Suara.com - CEO Apple Tim Cook mengumumkan efek kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal tarif impor. Ia mengaku kalau perusahaan bisa terancam rugi hingga 900 juta Dolar AS atau Rp 14,8 triliun.
"Dengan asumsi tarif global saat ini, kebijakan, dan aplikasi tidak berubah selama kuartal terakhir dan tidak ada tarif baru yang ditambahkan, kami memperkirakan dampaknya akan menambah biaya kami sebesar 900 juta Dolar AS," kata Cook dalam laporan pendapatan Apple, dikutip dari The Verge, Jumat (2/5/2025).
Namun Cook menegaskan kalau ini hanya perkiraan. Ia meminta para investor untuk tidak khawatir saat kuartal selanjutnya yang diumumkan Juni 2025 mendatang.
Sebab di saat itu, Cook memprediksi adanya kemungkinan bahwa Apple masih memiliki peluang yang menguntungkan di kuartal terbaru.
Dia menjelaskan kalau mayoritas iPhone Apple yang dijual ke AS adalah produksi dari India. Sementara Vietnam bakal dijadikan negara untuk memproduksi hampir semua produk iPad, Macbook, Apple Watch, hingga AirPods untuk dikirim ke AS.
Kendati begitu Cook menyebut kalau China masih menjadi negara utama untuk memproduksi sebagian besar total penjualan produk Apple, tapi di luar AS.
Tapi Cook mengatakan kalau kebijakan tarif Trump soal impor produk dari China yang mencapai 145 persen berlaku untuk lini bisnis AppleCare serta aksesori.
"Sementara itu, kami akan mengelola perusahaan seperti biasa, dengan keputusan yang bijaksana dan penuh pertimbangan," jelas Cook.
Perang dagang Trump vs China
Baca Juga: Apple Kalah, Game Fortnite Akhirnya Segera Kembali ke iPhone
Sekadar informasi, perang dagang antara AS dan China memanas setelah Trump mengumumkan tarif impor 145 persen untuk produk Tiongkok.
Merespons tarif Trump, Pemerintah Beijing pun membalas serupa dengan menetapkan biaya 145 persen untuk produk impor dari AS.
Namun Trump mengumumkan kebijakan baru untuk produk elektronik seperti smartphone, chip semikonduktor, dan komputer yang masuk pengecualian.
Meskipun ponsel sudah tak masuk daftar tarif Trump untuk sementara itu, analis Rob Enderle menyebut kalau tidak semua komponen yang ada dalam iPhone Apple masuk dalam daftar pengecualian.
"Semakin banyak komponen yang melintasi batas negara, semakin banyak biaya yang mengalir ke perangkat. Pada akhirnya semua ini menimbulkan kekacauan yang mahal," kata Rob, dikutip dari India Times, Jumat (2/5/2025).
Sementara itu Manajer Penelitian Canalys, Le Xuan Chiew memperkirakan kalau Apple bakal membangun inventaris baru sebelum kebijakan tarif trump berlaku.
"Dengan fluktuasi yang sedang berlangsung dalam kebijakan tarif, Apple kemungkinan bakal mengalihkan produksi untuk produk AS ke India demi mengurangi risiko di masa depan," ungkapnya.
Sementara itu, China masih menjadi negara utama untuk produksi iPhone yang dikirim ke AS. Tapi Canalys menyatakan kalau produksi iPhone di India mulai meningkat jelang akhir kuartal.
Penjualan produk Apple merosot di China
Apple mengumumkan pendapatan perusahaan sebesar 95,4 miliar Dolar AS atau Rp 1.575 triliun selama kuartal terakhir. Keuntungan ini didorong oleh penjualan iPhone dengan laba sebesar 24,8 miliar Dolar AS (Rp 409,6 triliun) di kuartal tersebut.
Analis dari firma riset CFRA Research, Angelo Zino menyatakan kalau Apple mengalami pertumbuhan kuat di Amerika Serikat dan Jepang. Ia beralasan kalau peningkatan ini terjadi berkat naiknya pesanan untuk mengatasi tarif Trump.
Hanya saja pendapatan Apple di China turun 3 persen di kuartal tersebut.
"Pendapatan China turun 3 persen, tetapi harapannya adalah pertumbuhan karena subsidi diberlakukan untuk membantu merangsang permintaan di wilayah tersebut," beber dia.
Saham Apple turun lebih dari 3 persen dalam perdagangan setelah perusahaan mengumumkan laporan pendapatan kuartal.
Berita Terkait
-
Apple Kalah, Game Fortnite Akhirnya Segera Kembali ke iPhone
-
6 Rekomendasi HP Mirip iPhone, Mulai Rp 1,1 Jutaan Terbaik Mei 2025
-
5 Merek HP Terlaris Global pada Q1 2025: Samsung Pemuncak, Xiaomi Nomor Tiga
-
Oppo Siapkan HP Tipis Misterius, Tantang iPhone 17 Air dan Galaxy S25 Edge
-
9 HP Vivo Mirip iPhone, Bawa Desain Kamera Boba Tapi Harga Mulai Sejutaan
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
Terkini
-
Google Ubah Tampilan Logo G, Sentuhan Gradasi Bikin Makin Elegan
-
Siapa Ikhsan Katonde? Sebut Gibran Cuma Kursus Beberapa Bulan di Australia
-
57 Kode Redeem FF Terupdate 30 September 2025: Klaim Incubator Voucher, Bundle, dan Skin Gratis
-
Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 September 2025, Klaim 2.000 Gems hingga Nike Phantom 6
-
Lagi Viral, Ini Prompt Gemini AI Siap Pakai untuk Edit Foto Estetik Kena Angin di Jendela Mobil
-
Resmi Dikonfirmasi, Electronic Arts Ungkap Investor Saudi Bakal Akuisisi Mereka
-
HP Baru Motorola Pesaing iPhone Air: Moto X70 Segera Rilis
-
59 Kode Redeem FF Max Terbaru 30 September: Raih Ninja Bundle, M4A1 dan Diamond
-
RTX 50 Series Hadir! NVIDIA Ungkap Cara Laptop Gaming Jadi Mesin AI untuk Mahasiswa
-
25 Kode Redeem FC Mobile 30 September: Klaim Pemain Bintang, Gem, dan Elite Pack Gratis!