Suara.com - Paradoks Fermi adalah salah satu masalah paling membingungkan dalam kehidupan di alam semesta kita.
Berdasarkan pemahaman kita saat ini tentang biologi dan fisika, kita seharusnya melihat peradaban alien atau tanda-tanda keberadaannya di langit malam.
Namun sejauh yang kita tahu, kita sendirian di alam semesta. Mengapa demikian? Salah satu alasan mengapa kita tidak menemukan kehidupan asing adalah karena kita tidak mencari di tempat yang tepat.
Karena hanya makhluk hidup di Bumi yang kita ketahui, para ilmuwan cenderung mencari kehidupan seperti kita.
Mungkin Bumi tidak biasa, dan kehidupan tumbuh subur di tempat-tempat yang jauh lebih asing dari yang pernah kita bayangkan.
Mengutip dari listverse.com, berikut sepuluh tempat yang diduga sebagai rumah bagi organisme asing.
1. Venus
Venus sepi seperti Bumi, atau setidaknya Bumi jika dikirim ke neraka. Kedua planet ini memiliki ukuran dan massa yang serupa, serta gravitasi permukaannya sebanding.
Tentunya ini menjadikannya tempat yang jelas untuk mencari kehidupan.
Baca Juga: Bagaimana Hiu Bertahan Hidup dari Asteroid yang Membunuh Dinosaurus?
Ketika para astronom di awal abad ke-20 mengintip Venus melalui teleskop mereka, yang mereka lihat hanyalah awan tebal yang memantulkan sinar matahari.
Hal ini menyebabkan beberapa orang menggambarkan permukaannya sebagai rawa tropis dan lembab yang penuh dengan makhluk hidup.
Sayangnya, ketika wahana antariksa menjelajahi planet ini, mereka menemukan suhu permukaannya cukup panas untuk melelehkan timbal, dan atmosfer beracunnya mempunyai tekanan hampir 100 kali lipat dari tekanan di Bumi. Kalau begitu, bukan tempat yang bisa diharapkan adanya kehidupan.
Kecuali ada bagian planet yang mungkin hanya menampung organisme. Ada tempat-tempat yang lebih tinggi di atmosfer yang tekanannya tidak terlalu besar, suhunya cukup dingin untuk menampung air dalam bentuk cair, dan mungkin terdapat lebih sedikit asam sulfat yang ada di mana-mana.
Organisme bersel tunggal mungkin bisa hidup di sana, terjebak dalam angin kencang
Salah satu teori menyatakan bahwa organisme ini dapat menjalani kehidupannya dalam dua tahap. Ketika berada di tempat yang tepat, mereka aktif dan hidup, tetapi jika mereka mulai jatuh ke permukaan ketika tetesan terbentuk di sekitar mereka, mereka masuk ke dalam kondisi hibernasi yang sulit sehingga dapat bertahan hidup di tingkat yang lebih rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Oppo Find X9 dan Find X9 Pro Resmi ke RI, Harga Mulai Rp 15 Juta
-
Penjualan Battlefield 6 Tembus 10 Juta Kopi, Analis Sebut Masih Sulit Kalahkan Game COD
-
7 Smartwatch Murah yang Bisa Hitung Kalori: Praktis Pantau Diet, Harga Mulai Rp200 Ribuan
-
Meluncur Bulan Ini, Vivo Y500 Pro Bawa Memori 512 GB dan Kamera 200 MP
-
Link Live Streaming Supermoon 5 November 2025: Amati 'Fenomena Bulan Besar' Lebih Dekat
-
7 Rekomendasi Tablet Android Killer! Performa Tak Kalah dari iPad, Harga Mulai 1 Jutaan
-
23 Kode Redeem FC Mobile 5 November: Klaim Hadiah Rank Up, Player Pack, dan Gems Gratis Sekarang!
-
Redmi Turbo 5 Lolos Sertifikasi: Diprediksi Pakai Dimensity 8500, Skor AnTuTu Tinggi
-
Laris Lampaui Konsol Lain, Nintendo Switch 2 Terjual 10 Juta Unit dalam 4 Bulan
-
23 Kode Redeem FF 5 November: Segera Klaim Skin Evo Gun & Bundle Flame Arena Sebelum Kedaluwarsa!