berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan.
"Jumlah penduduk terus meningkat sehingga di waktu bersamaan kebutuhan air juga ikut meningkat. Apabila ini tidak dikelola dengan baik maka dampak buruknya akan sangat serius," wanti dia.
Berita Terkait
-
BMKG Pastikan Gempa Tuban Tidak Berpotensi Tsunami
-
Lagi, Gempa 6,5 Guncang Tuban
-
Karyawan di Gedung Graha Pena Surabaya Dibuat Panik Gempa M 6,0, Sampai Berdesakan di Tangga Darurat
-
Gempa Magnitudo 6.0 Guncang Tuban, Terasa Hingga Semarang
-
Pemandangan Memilukan di Rumah Sakit Gaza Utara: Banyak Bayi Menangis dan Meninggal karena Kelaparan
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
realme 15 5G, Smartphone AI Night Out dengan Kamera Superior, Performa Ngebut, dan Gaya Fashionable
-
Samsung ISOCELL HP5: Sensor 200MP dengan Piksel Super Kecil, Hasilnya Bikin Kagum
-
Jangan Sampai Ketinggalan! 8 Oktober 2025 Langit Indonesia Dihiasi Hujan Meteor dan Supermoon
-
Oukitel WP60 Meluncur, HP Midrange Anyar dengan Baterai 10.000 mAh
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Terbaik untuk Ngonser: Mulai Rp5 Jutaan Kamera Jernih, Video Stabil
-
Cara Aktifkan Efek Blur di HP REDMI dan POCO
-
Toshiba Rilis Japandi Series, Gabungkan Teknologi Canggih dan Desain Skandinavia
-
Rp2 Juta Dapat Tablet Apa? Ini 4 Rekomendasi Terbaik Oktober 2025
-
Call of Duty Black Ops 6 Jadi Game Gratis Pekan Ini, Sengaja Halangi Battlefield 6?
-
Registrasi SIM Prabayar XLSmart Kini Bisa Pakai Face Recognition