Suara.com - Apakah Anda sering bertanya-tanya mengapa alarm tunda di ponsel Anda berbunyi lagi setelah sembilan menit, bukan sepuluh?
Meski terlihat seperti angka yang aneh, ternyata ada sejarah panjang dan alasan teknis di balik durasi ini.
Sejarah Alarm Tunda
Menyadur dari Unilad, Fitur alarm tunda pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 oleh General Electric-Telechron. Model ini memungkinkan pengguna untuk menunda alarm selama sembilan menit, bukan sepuluh.
Alasan utama? Mekanisme jam analog pada masa itu sulit diatur untuk menunda alarm tepat sepuluh menit. Sistem roda gigi yang digunakan membuat sembilan menit menjadi pilihan paling mendekati.
Sejak itu, durasi sembilan menit menjadi standar yang terus dipertahankan bahkan hingga era digital. Tradisi ini berlanjut meskipun teknologi telah memungkinkan durasi alarm yang lebih presisi.
Manfaat dan Risiko Alarm Tunda
Bagi sebagian orang, tombol tunda adalah penyelamat pagi hari, membantu transisi dari tidur ke bangun secara perlahan. Namun, terlalu sering menekan tombol ini dapat menyebabkan sleep inertia—perasaan pusing dan disorientasi setelah bangun tidur.
Brooklyn Bedding menyarankan bahwa alarm tunda bisa bermanfaat jika digunakan dengan benar, seperti untuk membantu tubuh bangun secara perlahan. Namun, bila digunakan secara berlebihan, alarm tunda justru dapat mengganggu pola tidur Anda.
Baca Juga: Tips Bangun Pagi Tanpa Perlu Alarm
Cara Mengurangi Ketergantungan pada Alarm Tunda
Jika Anda kesulitan untuk bangun tanpa menekan tombol tunda, para ahli menyarankan untuk menerapkan rutinitas tidur yang sehat. Salah satu metode yang direkomendasikan adalah aturan 10-3-2-1-0:
- 10 jam sebelum tidur: Hindari konsumsi kafein.
- 3 jam sebelum tidur: Berhenti makan, terutama makanan berat atau berlemak.
- 2 jam sebelum tidur: Jeda semua pekerjaan atau aktivitas berat mental.
- 1 jam sebelum tidur: Hindari penggunaan perangkat elektronik dengan cahaya biru.
- 0 kali menekan tombol tunda: Dengan tidur berkualitas, Anda tidak akan memerlukan tombol ini di pagi hari.
Studi tentang Kebiasaan Menunda Alarm
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menunda alarm dapat memengaruhi kualitas tidur dan detak jantung istirahat. Mereka yang sering menekan tombol tunda memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur dan merasa kurang segar di pagi hari.
Jadi, meskipun alarm tunda berdurasi sembilan menit memiliki akar sejarah dan alasan teknis, penting untuk menggunakannya secara bijak agar tidak mengorbankan kualitas tidur Anda. Mulailah rutinitas tidur yang lebih sehat untuk pagi yang lebih segar!
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Panduan Lengkap Menghubungkan Laptop Windows dan Mac ke Monitor Eksternal, Ini Langkah-langkahnya
-
Baru Rilis, ARC Raiders Kalahkan Battlefield 6 Dua Pekan Beruntun di Steam
-
LG Pastikan TV Lolos Standar Global Lewat 500 Tes Ketat
-
5 HP 2 Jutaan Kamera Terbaik dan RAM Besar untuk Hadiah Anak di Akhir Semester
-
5 Tablet 2 Jutaan dengan SIM Card, Tak Perlu Wifi dan Bisa Pakai WhatsApp
-
7 HP RAM Besar Kamera Bagus Harga Terjangkau, Bebas Multitasking Tanpa Nge-Lag!
-
31 Kode Redeem FC Mobile Aktif 19 November: Ada Ribuan Gems, Pemain 111-113, dan Glorious
-
Teaser Beredar ke Publik, Fitur dan Warna POCO F8 Ultra Terungkap
-
5 Rekomendasi Smartwatch dengan Fitur AI, Ada yang Bisa Pakai ChatGPT
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan yang Ada NFC untuk Game dan Pembayaran Digital