Suara.com - Beberapa hari lalu, Suara.com sempat kena serangan DDoS selama 1,5 jam.
Lantas apa itu serangan DDoS, Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, memberikan penjelasannya.
DDos atau Distributed Denial of Service adalah jenis upaya serangan siber yang memanfaatkan batasan kapasitas tertentu yang berlaku untuk sumber daya jaringan apapun.
Seperti infrastruktur yang mendukung situs web perusahaan.
"Serangan DDoS akan mengirimkan beberapa permintaan ke sumber daya web yang ditargetkan," katanya kepada Suara.com, Kamis (17/4/2025).
Dia menambahkan, serangan siber ini bertujuan melampaui kapasitas situs web untuk menangani beberapapermintaan dan mencegah situs web berfungsi dengan benar.
Untuk melakukan serangan, menurutnya, penyerang pertama-tama menguasai sebagian perangkat dengan menginfeksinya dengan malware, menciptakan botnet.
"Botnet ini mungkin berada di dalam organisasi target, tetapi mereka sering kali berada di luar," ujar Yeo Siang Tiong.
Dia juga menjelaskan cara bekerja serangan DDoS.
Baca Juga: Pemilik Smartphone Indonesia Jadi Sasaran Empuk Virus Trojan Triada
"Penyerang kemudian memulai serangan denganmengirimkan instruksi khusus ke bot," ucapnya.
Pada gilirannya, botnet mulai mengeluarkan permintaan ke server target, membanjirinya, dan menyebabkan penolakan layanan ke lalu lintas regulernya.
"Uang, waktu, klien, dan bahkan reputasi adalah risiko yang dipertaruhkan jika terjadi serangan DDoS pada organisasi," jelas Yeo Siang Tiong.
Bergantung pada tingkat keparahan serangan, sumber daya dapat offline selama 24 jam, beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu.
Faktanya, survei oleh Kaspersky mengungkapkan bahwa satu dari lima serangan DDoS dapat berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Hal ini membuktikan kecanggihan dan ancaman serius yang ditimbulkannya bagi semua organisasi.
Untuk itu, Kaspersky memberikan saran umum berikut dapat membantu meningkatkan pertahanan lebih jauh.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah periksa pengaturan sistem saat ini.
Termasuk perangkat lunak, perangkat, server, dan jaringan untuk mengidentifikasi risiko keamanan dan potensi ancaman.
Lalu, terapkan langkah-langkah untuk menguranginya dengan lakukan penilaian risiko secara berkala.
Kemudian, pastikan semua perangkat lunak dan teknologi selalu diperbarui untuk memastikannya menjalankan patch keamanan terbaru.
Lalu, kembangkan strategi yang layak untuk pencegahan, deteksi, dan mitigasi serangan DDoS.
Jangan lupa, pastikan siapa pun yang terlibat dalam rencana pencegahan serangan memahami arti seranganDDoS dan peran yang diberikan kepada mereka.
Kamu juga bisa menerapkan solusi seperti perlindungan DDoS Kaspersky untuk bisnis.
"Dengan memahami pola dan karakteristik lalu lintas umum organisasi Anda, Anda dapat menetapkan dasar untuk lebih mudah mengidentifikasi aktivitas tidak biasa yang merupakan gejala awal serangan DDoS," beber Yeo Siang Tiong.
Di tengah iklim politik dalam negeri saat ini, dia menambahkan, bukan hanya organisasi di area kritikal yang dapat menjadi target penyerang.
Tetapi, menurutnya, seluruh industri juga perlu memitigasi dan mempersiapkan stabilitas respons yang tepat dalam menghadapi risiko siber.
Kamu juga harus menyiapkan postur defensif Rencana B yang siap diluncurkan.
"Posisikan diri Anda untuk siap memulihkan layanan kritis dengan cepat dalam menghadapi serangan DDoS," pungkasnya.
Seperti diketahui, situs berita Suara.com terkena serangan DDos dan sempat tidak bisa diakses dalam sementara waktu.
Serangan DDos tersebut terjadi pada tampilan ponsel saat membuka situs.
Sejumlah awak Suara.com melaporkan situs sempat tidak bisa diakses.
Belakangan diketahui, serangan tersebut terjadi sekira jam 17.50 WIB hingga 19.20 WIB.
Dari pelacakan yang dilakukan Tim IT, Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono mengemukakan bahwa serangan dilakukan menggunakan bot dengan menggunakan IP dari sejumlah negara di Eropa dan ada juga dari Indonesia.
Berita Terkait
-
Komdigi Investigasi Dugaan Kebocoran Data Pegawai di Pusat Data dan Sarana Informatika
-
Survei: 80 Persen Eksekutif Hadapi Tekanan Antara Menekan Biaya dan Meningkatkan Keamanan Siber
-
Modus Baru Penipuan Online: Berkedok Hadiah Imlek 2025, Waspada!
-
Perayaan Imlek 2025, Awas Web Palsu Beredar!
-
Serangan Baru pada Drive USB Jadi Tren
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag