Suara.com - Perusahaan keamanan siber dan privasi digital global membagikan tip untuk menghindari serangan ransomware kepada organisasi maupun perusahaan.
Dalam siaran persnya pada Rabu 18 Desember 2024, Kaspersky menjelaskan bahwa ransomware adalah perangkat lunak pemerasan yang dapat mengunci komputer dan kemudian meminta tebusan untuk melepaskannya.
Ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware bergantung pada varian virusnya.
Ransomware meliputi dua kategori utama, yaitu ransomware locker dan ransomware crypto.
Ransomware locker memengaruhi fungsi dasar komputer, sedangkan ransomware crypto membuat berkas individual tetap terenkripsi.
Faktanya, ransomware dapat bersifat kompleks atau sederhana, tergantung pada korban yang disasar.
Ransomware umum tersebar luas melalui kampanye spam berbahaya, sedangkan ransomware kompleks digunakan dalam serangan yang ditargetkan.
Pada kebanyakan kasus, infeksi ransomware terjadi dengan cara berikut.
Pertama, malware memperoleh akses ke perangkat. Jika ransomware atau Trojan enkripsi masuk ke komputer, dia mengenkripsi data atau mengunci sistem operasi pengguna. Setelah itu, tebusan akan diminta dari korban.
Baca Juga: Hacker Profesional Sarankan Jangan Menyimpan Password Secara Digital, Ini Alasannya
Dengan munculnya tren Ransomware 3.0, para penyerang mampu menghasilkan berbagai versi ancaman yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, yang juga disebut Ransomware-as-a-Service atau RaaS.
Ransomware as a Service memberi kesempatan kepada pelaku kejahatan siber dengan kemampuan teknis yang rendah untuk melakukan serangan ransomware.
Malware tersebut tersedia bagi para pembeli, yang berarti risiko lebih rendah dan keuntungan lebih tinggi bagi para pemrogram perangkat lunak.
Kaspersky mendeteksi 57.571 serangan ransomware pada bisnis di wilayah Asia Tenggara dari Januari hingga Juni 2024.
Ransomware yang menyasar bisnis di wilayah ini paling banyak berada di Indonesia, dengan jumlah insiden yang diblokir oleh Kaspersky sebanyak 32.803 insiden.
Selain itu, Kaspersky memblokir 15.208 serangan ransomware di Filipina, 4.841 serangan di Thailand, 3.920 serangan berbahaya di Malaysia, 692 serangan di Vietnam, dan 107 serangan di Singapura.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
7 Tips Memilih Smartwatch yang Tepat untuk Android, iPhone, dan Gaya Hidup
-
Turnamen Internasional Free Fire FFWS Global Finals 2025 Cetak Rekor Dunia
-
Adu HP POCO C85 vs Vivo Y28: Dibekali Baterai 6000 mAh Kamera 50 MP Tapi Harga Beda Jauh?
-
Buriram United Esports Juara Dunia FFWS Global Finals 2025 Free Fire
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 November: Raih 6.000 Gems dan 15 Juta Koin
-
5 CCTV 360 Derajat untuk Jangkauan Luas, Harga Mulai Rp150 Ribuan
-
5 Tablet dengan Fitur NFC Paling Murah, Transaksi Digital Jadi Mudah
-
4 Smartwatch dengan Layar AMOLED Paling Murah, Tetap Jernih di Bawah Sinar Matahari
-
Mengenal Jinlin Crater, Kawah Modern Terbesar di Bumi
-
DiVine Hadirkan Kembali Vine dengan Larangan Konten AI