Suara.com - Dikenal sebagai simbol kejayaan fotografi di abad ke-20, Kodak pernah menjadi nama besar di industri kamera film. Namun, bangkrutnya perusahaan ini menjadi salah satu pelajaran berharga tentang risiko stagnasi dalam dunia bisnis yang berubah cepat.
Dilansir dari Unilad, pada puncaknya di akhir abad ke-20, Kodak mendominasi pasar fotografi, terutama di Amerika Serikat.
Dengan permintaan tinggi akan kamera film, perusahaan ini mencapai nilai pasar 31 miliar dolar US pada tahun 1996, menjadikannya pemimpin tak tergoyahkan dalam industri ini. Namun, kesuksesan besar ini justru menjadi alasan utama kemerosotan mereka.
Penemuan Revolusioner yang Diabaikan
Pada tahun 1975, Steve Sasson, seorang teknisi Kodak, menciptakan kamera digital pertama di dunia. Penemuan ini, yang dapat merekam gambar tanpa memerlukan film, memiliki potensi untuk merevolusi industri fotografi.
Namun, alih-alih memanfaatkan teknologi tersebut, Kodak memilih untuk mengubur inovasi ini.
Keputusan tersebut didasarkan pada kalkulasi finansial. Penjualan film yang menguntungkan dianggap lebih penting daripada mengembangkan teknologi baru yang berpotensi mengganggu model bisnis mereka.
Pada saat itu, strategi ini tampak masuk akal dan berhasil memperpanjang dominasi Kodak selama beberapa dekade.
Kesalahan yang Berulang
Baca Juga: Bawa Active Cooling 'Mirip PC', Oppo Diprediksi Siapkan HP Gaming Baru
Namun, keputusan untuk tidak mengembangkan kamera digital terbukti menjadi kesalahan fatal. Saat teknologi digital mulai matang di awal 2000-an, para pesaing seperti Canon, Nikon, dan Sony bergerak cepat untuk mengadopsi inovasi ini.
Sementara itu, Kodak tetap bertahan pada bisnis kamera film yang kian kehilangan relevansi.
Pada tahun 2012, Kodak bangkrut setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan yang drastis. Meskipun perusahaan ini masih beroperasi hingga kini, mereka lebih dikenal sebagai bayangan dari kejayaannya.
Kamera film yang dulu menjadi simbol keunggulan Kodak kini hanya diminati oleh segelintir penggemar fotografi dan pecinta nostalgia.
Pelajaran dari Kejatuhan Kodak
Kisah Kodak menjadi pengingat penting tentang bahaya mengabaikan inovasi demi mempertahankan model bisnis lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
50 Kode Redeem FF 22 Desember 2025: Borong Mystery Shop dan Klaim Bundle Gratis
-
5 Pilihan HP dengan Chipset Snapdragon 820, Performa Ngebut Harga di Bawah Rp3 juta
-
22 Kode Redeem FC Mobile 22 Desember 2025: Sikat Gareth Bale dan Ribuan Gems Spesial
-
Operator Seluler Tak Boleh Simpan Data Biometrik Penduduk untuk Registrasi SIM Card
-
Registrasi SIM via Face Recognition, Pemerintah Diminta Ingat Lagi Kasus Kebocoran Data Dukcapil
-
Langkah Mudah Menyambungkan Laptop ke Internet Lewat Ponsel, Simak Caranya
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan NFC: Kirim File dan Pakai E-Wallet Makin Praktis
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
40 Kode Redeem FC Mobile Siang Ini, Klaim Pemain Legendaris Jaap Stam
-
60 Kode Redeem FF Gratis untuk Dapatkan Skin Senjata M1887 SG Ungu Hari Ini