Pada tahun 2025, para pembuat kebijakan di kawasan Asia Pasifik akan memfokuskan perhatian pada etika, perlindungan data, dan transparansi AI.
Namun, peningkatan penggunaan model AI akan menyebabkan peningkatan fokus pada keamanan AI, integritas dan reliabilitas data yang digunakan.
2. 2025 adalah tahun populernya deepfake di Asia Pasifik
Deepfake telah digunakan untuk tujuan jahat di wilayah Asia Pasifik karena paling efektif menargetkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan finansial.
Aktor jahat yang cerdas akan memperhatikan dan menggunakan teknologi AI generatif yang terus berkembang untuk meluncurkan serangan deepfake yang kredibel.
Penggunaan audio deepfake juga akan semakin meluas dalam serangan ini, karena teknologi yang ada sudah memungkinkan kloning suara yang sangat meyakinkan.
Kita akan semakin sering melihat penggunaan deepfake sebagai satu serangan atau sebagai bagian dari serangan yang lebih besar pada tahun 2025.
3. Peningkatan fokus pada integritas produk dan keamanan rantai pasokan pada tahun 2025
Oganisasi akan diminta untuk semakin fokus pada integritas produk dan ketahanan rantai pasokan.
Baca Juga: Bos IBM Bocorkan Lima Tren AI pada 2025
Di lingkungan cloud, di mana kompleksitas dan skala mengikuti risiko, visibilitas real-time adalah sebuah keharusan.
Sehingga, akan ada fokus yang lebih besar pada monitoring yang komprehensif dengan pelacakan metrik kinerja infrastruktur dan aplikasi yang terus menerus.
4. Infrastruktur siber akan berpusat pada satu platform keamanan data terpadu
Pada tahun 2025, banyak organisasi diperkirakan akan mengatasi peningkatan kompleksitas dengan mengurangi jumlah tools keamanan siber, dan beralih ke satu platform terpadu yang menawarkan peningkatan visibilitas dan kontrol.
Tren ini akan semakin dipercepat dengan kurangnya talenta siber.
Platform terpadu dinilai dapat memberikan visibilitas dan konteks secara menyeluruh yang mencakup repositori kode, beban kerja cloud, jaringan, dan SOC.
Berita Terkait
-
5 Fitur Xiaomi Berbasis AI di HyperOS 2.0 Global
-
Guru Indonesia Terapkan AI, Matematika Jadi Lebih Menyenangkan!
-
Bukan Gemini, Samsung Bakal Andalkan ChatGPT untuk Galaxy AI?
-
Lintasarta Resmikan AI Merdeka, Adopsi Teknologi AI Bagi Masa Depan Digital Indonesia
-
Deretan Fitur AI ColorOS 18 di Oppo Find X8 Series, Bisa 'Airdrop' File ke iPhone Apple
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya
-
Update HyperOS 3 Global Dimulai, Xiaomi 15T Series Dapat Giliran Pertama
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game