Suara.com - Sejak awal perkembangan komputer, istilah "bloatware" telah digunakan untuk menggambarkan perangkat lunak pra-instal yang tidak diinginkan di dalam perangkat.
Praktik bloatware dimulai saat produsen perangkat asli (OEM) mulai menginstal perangkat lunak secara default di komputer mereka untuk mendapatkan keuntungan dan menyediakan perangkat lunak tambahan yang mungkin diinginkan oleh konsumen.
Dikutip dari techtarget Meskipun telah berlalu lebih dari tiga puluh tahun, masalah aplikasi bloatware masih tetap ada.
Mengapa Bloatware Masih Menjadi Ancaman?
Beberapa brand laptop terkenal memasangkan aplikasi bloatware pada perangkatnya, yang dapat membuat pengguna menjadi rentan terhadap serangan man-in-the-middle.
Jika bloatware tidak aman, hal ini dapat membahayakan keamanan perangkat PC. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua perangkat lunak yang diinstal pada PC selalu diperbarui dan aman, termasuk bloatware.
Tidak hanya masalah yang terbatas pada PC, perangkat seluler atau smartphone juga rentan terhadap bloatware. Meskipun bloatware pada sistem operasi Android umumnya tidak berbahaya dan hanya menampilkan iklan, tetapi bloatware ini masih dapat menimbulkan risiko kepada pengguna.
Sebagai contoh, beberapa bloatware dapat memiliki potensi penggunaan yang tidak etis, seperti memata-matai pemilik perangkat, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat digunakan untuk tujuan yang sah, seperti pengelolaan perangkat.
Cara Mendeteksi Bloatware
Baca Juga: Apa Itu Dry Text? Ini Penjelasan dan Contohnya
Bloatware sering kali dapat diidentifikasi melalui penurunan kinerja perangkat. Misalnya, perangkat yang terbebani oleh bloatware cenderung mengalami waktu boot yang lama, keterlambatan respons, atau masalah penyimpanan.
Salah satu bentuk umum bloatware adalah trialware. Aplikasi perangkat lunak ini disertakan secara gratis pada perangkat saat pembelian dan berfungsi selama periode uji coba tertentu sebelum memerlukan pembelian lisensi.
Adware yang muncul di situs web atau layar perangkat juga merupakan bentuk bloatware, begitu pula dengan utilitas sistem dan aplikasi yang telah diinstal sebelumnya oleh produsen pada perangkat.
Pengguna dapat mendeteksi keberadaan bloatware dengan memeriksa aplikasi yang terinstal dan mengidentifikasi aplikasi yang tidak mereka instal. Tim TI perusahaan juga dapat mendeteksi bloatware melalui penggunaan alat manajemen smartphone yang mencantumkan aplikasi yang telah diinstal.
Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu bloatware yang bisa menambah wawasan kamu. Semoga informasi ini bermanfaat.
Kontributor : Pasha Aiga Wilkins
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Nubia Z80 Ultra Segera Rilis: Usung Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Kamera Bawah Layar
-
Laris, Nintendo Switch 2 Cetak Rekor Penjualan
-
Cara Menggunakan dan Menonaktifkan Fitur Instagram Map, Apakah Aman?
-
Kolaborasi dengan Ricoh, Perusahaan Pamer Hasil Kamera Realme GT 8 Pro
-
Mencoba Bangkit, HMD Siapkan HP Baru Mirip iPhone 17
-
Segera Debut, Konfigurasi Memori Oppo Pad 5 Terungkap
-
Battlefield 6 Resmi Rilis: Penjualan Tembus Triliunan Rupiah, Diinginkan Jutaan Penggemar
-
Lolos Sertifikasi SDPPI, Peluncuran iQOO 15 ke Indonesia Makin Dekat
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 12 Oktober 2025: Ada Vector Batik, SG2, dan Hadiah Timnas
-
3 Tagar Trending usai Timnas Indonesia Gagal ke Pildun: Ada #KluivertOut dan #ErickOut