Suara.com - Pembuat chip, Qualcomm mengonfirmasi bahwa hacker (peretas) mengeksploitasi zero-day dalam lusinan chipsetnya yang ditemukan di perangkat Android.
Menurut Qualcomm, mengutip "indikasi" yang tidak disebutkan dari Threat Analysis Group milik Google, unit penelitian perusahaan yang menyelidiki ancaman peretasan pemerintah, kerentanan zero-day, yang secara resmi disebut CVE-2024-43047, mungkin dieksploitasi secara terbatas dan tertarget.
Qualcomm menambahkan, Laboratorium Keamanan Amnesty International, yang bekerja untuk melindungi masyarakat sipil dari pengawasan digital dan ancaman spyware, mengonfirmasi penilaian Google.
Badan keamanan siber AS CISA memasukkan kelemahan Qualcomm dalam daftar kerentanannya yang diketahui telah dieksploitasi.
Pada titik ini, tidak banyak detail tentang siapa yang mengeksploitasi kerentanan ini, berarti bahwa siapa pun yang menggunakan zero-day menargetkan individu dalam kampanye peretasan yang sebenarnya.
Belum diketahui pula individu mana saja yang menjadi target, atau mengapa.
Juru bicara Qualcomm Catherine Baker mengatakan kepada TechCrunch, Jumat (11/10/2024) bahwa perusahaan memuji "para peneliti dari Google Project Zero dan Amnesty International Security Lab karena menggunakan praktik pengungkapan , terkoordinasi," yang memungkinkan perusahaan meluncurkan perbaikan untuk kerentanan tersebut.
Juru bicara Amnesty Hajira Maryam mengatakan bahwa lembaga nirlaba tersebut akan segera merilis penelitian tentang kerentanan ini.
Juru bicara Google Kimberly Samra mengatakan, TAG belum menambahkan apa pun saat ini.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Pembaruan Android 15
"Perbaikan telah tersedia bagi pelanggan kami sejak September 2024," kata Juru bicara Qualcomm.
Kini, terserah kepada pelanggan Qualcomm untuk merilis patch ke perangkat pelanggan mereka.
Dalam laporannya, Qualcomm mencantumkan 64 chipset berbeda yang terpengaruh oleh kerentanan ini, termasuk platform seluler unggulan Snapdragon 8 (Gen 1) milik perusahaan, yang digunakan di lusinan ponsel Android.
Termasuk beberapa yang dibuat oleh Motorola, Samsung, OnePlus, Oppo, Xiaomi, dan ZTE. Artinya, jutaan pengguna di seluruh dunia berpotensi rentan.
Berita Terkait
-
Review Game Satisroom: Perfectly Organize, Menata Jadi Makin Seru
-
Snapdragon 8 Elite Disiapkan untuk HP Flagship, Ada Xiaomi hingga Samsung
-
Diprediksi Pakai HarmonyOS NEXT, Huawei Mate 70 Series Siap Meluncur
-
4 Cara Mengatur Jam dan Tanggal di HP Android, Bisa Otomatis dan Manual
-
Ganti HP Android ke iPhone, Data Hilang atau Tidak?
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
5 HP Wireless Charging Termurah Desember 2025: Mulai 2 Jutaan, Memori Ekstra Lega
-
Maksimalkan Kualitas, Peluncuran Game James Bond 007 First Light Ditunda
-
Oppo Reno 15 Versi Global Muncul di Geekbench, Chipset Lebih Rendah
-
Teknologi Hunian Terkoneksi Dipamerkan, Smart Living Jadi Arah 2026
-
HP Murah Vivo Y31d Lolos Sertifikasi di Indonesia, Bawa Baterai 7.060 mAh
-
Huawei MatePad 12X 2026 Siap Hadir di Indonesia, Tablet Rasa PC untuk Profesional
-
30 Kode Redeem FC Mobile Siang Ini, Buruan Serbu Panen Gems & Pemain Icon OVR 106
-
Deretan HP Lawas Xiaomi yang Kebagian HyperOS 3
-
Daftar iPhone Lama yang Masih Dapat Update iOS 26.2, Cek Apakah iPhone 11 Masih Kebagian
-
HP Paling Gahar Xiaomi, Video Hands-On Xiaomi 17 Ultra Beredar ke Publik