Suara.com - Bagi banyak pria, bangun pagi dan menyadari garis rambut yang semakin mundur di cermin adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi. Fenomena ini dikenal sebagai kebotakan pola pria.
Di sisi lain, wanita tampaknya memiliki "keajaiban" dalam mempertahankan rambut mereka meskipun kadang mengalami kerontokan yang menyebar. Apa yang sebenarnya membuat perbedaan ini? Jawabannya ada di dalam gen kita.
Berikut ini dirangkum Suara.com dari Scienceabc, penjelasan tentang kenapa lebih banyak pria yang kena masalah kebotakan dibandingkan wanita.
Genetika dan Kebotakan Pola Pria
Kebotakan pola pria, atau alopecia androgenetik, adalah kondisi genetik yang dipengaruhi oleh banyak gen sekaligus (poligenik). Salah satu gen utama yang berperan adalah gen AR (Androgen Receptor), yang berada di kromosom X.
Gen ini memproduksi protein reseptor androgen yang bertugas mengenali hormon seperti testosteron dan DHT (dihydrotestosterone).
DHT adalah turunan testosteron yang memiliki efek mengecilkan folikel rambut, menyebabkan rambut menipis, dan akhirnya rontok. Pria yang mewarisi varian gen AR tertentu memiliki risiko lebih besar mengalami kebotakan pola pria.
Karena pria hanya memiliki satu kromosom X yang diwarisi dari ibu, risiko ini lebih tinggi dibandingkan wanita, yang memiliki dua kromosom X. Pada wanita, gen pembawa sifat kebotakan pada satu kromosom X sering "tertutupi" oleh gen normal pada kromosom X lainnya.
Mengapa Wanita Lebih Tahan Terhadap Kebotakan?
Baca Juga: Pisau Purba 3 Juta Tahun di Kenya: Bukti Inovasi Awal Manusia?
Selain perbedaan genetik, hormon juga memainkan peran besar. Wanita memproduksi DHT dan testosteron dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan pria.
Sebaliknya, hormon estrogen dan progesteron yang dominan pada wanita justru melindungi folikel rambut mereka. Namun, setelah menopause, ketika kadar hormon ini menurun, beberapa wanita mulai mengalami kerontokan rambut.
Rambut Rontok Seiring Usia
Kerontokan rambut sering kali merupakan bagian alami dari proses penuaan. Dengan bertambahnya usia, aliran darah ke folikel rambut berkurang, menyebabkan folikel mengecil dan menghasilkan rambut yang lebih tipis.
Selain itu, perubahan pada tingkat sel, peradangan, dan stres oksidatif juga berkontribusi pada penipisan rambut.
Dampak Stres dan Gaya Hidup
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Qualcomm Resmi Rilis Snapdragon 6s Gen 4, Dukung Fitur Gaming hingga Kamera 200MP
-
Setelah Samsung, Giliran Oppo Gandeng Google buat Teknologi AI
-
Riset Indosat: Jika Indonesia Serius Adopsi AI, PDB Bisa Tembus Rp 2.326 Triliun di 2030
-
41 Kode Redeem FF Terupdate 27 Oktober 2025, Ada Skin Evo Gun Populer Bisa Didapatkan Gratis
-
Daftar Lengkap 17 Kode Redeem FC Mobile 27 Oktober 2025, Dapatkan 500 Token FootyVerse
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya
-
Update HyperOS 3 Global Dimulai, Xiaomi 15T Series Dapat Giliran Pertama