Suara.com - AI generatif sekarang sudah merambah ke berbagai sektor industri. Google Cloud baru-baru ini menawarkan kemampuan 'Grounding' untuk membawa AI enterprise-grade ke perusahaan lokal.
Dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis, sangat penting bagi perusahaan untuk menghadirkan AI generatif yang kompeten serta akurat. Oleh karena itu, proses Grounding menjadi hal penting agar AI generatif dapat memberikan informasi yang lebih akurat, andal, dan bermanfaat untuk berbagai aplikasi.
Grounding sendiri mengacu pada praktik menghubungkan model AI dengan sumber informasi real-time terpercaya untuk memastikan informasi yang diproses sudah tepat dan mengurangi risiko ‘halusinasi’, sebuah kondisi di mana AI menyediakan informasi yang terkesan meyakinkan, namun tidak akurat.
Hal ini bisa dihindari dengan proses Retrieval Augmented Generation (RAG) yang akan bekerja mengambil fakta dari sebuah pertanyaan, lalu meneruskan fakta tersebut ke model AI sebelum menghasilkan jawaban.
Agen dan aplikasi berbasis RAG biasanya menggabungkan konteks dari data perusahaan dengan pelatihan internal model untuk menghasilkan respons yang relevan dalam berbagai kasus penggunaan. Namun, industri seperti layanan keuangan, perawatan kesehatan, dan asuransi seringkali mengharuskan respons yang dihasilkan bersumber hanya dari konteks yang disediakan.
Untuk mendukung kebutuhan ini, Grounded Generation API menyediakan Grounding dengan mode high-fidelity menggunakan model Gemini 1.5 Flash yang telah disempurnakan. Fitur ini fokus pada konteks yang disediakan pengguna untuk menghasilkan jawaban yang lebih faktual, mengurangi halusinasi, dan mendukung kasus penggunaan perusahaan yang umum seperti peringkasan dokumen atau ekstraksi data keuangan.
Mode high-fidelity ini memberikan lampiran sumber pada setiap kalimat dalam jawaban serta menyediakan skor kepercayaan terkait sumber yang digunakan sebagai referensi. Ke depannya, untuk mendukung perusahaan dalam menyeimbangkan kebutuhan akan kualitas respons dengan efisiensi biaya, Grounding dengan Google Search akan segera menawarkan dynamic retrieval, sebuah kemampuan baru yang memungkinkan Gemini untuk secara dinamis memilih kapan menggunakan Google Search atau data internal untuk menjawab pertanyaan umum seperti "Di mana lokasi ibukota Indonesia" tanpa memerlukan sumber eksternal.
Praktik Grounding penting untuk penerapan pada chatbot atau asisten virtual yang memerlukan akses ke informasi real-time. Misalnya, chatbot yang terhubung ke jaringan dapat menarik data terkini untuk memberikan respons yang tepat kepada pengguna, sementara agen AI dapat mengembangkan respons berdasarkan data terbaru. Dengan mendasarkan AI pada sumber informasi real-time, AI generatif dapat memberikan jawaban yang relevan dan terkini terhadap pertanyaan pengguna.
Untuk penerapan pada perusahaan, model AI tidak terbatas hanya pada data yang tersedia di internet. Vertex AI Search dan API komponen dari Google Search memungkinkan perusahaan menerapkan kemampuan pencarian berkualitas tinggi dan spesifik.
Baca Juga: Muncul Keyword Bau dan Ketiak di Hasil Pencarian Google Erina Gudono, Netizen: Harusnya Malu Ya..
Selain itu, Google Search akan segera memperkenalkan layanan yang memungkinkan pelanggan untuk meningkatkan keandalan konten yang dihasilkan oleh AI menggunakan data pihak ketiga khusus dari penyedia seperti Moody’s, MSCI, Thomson Reuters, dan Zoominfo.
Model yang didasarkan pada fakta cenderung menghasilkan respons yang konsisten dan diklaim akurat. Hal ini penting agar dapat diandalkan untuk aplikasi kritis di mana misinformasi dapat mengakibatkan konsekuensi serius.
Dengan memprioritaskan Grounding, Google Cloud menetapkan standar AI yang dapat dipertanggungjawabkan dan mendukung perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan dalam memanfaatkan AI generatif.
Berita Terkait
-
Saingi Xiaomi, Tecno Pamerkan HP Lipat Tiga 'Phantom Ultimate 2'
-
Berapa Harga Google Pixel 9 Pro XL? Smartphone dengan Gemini AI yang Siap Tantang iPhone 16 Pro
-
Dimensity 9400 Bawa Peningkatan GPU Signifikan, Ray Tracing Selevel PC?
-
Cara Membuat Video Berpelukan dengan Vidu Studio, Bisa Lewat HP dan PC
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 Oktober: Ada Icon 111-113 dan 200 Rank Up
-
Ambisi Besar Warner Bros: Film Minecraft Didorong Menangkan Piala Oscar!
-
6 Rekomendasi Smartwatch dengan GPS, Harga Murah di Bawah Rp1 juta
-
Jadwal Susulan TKA 2025 Jenjang SMA SMK Disiapkan
-
Gladi Bersih TKA SMA SMK Resmi Hari Ini, Cek Fakta Nilai dan Manfaat Masuk PTN
-
Bos Xiaomi Blak-blakan Ungkap Kenapa Harga HP Makin Mahal
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain OVR 110113 Sekarang
-
OpenAI Kenalkan Browser Pesaing Google, Namanya ChatGPT Atlas
-
Xiaomi 17 Air Segera Hadir, HP Tipis Pesaing iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge
-
Apple Disebut Batal Rilis iPhone 19 di 2027, Ada Apa?