Suara.com - Game Upin & Ipin Universe belakangan topik hangat di kalangan gamer dan warganet. Dibuat melalui kolaborasi antara Streamline Studios dan Les Copaque Production, game ini tengah menghadapi badai kontroversi. Di platform X (sebelumnya Twitter), seruan untuk memboikot game ini meluas, dengan tagar #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia menjadi sangat populer.
Alasan di balik seruan boikot ini cukup kompleks, mencakup berbagai isu mulai dari harga jual yang dianggap tidak masuk akal hingga masalah internal perusahaan yang lebih serius. Salah satu pemicu utama adalah harga game yang mencapai 177 ringgit Malaysia (sekitar Rp650.000). Banyak pihak menilai harga tersebut tidak sebanding dengan kualitas atau konten yang ditawarkan dalam game. Hal ini diperparah dengan kontroversi yang diduga merugikan streamer kenamaan, Windah basudara.
Lebih jauh, kontroversi ini diperparah dengan dugaan masalah internal terkait pembayaran karyawan. Menurut laporan dari Nmiagaming, Streamline Studios dikabarkan terlambat membayar gaji karyawan yang terlibat dalam pengembangan game ini selama berbulan-bulan. Selain itu, mantan karyawan yang telah di-PHK juga disebut-sebut belum menerima hak-hak mereka. Dalam komunikasi internal yang berhasil diverifikasi oleh Nmia Gaming, pimpinan studio mengakui adanya permasalahan keuangan dan operasional sebagai penyebab keterlambatan pembayaran gaji staf.
Les Copaque dan Streamline Studios
Game Upin & Ipin Universe, yang resmi dirilis pada 17 Juli 2025, merupakan hasil kerja sama Les’Copaque Production, sebagai kreator asli serial animasi populer Upin & Ipin, dan Streamline Studios, pengembang game profesional yang memiliki pengalaman luas di industri. Game ini berlatar Kampung Durian Runtuh yang dilengkapi suasana pasar, sawah, dan tradisi lokal, memungkinkan pemain menjelajahi lingkungan, membantu warga, serta mengenal budaya Malaysia melalui karakter Upin dan Ipin.
Dikembangkan untuk platform modern, game ini mengadopsi format open-world yang menawarkan kebebasan interaksi bagi pemain.
Les’Copaque Production adalah studio animasi yang berdiri tahun 2005 di Shah Alam, Selangor, Malaysia, dan dikenal sebagai otak di balik serial animasi Upin & Ipin. Serial ini telah meraih banyak penghargaan bergengsi dan ditayangkan di lebih dari 100 negara. Mereka juga sukses memproduksi film Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal yang bahkan masuk dalam daftar 32 kandidat nominasi Oscar 2019 untuk kategori film animasi.
Pendiri Les’Copaque adalah Haji Burhanuddin Md Radzi dan Hajah Ainon Ariff, bersama tiga alumni Multimedia University (MMU) yaitu Mohd Nizam Abdul Razak, Mohd Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaid Yasin. Misi utama mereka adalah memajukan industri animasi Malaysia dan membuka peluang bagi talenta lokal. Nama Les’ Copaque sendiri merupakan modifikasi dari istilah Melayu "Last Kopek" yang berarti kesempatan terakhir, namun dimodifikasi agar terdengar seperti bahasa Prancis, memberikan kesan unik dan ambisius.
Dalam pengembangan Upin & Ipin Universe, Les’Copaque memegang kendali penuh atas seluruh aspek kreatif, meliputi cerita, karakter, dan suasana Kampung Durian Runtuh. Mereka memastikan alur cerita dalam game tetap selaras dengan identitas Upin & Ipin yang sudah dikenal luas oleh penonton. Detail budaya dan visual yang menjadi ciri khas serial ini juga dipertahankan secara cermat dalam versi game.
Baca Juga: Berapa Harga Game Upin & Ipin Universe? Ini Link Downloadnya
Mengutip laman resmi mereka, Les’ Copaque fokus pada produksi animasi 3D berkualitas tinggi dengan citra lokal namun daya tarik global. Ambisi ini pertama kali diwujudkan melalui film pendek Mustahak Mission (2005) yang berhasil meraih beberapa penghargaan, termasuk Short Animated Film Gold Medal di Malaysia Video Award ke-10. Terobosan besar terjadi pada tahun 2007 dengan pengenalan karakter Upin dan Ipin dalam serial animasi pendek bertema Ramadan, ide dari Haji Burhanuddin untuk menguji minat masyarakat Malaysia terhadap animasi 3D lokal. Kedua karakter kembar ini dipilih karena desainnya yang sederhana dan mudah dianimasikan, dan tak disangka mendapat sambutan luar biasa, menjadikan Upin & Ipin ikon baru dari Malaysia.
Karya-karya besar Les’ Copaque Production meliputi film animasi Geng: The Adventure Begins (2009), Upin & Ipin: Jeng Jeng Jeng! (2016) dan Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal (2019). Serial TV populer mereka antara lain Upin & Ipin (2007–sekarang), Pada Zaman Dahulu (2011–sekarang), Puteri (2014), Upin & Ipin Iqra (2019–sekarang), dan Upin & Ipin: The Helping Heroes (2020–sekarang). Mereka juga memiliki proyek live action dari serial populernya yang bertajuk Kembara Warisan Detektif Upin & Ipin.
Profil Streamline Studios
Sebagai bagian dari Streamline Media Group, Streamline Studios memiliki pengalaman lebih dari dua dekade di industri game global. Studio ini terkenal karena kontribusinya dalam pengerjaan judul-judul game besar berkelas AAA seperti Street Fighter V, Final Fantasy XV, Marvel vs. Capcom: Infinite, Killer Instinct, dan Mortal Kombat.
Dalam proyek Upin & Ipin Universe, Streamline Studios bertindak sebagai pengembang utama yang bertanggung jawab pada aspek teknis. Ini meliputi desain dunia open-world hingga sistem permainan. Mereka memanfaatkan keahlian dalam penggunaan Unreal Engine 5 untuk membangun dunia Kampung Durian Runtuh menjadi lingkungan digital yang imersif dan dapat dijelajahi pemain.
Kerja sama antara Streamline Studios dan Les’Copaque Production dalam proyek ini adalah simbiosis yang penting. Les’Copaque menyediakan fondasi kreatif berupa cerita, karakter, dan arahan budaya, sementara Streamline Studios menangani seluruh bagian teknis, termasuk desain dunia permainan, grafis, dan sistem interaksi.
Berita Terkait
-
Apa Syarat Agar Game Upin & Ipin Universe Masuk Android?
-
Cara Download dan Install Game Upin & Ipin Universe, Panduan Lengkap untuk Pemula
-
Daftar Harga Game Upin & Ipin Universe di Semua Platform, Bikin Menjerit?
-
4 Cara Main Game Upin & Ipin Universe di Setiap Platform: PlayStation hingga Nintendo Switch
-
Viral di Indonesia Gegara Windah Basudara, Malaysia Boikot Upin & Ipin Universe
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Render Anyar Motorola Edge 70 Ultra: Ada Varian Carbon dan Martini Olive
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Hitung Kalori Terbakar Paling Akurat, Cocok untuk Pantau Diet
-
Tak Hanya Layar OLED, iPad Mini 8 Diprediksi Pakai Chip Lebih Bertenaga