Suara.com - Saat mencari aplikasi hack untuk perangkat Android, sebagian besar membutuhkan root pada perangkat. Namun, ada beberapa aplikasi hacking Android yang tidak mengharuskan ponsel di-root dan mudah digunakan untuk pemula.
Aplikasi ini berguna bagi administrator jaringan hingga penguji penetrasi. Selain itu, aplikasi-aplikasi ini juga tersedia di Google Play Store dan berfungsi dengan versi Android terbaru.
Berikut ini lima aplikasi hack terbaik untuk Android:
1. Fing
Fing adalah aplikasi Google Play yang memberikan ringkasan lengkap tentang jaringan WiFi, titik akses terdekat, perangkat yang masuk, kamera tersembunyi, port terbuka, dan kerentanan router.
Dengan menggunakan berbagai alat, pengguna dapat memindai jaringan WiFi di sekitar pengguna, memblokir penyusup, menganalisis kinerja ISP, melakukan tes ping, menjalankan traceroute, dan melakukan pemindaian port.
Selain itu, aplikasi peretasan ini bereputasi tinggi dengan lebih dari 10 juta unduhan. Sayangnya, fitur untuk menemukan kerentanan router dan kamera tersembunyi hanya tersedia dalam versi Premium.
2. RoboShadow
RoboShadow Network IP Port Scanner adalah alat peretasan etis untuk Android yang menyediakan tes penetrasi mandiri secara gratis.
Baca Juga: Terganggu Iklan di HP Android? Ini Cara Memblokir yang Ampuh
Fitur Port Scan aplikasi ini dapat memindai lebih dari 65000 port. Melalui tes perangkat gratis, pengguna mendapatkan alamat IP, alamat MAC, dan nama BIOS dari semua perangkat yang terhubung ke jaringan WiFi ponsel. Semua riwayat data disimpan dan diekspor untuk audit jaringan.
Namun, meskipun RoboShadow mengidentifikasi port yang terbuka, RoboShadow tidak memberikan informasi mendalam terkait ancaman peretasan.
3. SnoopSnitch
SnoopSnitch oleh Security Research Labs menyelidiki firmware ponsel untuk menentukan patch keamanan Android yang terpasang dan hilang.
Pengguna juga mendapatkan ringkasan grafis singkat tentang jaringan terdekat mana yang relatif lebih aman dari penyadapan dan peniruan identitas oleh peretas.
Dengan chip Qualcomm MSM yang lebih lama, pengguna mendapatkan fitur pengujian penetrasi yang lebih canggih, seperti serangan SMS & SS7 dan stasiun pangkalan palsu (serangan IMSI.)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Mirai Human Washing Machine, Inovasi Mandi Otomatis dengan Harga Fantastis
-
Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra
-
Tutorial Membuat Grab dan Gojek Wrapped 2025, Tinggal Klik dan Langsung Bagikan
-
Render Motorola Edge 70 Ultra Beredar, Diprediksi Sertakan Stylus
-
BAKTI Komdigi Sukses Sediakan 30 Ribu Akses Internet Berkat Satelit Satria-1
-
Capcom Siapkan Game Baru dari Seri Mega Man, Devil May Cry, dan Ace Attorney
-
Hindari Kebocoran Data: Panduan Lengkap Memperbaiki HP Android yang Kena Hack
-
Bencana Banjir Sumatra, BAKTI Komdigi Sediakan 18 Akses Internet dari Satelit Satria-1
-
Assassin's Creed Black Flag Resynced Muncul di Situs Rating, Siap Diumumkan?
-
Indosat dan Nokia Hadirkan Program Literasi AI GenSi, Percepat Transformasi Digital Generasi Muda